Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Kamis (30/5/2024). Mulai dari PDIP yang incar kursi wagub Dedi Mulyadi dan Bima Arya hingga pria beristri berbuat mesum di toilet.
Berikut rangkuman Jabar hari ini:
1. PDIP Incar Kursi Wagub dari Dedi-Bima Arya
PDIP Jawa Barat telah memantapkan niat untuk mengincar kursi calon wakil gubernur. Bahkan Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono mengakui telah berkomunikasi dengan sosok-sosok potensial yang digadang-gadang maju sebagai calon gubernur.
Ono Surono mengakui, sulit bagi partainya untuk mengincar kursi gubernur. Karena itu, posisi nomor dua jadi hal realistis yang bisa diperjuangkan PDIP di Pilgub Jabar 2024. Ono mengungkap PDIP sudah menjalin komunikasi dengan beberapa partai untuk menjajaki kemungkinan koalisi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kan kita selain dengan Golkar, dengan Gerindra sudah komunikasi dengan kang Dedi Mulyadi sudah komunikasi, Bima Arya sudah komunikasi, termasuk dengan PKS. Kita komunikasi ke semua, jajaki terkait dengan peluang kerjasama itu," kata Ono, Kamis (30/5/2024).
Meski begitu, Ono menyebut kepastian dengan siapa PDIP akan berkoalisi dan berpasangan pada Pilgub Jabar nanti, masih belum bisa dipastikan. Sebab PDIP dan partai lain masih melihat-lihat hasil survei terkait Pilgub Jabar.
"Bisa dengan Ridwan Kamil dan Dedi Mulyadi atau Bima Arya, kita lihat dengan PKS bagaimana," ujarnya.
Ono juga mengaku, dari sejumlah nama di atas, dirinya paling intens menjalin komunikasi dengan Dedi Mulyadi. Nama Dedi Mulyadi sendiri masuk dalam bursa calon gubernur yang kemungkinan akan diusung Gerindra.
"Paling intens dengan Kang Dedi Mulyadi, karena sahabat dulu di Komisi 4 (DPR RI)," pungkasnya.
2. Hilang 3 Minggu Tanpa Kabar, Denis Ditemukan Jadi Kernet Elf
Seorang kondektur Elf jurusan Bandung-Cirebon bernama Afid Komara (35) atau biasa disapa Denis sempat dikabarkan hilang oleh keluarganya. Sebelum hilang Denis sempat pamit berangkat kerja.
Denis yang sebelumnya berprofesi sebagai ojek online (Ojol) hilang kontak setelah alih profesi menjadi kondektur Elf. Menurut istrinya, Denis sudah tak ada kabar selama 3 Minggu.
"Dia pamit dari rumah bilangnya mau ngenekan di Elf soalnya dari bulan puasa udah nggak ngojek. Daripada nganggur dia ngenekin Elf gitu," kata istri Denis, Ati Widyawati kepada detikJabar, Kamis (30/5/2024).
"Cuma ya itu udah 3 kali Rabu berarti udah 3 Minggu, kalau Rabu depan (belum pulang) berarti udah sebulan gak ada kabar," sambung warga Cicadas, Bandung itu.
Berbagai cara dilakukan Ati untuk mencari suaminya itu. Namun karena Denis yang tak pernah membawa handphone saat bekerja, sehingga cukup menyulitkan pencarian.
"Emang sengaja nggak bawa HP, ini hp-nya saya pegang. Karena kalau bawa HP tuh takut hilang, HP dia pernah hilang sebelumnya. Saya udah japri lewat WA ke tiap sopirnya katanya nggak ngelihat," ujar dia.
Disinggung apakah Denis sedang ada masalah, Ati memastikan suaminya itu tidak pernah mempunyai masalah apapun.
"Dia nggak pernah ada masalah sama siapapun, cuma waktu puasa itu nggak ngojek karena posisi sepi, jadi coba-coba ngenekin. Emang dari dulu dia ngenekin di Elf udah lama, cuman pas nikah sama saya dia sempat ngojek," jelas dia.
Namun untungnya, pencarian Denis berakhir pada hari ini, Kamis (30/5/2024). Ternyata Denis terlalu keasyikan mencari nafkah demi keluarganya.
"Alhamdulillah ada, ada orangnya. Dia katanya lagi ngenekin bus, barusan sopir Elf nya habis video call sama saya dia lagi nunggu busnya," ucap Ati.
3. Respons Aceng Fikri Usai Gugatan Pilgub Garut 2024 Ditolak Bawaslu
Mantan Bupati Garut Aceng Fikri kecewa usai gugatannya terkait proses pendaftaran Pilbup Garut 2024 jalur perseorangan kepada KPU ditolak oleh Bawaslu. Aceng akan melapor ke Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP).
"Ini cacat semua. Saya akan ke DKPP melaporkan pelanggaran yang dilakukan komisioner," kata Aceng kepada wartawan, Kamis (30/5/2024).
Aceng diketahui melakukan aksi walkout saat Bawaslu hendak membacakan putusan musyawarah penyelesaian sengketa Pilbup Garut 2024 yang digelar di Gedung Risma, Karangpawitan, pada Rabu, (29/5) sore kemarin.
Aceng menganggap, jika seluruh mekanisme yang dilakukan Komisi Pemilihan Umum maupun Badan Pengawas Pemilu cacat hukum. "Nggak ada sidang. Cacat semua," kata Aceng.
Terkait dengan aksi walkout yang dilakukan Aceng Fikri, Ketua Bawaslu Ahmad Nurul Syahid mengatakan hal tersebut merupakan hak dari yang bersangkutan. Namun, putusan hasil musyawarah tetap dibacakan oleh pihaknya dengan hasil gugatan ditolak seluruhnya.
"Ya itu hak mereka. Putusan tetap dibacakan, meskipun tidak ada pemohon, sampai selesai," ungkap pria yang akrab disapa Ayi tersebut.
Gugatan yang dilayangkan Aceng Fikri bermula ketika dirinya daftar menjadi bakal calon Bupati Garut didampingi wakilnya, Dudi Darmawan ke Komisi Pemilihan Umum (KPU). Aceng kemudian mengikuti sejumlah tahapan yang telah ditentukan.
Namun, belakangan diketahui jika KPU menyatakan jika Aceng gugur dalam pencalonannya sebagai calon bupati Garut via jalur perseorangan. Sebabnya, Aceng tidak bisa menyerahkan syarat dukungan minimal yang wajib diserahkan paslon independen ke KPU sebagai syarat mutlak.
Sesuai dengan aturan, setiap paslon independen wajib menyerahkan bukti syarat dukungan ke KPU sebanyak 129.939 pendukung. Jumlah tersebut merupakan persentase 6,5 persen dari total DPT di Garut yaitu sebanyak 1.999.061 orang.
Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari KPU, pihak Aceng Fikri hanya bisa menyerahkan sebanyak 80 ribuan bukti syarat dukungan hingga batas waktu terakhir pada tanggal 12 Mei 2024 silam.
Atas hal tersebut, pihak Aceng Fikri bereaksi. Aceng menilai jika KPU minim mensosialisasikan hal tersebut. Selain itu, terganggunya Sistem Informasi Pencalonan (Silon) di detik-detik terakhir sebelum masa input berakhir menjadi biang kerok.
Selain gugatan Aceng Fikri, Bawaslu juga diketahui menolak gugatan Agus Supriadi dalam kasus serupa. Dengan demikian, hampir bisa dipastikan jika Pilkada Garut 2024, sama sekali tidak akan diikuti oleh pasangan calon dari jalur independen.
4. Pria Beristri Nekat Berbuat Mesum di Toilet Masjid
Sepasang kekasih digerebek warga saat melakukan tindakan asusila di dalam toilet masjid di Kampung Pasiroray, Desa Sukaluyu, Kecamatan Sukaluyu, Cianjur, Jawa Barat.
Informasi yang dihimpun detikJabar, perbuatan mesum yang dilakukan lelaki dan perempuan itu awalnya terlihat oleh salah seorang warga, saat mereka terlihat memadu kasih di sekitaran masjid.
Setelah ditegur oleh warga, keduanya ternyata bukan pergi melainkan masuk ke dalam toilet masjid dan melanjutkan perbuatan mesumnya. Aksi keduanya pun kembali diketahui oleh warga yang akan melakukan aktivitas di masjid. Keduanya pun digiring warga keluar toilet.
Dalam video berdurasi 1 menit 44 detik yang beredar melalui pesan WhatsApp terlihat jika sang pria tidak mengenakan baju tengah terduduk di halaman masjid seraya dikerumuni oleh warga yang marah atas tindakannya.
Di sampingnya juga terlihat perempuan yang merupakan pasangan dari pria tersebut tengah menangis. Tidak lama, anggota polisi pun mengamankan sang pria agar tidak diamuk massa.
"Betul tadi malam kejadiannya, warga menemukan ada sepasang kekasih yang diduga melakukan tindak asusila di toilet masjid," ujar Kapolsek Sukaluyu Kompol Yayan Suharyana, Kamis (30/5/2024).
Menurut dia keduanya masih menjalani pemeriksaan di Mapolsek Sukaluyu. "Masih diperiksa. Pengakuannya hanya berciuman di dalam toilet, tidak sampai bersetubuh," kata dia.
Yayan mengungkapkan pasangan pria diketahui sudah memiliki istri, sedangkan kekasihnya masih berstatus lajang. "Kalau yang laki-laki sudah berkeluarga. Untuk tindak pidananya masih kami dalami, menunggu ada yang membuat laporan," kata dia.
5. Ular Sanca 3 Meter Sebabkan Gangguan Listrik di Tasik
Tim pemadam kebakaran (Damkar) Pemkot Tasikmalaya mengevakuasi seekor ular sanca yang terjebak di atas tiang listrik di Jalan Aboh RT 5 RW 2 Kelurahan Sukamulya, Kecamatan Bungursari, Kota Tasikmalaya, Rabu (29/5/2024).
Ular dengan panjang sekitar 3,5 meter itu terjebak di trafo milik PLN yang berada di puncak tiang listrik tersebut.
Kepala Bidang Damkar BPBD Kota Tasikmalaya, Boedi Santoso membenarkan adanya kejadian itu. Dia mengatakan kejadian itu diawali oleh kondisi sambungan listrik di wilayah tersebut yang tiba-tiba tidak stabil.
"Jadi awalnya listrik di kampung itu tidak stabil, biarpet. Lalu Ketua RT setempat melapor ke PLN," kata Boedi.
Saat petugas PLN hendak memeriksa trafo, mereka terkejut karena melihat ular sanca seukuran lengan orang dewasa melingkar di dekat trafo. Dia akhirnya memilih mundur dan meminta bantuan Damkar.
"Pihak PLN kemudian menghubungi kami, setelah dicek ternyata benar. Ular sanca itu membelit di dekat trafo," kata Boedi.
Pihaknya langsung mengevakuasi. Setidaknya butuh 3 orang petugas untuk meringkus ular yang telah mengganggu sambungan listrik tersebut.
"Butuh waktu sekitar 1 jam untuk mengevakuasi ular itu, listrik juga dipadamkan sementara," kata Boedi.
Petugas Damkar rupanya punya trik khusus untuk menangkap ular dengan lilitan yang mematikan itu. Langkah awal yang dilakukan adalah melilit bagian kepala ular dengan lakban. Langkah itu dilakukan agar ular kehilangan penglihatan dan tak bisa membuka mulutnya.
Setelah itu barulah petugas berusaha melepaskan lilitan tubuhnya di tiang listrik dan trafo. Petugas tampak harus berusaha ekstra untuk melepasnya.
Setelah berhasil melakukan evakuasi, sambungan listrik kembali normal. Ular tersebut diduga berasal dari saluran air kemudian melata naik ke tiang listrik. Sebagian warga menduga ular berasal dari kebun yang berada di sekitar lokasi.
Setelah ditangkap ular itu diberikan kepada salah seorang warga yang mengaku membutuhkan untuk pengobatan. "Habis ditangkap ada pedagang ikan yang butuh, akhirnya kami serahkan," kata Boedi.
Meski berhasil melakukan evakuasi, Boedi mengatakan petugas yang diterjunkan sebenarnya bukan pawang ular. "Bukan pawang, mereka hanya modal keberanian dan sedikit keterampilan yang diperoleh dari YouTube," kata Boedi.
Dia justru berharap dapat memberikan pendidikan khusus bagi timnya terkait kemampuan untuk menangani hewan liar. "Belum ada tim kami yang ikut diklat khusus penanganan hewan liar, semoga ke depan ada kesempatan," kata Boedi.
Dia menambahkan keluhan masyarakat terkait gangguan hewan liar yang membahayakan kerap muncul, pihak Damkar sendiri selama ini melakukan penanganan dengan peralatan dan kemampuan seadanya.
"Tapi Alhamdulillah selama ini tak ada keluhan yang tak bisa diselesaikan. Keluhan terkait ular, tawon, kalajengking, anjing galak dan lainnya selalu berhasil kami tangani," kata Boedi.
(bba/yum)