M, warga Sukabumi tak menyangka acara syukuran yang digelar keluarganya berakibat keracunan massal. Dia mengaku prihatin atas kejadian tersebut.
"Iya (prihatin), sampai ada (korban) keracunan," ucap M, Kamis (6/6/2026).
M mengaku, ikut menyantap hidangan di acara yang diadakan pada Minggu (2/6/2024) tersebut. Meski dirinya tidak mengalami gejala apapun, ada salah satu keluarganya yang juga mengalami keracunan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita ngadain syukuran mau nikahin adik, syukuran dulu. Masakan biasa aja nasi, ikan ayam, beli di pasar. Saya juga makan paling banyak, keluarga ada yang kena (keracunan) adik saya," tutupnya.
Sementara itu, Kades Sekarwangi Abeng Baenuri mengungkapkan, data terbaru korban keracunan hingga hari ini mencapai 132 orang. Korban diketahui secara bertahap mendatangi Posko Darurat KLB keracunan dan ada yang mendapat rujukan ke RSUD Sekarwangi.
"Untuk terupdate hari ini, yang kena musibah keracunan sebanyak 132 orang, dibawa ke UGD 52 tambah lagi 2 orang. Yang masih mendapat penanganan medis 30 orang, yang lain sudah dipulangkan, sementara di posko masih ada 6 orang," kata Abeng.
Abeng mengimbau, warga untuk selalu berhati-hati ketika mengadakan acara yang mengharuskan pengolahan makanan dalam porsi banyak. Pemilihan bahan hingga bumbu mesti diperhatikan.
"Kami dari pemerintah mengimbau ke masyarakat, dalam pengolahan hati-hati, olahan itu dari bumbu harus diperhatikan apalagi bumbu yang sudah jadi lihat benar tanggal kadaluarsnya," ungkap Abeng.
Abeng juga menegaskan, sampel makanan dari hajatan tersebut saat ini masih diperiksa laboratorium. Untuk hasilnya Abeng mendapat informasi sekitar satu minggu.
"Sisa makanan sudah dibawa untuk di lab, olahan masakan hingga kue, kami masih menunggu hasil lab. Jenis makanan mana yang mengakibatkan keracunan informasinya 1 minggu baru ada hasilnya," pungkas Abeng.
(sya/mso)