Jutaan Gen Z di Jabar Jadi Pengangguran

Data Jabar

Jutaan Gen Z di Jabar Jadi Pengangguran

Rifat Alhamidi - detikJabar
Sabtu, 25 Mei 2024 15:00 WIB
Working in metaverse 3d rending
Ilustrasi pekerjaan (Foto: Getty Images/iStockphoto/XH4D)
Bandung -

Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data mengenai kondisi ketenagakerjaan di Jawa Barat (Jabar). Hasilnya, BPS mencatat jutaan warga Jabar yang tergolong generasi Z atau Gen Z merupakan pengangguran.

Sekedar diketahui, Gen Z merupakan kelompok demografis masyarakat yang lahir pada rentang tahun 1997-2012. Saat ini, umur para Gen Z diperkirakan mencapai usia 12-27 tahun yang didominasi usia anak-anak yang belum lama menamatkan pendidikan SMA maupun SMK.

BPS dalam rilisnya bertajuk 'Provinsi Jawa Barat Dalam Angka 2024' kemudian mencatat jumlah keseluruhan penduduk Jabar mencapai 50,345 juta jiwa pada 2023. Jumlah penduduk Gen Z pun tercatat mencapai 8.121.701 jiwa, dan itu belum termasuk kelompok umur 10-14 tahun yang mencapai 3.910.701 jiwa dan usia 25-29 tahun sebanyak 4.081.583 jiwa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu, dari jutaan jumlah penduduk Gen Z di Jabar, BPS mencatat hanya 2.959.961 orang yang berstatus bekerja pada 2023. Ini belum dihitung dengan 2.762.870 orang yang masuk dalam kategori usia 25-29 tahun pendudukan yang berstatus bekerja.

Sayangnya, jumlah pengangguran dari kalangan Gen Z di Jabar yang dicatatkan BPS juga terbilang begitu besar. Tercatat, 1.169.192 Gen Z menjadi pengangguran di Tanah Pasundan pada 2023, dan itu belum termasuk hitungan 258.100 orang dari kelompok umur 25-29 tahun.

ADVERTISEMENT

Jumlah ini juga dikuatkan oleh data angka pengangguran yang dibagi berdasarkan lulusan di tingkat pendidikan warga Jabar. Tercatat pada 2023, lulusan SD yang menganggur mencapai 363.602 jiwa, lulusan SMP 314.419 jiwa, lulusan SMA/SMK 1.065.485 jiwa dan diploma/S1 mencapai 144.781 jiwa.

Mengutip laman Open Data Jabar https://opendata.jabarprov.go.id/, sejumlah kecenderungan mengapa jumlah pengangguran dari kalangan Gen Z begitu besar kemudian disebutkan. Mulai dari faktor cara pandang Gen Z terhadap dunia kerja, ketidakcocokan keahlian dengan kebutuhan pasar kerja, hingga faktor pilihan sekolah dan jurusan yang tidak tepat sasaran.

(ral/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads