Wanti-wanti Bey Machmudin ke Plh Kadisdik Jabar soal Kecurangan PPDB

Wanti-wanti Bey Machmudin ke Plh Kadisdik Jabar soal Kecurangan PPDB

Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 29 Mei 2024 15:00 WIB
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin
Pj Gubernur Jabar Bey Machmudin. Foto: Bima Bagaskara/detikJabar
Bandung -

Penjabat Gubernur (Pj) Jawa Barat Bey Machmudin kembali mewanti-wanti agar pelaksanaan Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2024 berjalan transparan dan tanpa kecurangan.

PPDB 2024 tingkat SMA/SMK/SLB di Jabar akan dimulai pada 3-7 Juni 2024 untuk tahap 1 dan 24-28 Juni 2024 untuk tahap 2. Dalam pelaksanaannya, Bey meminta tidak ada lagi laporan terkait pungli selama proses PPDB.

Bahkan dia mengancam akan mencopot Plh Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) yang kini dijabat Ade Afriandi. Selain mencopot sebagai Plh, Ade juga terancam dicopot sebagai Kepala Satpol PP jika tidak mampu mengawal proses PPDB dengan baik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Ade walaupun hanya Plh, beliau menandatangani (fakta integritas). Berarti kalau ada apa-apa, beliau dicabut yang mana? Dua-duanya, sebagai Plh dan sebagai definitif Kasatpol PP," kata Bey, Rabu (29/5/2024).

Bey sebelumnya juga sempat mengancam akan mencopot jabatan Kadisdik Jabar definitif Wahyu Mijaya jika tidak bisa memastikan PPDB berjalan transparan dan adil. Saat ini, Wahyu Mijaya ditunjuk sebagai Pj Bupati Cirebon.

ADVERTISEMENT

Selain itu, Bey juga menyebut seluruh operator pelaksanaan PPDB 2024 juga telah menandatangani fakta integritas. Hal itu menurutnya jadi kabar baik untuk memastikan tidak ada lagi kecurangan dan pungli di PPDB tahun ini.

"Saya menyambut baik, karena sampai operator (tanda tangan fakta integritas). Kalau operator biasanya hanya sebagai pelaksana, sekarang menandatangani fakta integritas dan saya sangat menyambut baik," ucapnya.

Bey sejak awal ingin PPDB 2024 tidak ditemukan lagi kecurangan dalam bentuk apapun. Karena itu, dia juga meminta masyarakat untuk melapor jika mengetahui masih adanya kecurangan selama PPDB berlangsung.

"Silakan teman-teman, kalau ada yang tahu. Satu kursi berapa juta, laporkan pada kami. Kami akan tindak tegas. Kami juga kerjasama dengan Saber Pungli, jadi kalau ada titip-titip," jelas Bey.

Lebih lanjut, Bey mengungkapkan agar orang tua tidak memaksakan diri memasukkan anaknya ke sekolah favorit. Dia menyebut, jika anak tidak masuk dalam sekolah tujuan, ada baiknya tetap menempuh jalur resmi, bukan mengakali dengan berlaku curang.

"Jika tidak diterima di sekolah (yang diinginkan) bukan akhir dari segalanya. Masih banyak sekolah lain, mereka menata dengan baik, sekolah swasta juga sudah banyak yang bagus. Jadi artinya jangan hanya tertuju pada satu sekolah," ujarnya.

"Kalau di favorit diterima enggak apa-apa, cuma kalau enggak diterima, cari alternatif. Yang penting anak dapat pendidikan, banyak opsi," lanjutnya.

Menurut Bey pendidikan anak juga jadi tanggung jawab orang tua. Karena itu, selain di sekolah, orang tua wajib memberi pendidikan bagi anak saat berada di rumah.

"Orang tua bisa mengajarkan juga. Banyak hal lain yang perlu diajarkan, tidak hanya di sekolah. Untuk menjadikan anak berkembang sesuai dengan umur dan menjadi manusia seutuhnya," tutup Bey.

(bba/sud)


Hide Ads