Perlahan tapi pasti, sejumlah partai mulai menjalin peluang untuk berkoalisi dalam kontes Pilwalkot Bandung 2024. Meski begitu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) nampaknya belum mau terburu-buru memilih rekanan partai.
Disampaikan oleh Staf Desk Pilkada DPC PDIP Kota Bandung, Ari Setya Sakti bahwa langkah partai berlambang banteng itu masih dalam tahap menimang-nimang kemungkinan koalisi, sembari menunggu arahan dari DPP PDIP. Tapi, Ari mengaku telah melakukan penjajakan dengan Partai Gerindra dan Demokrat.
"Kalau komunikasi kami sudah dijalankan. Terutama lewat teman-teman kita di fraksi, pimpinan-pimpinan partai yang di fraksi DPRD Kota Bandung. Kemudian kita juga sudah dengan ketemu dengan Partai Demokrat dengan Partai Gerindra. Hanya memang ini baru masih dalam penjajakan jadi masih komunikasi politik," ucap Ari saat dihubungi detikJabar, Selasa (28/5/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Ari, PDIP tak akan buru-buru soal pemilihan partai koalisi. Ia pun sedikit menyinggung soal koalisi Pilwalkot Bandung 2019 lalu. Katanya, kala itu PDIP yang mulanya berkoalisi dengan Golkar dan Demokrat, secara tiba-tiba mengubah koalisi bersama PKB mengusung pasangan Nurul Arifin dan Chairul Yaqin Hidayat (Ruli).
"Kemudian dengan PKS pun kami berkomunikasi. Jadi ya masih cair ya, karena koalisi itu besoknya mau daftar masih bisa berubah kok. Lima tahun yang lalu kan kami begitu, sudah sama-sama tiba-tiba Golkar dan Demokrat buat pasangan baru lagi dengan Chairul," kata dia.
Ari menyebut, proses komunikasi itu belum membicarakan soal nama-nama calon atau wacana kerja sama politik. PDIP nampak banyak memperkirakan partai mana yang sesuai dengan visi misinya dan berpeluang bagus untuk diajak koalisi.
"Kalau dengan partai sesama Pilpres kan nggak punya kursi yang lainnya. Tapi kalau untuk ini mungkin mereka bisa sama-sama, tapi kita belum tahu. Yang kita utamakan adalah dari syarat 20% itu atau 10 kursi kan. Kami memang masih kurang, tapi sekarang masih penjajakan," ucapnya.
"Dan saya yakin yang lain juga belum sampai tahap koalisi baru komunikasi saja. Ada pun MoU yang dibuat juga mungkin masih dalam kerangka kerjasama politik untuk penjajakan. Tahap awal. Kemudian apapun juga itu nanti kan tergantung rekomendasi dikeluarkannya oleh DPP," lanjut Ari.
Saat disinggung tentang nama Bacawalkot Bandung 2024 dari PDIP, Ari tak banyak menjelaskan. Ia menyebut kapasitas tersebut ada pada tingkat DPD PDIP Jawa Barat.
Ari mengaku PDIP masih butuh waktu untuk menentukan kandidat terbaiknya. Partai yang identik dengan warna merah itu sepakat untuk menunggu surat penugasan dari DPP PDIP.
"Karena memang dari tiga nama itu, hanya satu orang yang mungkin dapet penugasan. Ya paling banyak dua gitu, nggak tiga-tiganya. Itu masih menunggu, jadi belum berani menyampaikan dan publish, nanti sudah ada surat tugas dulu kurang lebih di awal Juni ini sudah nampak," ujar Ari.
"Karena memang yang memiliki kewenangan untuk menyampaikan bacawalkot itu ya DPD. Tugas kami di DPC hanya menjaring nama-nama, dan kemarin sudah didapat ada 7 orang. Ini masih dalam pembahasan DPP dan DPD, lalu DPD menyerahkan kepada DPP untuk siapa yang diberikan surat tugas dengan berbagai macam penilaian. Awal Juni inilah ada survey skala internal gitu," imbuhnya.