7 Parpol Non Parlemen Bersatu Hadapi Pilkada Kota Tasikmalaya 2024

7 Parpol Non Parlemen Bersatu Hadapi Pilkada Kota Tasikmalaya 2024

Faizal Amiruddin - detikJabar
Rabu, 22 Mei 2024 20:30 WIB
Gabungan Parpol non parlemen berfoto bersama bakal calon Dicky Candra usai pertemuan
Gabungan Parpol non parlemen berfoto bersama bakal calon Dicky Candra usai pertemuan (Foto: Faizal Amiruddin/detikJabar).
Tasikmalaya - Partai politik (Parpol) non parlemen di Kota Tasikmalaya tak mau ketinggalan untuk ikut berselancar dalam konstelasi politik jelang Pilkada 2024. Partai-partai yang gagal mendapatkan kursi DPRD dalam Pileg lalu ini, bersekutu untuk menyatukan kekuatan dan mendukung calon Wali Kota Tasikmalaya.

"Berkaitan dengan Pilkada kami juga ingin berperan aktif, mendorong lahirnya pemimpin terbaik bagi Kota Tasikmalaya," kata Yuhendra Effendi dari Partai Buruh, Rabu (22/5/2024).

Yuhendra mengatakan, tujuh Parpol non parlemen di Kota Tasikmalaya telah berhimpun untuk menyatukan kekuatan dalam wadah Koalisi Parpol Peduli Tasikmalaya (Kompas). Tujuh Parpol non parlemen itu adalah PSI, Partai Buruh, Partai Hanura, Perindo, PKN, Partai Garuda dan Partai Patriot.

"Tujuh Parpol ini bertekad untuk mendukung kandidat Wali Kota yang menurut kita terbaik untuk kemaslahatan Kota Tasikmalaya, caranya kami terus membangun awal dengan semua kandidat," kata Yuhendra.

Dia mengatakan, sejauh ini sudah ada sekitar 5 orang kandidat yang sudah berkomunikasi dengan Parpol non parlemen ini. Yang terbaru adalah pertemuan dengan Dicky Candra dan Syarif Munawar Fauzi pada Selasa (21/5/2024) malam. Sebelumnya mereka juga sudah diundang Partai Golkar dan diajak untuk mendukung Muhammad Yusuf.

"Sudah beberapa calon membangun komunikasi, Dicky Candra, Syarif Munawar Fauzi, Golkar, Azies Rismaya dan calon lainnya," kata Yuhendra.

Meski kekuatan Parpol ini acap kali dipandang kecil, namun Yuhendra mengaku, pihaknya percaya diri bisa ikut mewarnai bahkan menjadi penentu dalam Pilkada. Dalam Pileg lalu, perolehan suara 7 Parpol ini berada di kisaran angka 10 ribu.

"Tapi jangan salah, Pilkada lalu selisih antara pemenang hanya 10 ribu," kata Yuhendra.

Terlepas dari konteks kekuatan Parpol, Yuhendra mengatakan poin penting dari langkah yang mereka ambil adalah ikut berperan dalam melahirkan pemimpin terbaik bagi Kota Tasikmalaya. "Kami sadar kami tak punya kursi tapi kami akan bersikap, kami akan menjatuhkan dukungan kepada kandidat yang punya komitmen dan konsep jelas bagi kemajuan Kota Tasikmalaya," kata Yuhendra.

Sejauh ini Yuhendra menegaskan pihaknya belum menjatuhkan pilihan, meski sudah bertemu dengan banyak calon. "Waktu masih panjang, kami melihat dulu situasi masih cair, jadi kita belum ada komitmen dengan kandidat mana pun," kata Yuhendra.

Salah seorang bakal calon Wali Kota Tasikmalaya Dicky Candra mengatakan keberadaan Parpol non parlemen ini tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebagai lembaga politik peserta Pemilu, mereka memiliki militansi yang kuat untuk memperjuangkan aspirasinya dalam perhelatan Pilkada di Kota Tasikmalaya.

"Yang kecil itu biasanya memiliki semangat yang kuat, militansi mereka lebih besar. Sebagai Parpol mereka juga memiliki kewajiban untuk ikut berperan dalam Pilkada," kata Dicky.

Sebelumnya Sekretaris DPD Golkar Kota Tasikmalaya Eries Hermawan secara terbuka mengajak Parpol non parlemen itu untuk bergabung bersama koalisi yang telah dibangun Golkar dan PAN di Pilkada Kota Tasikmalaya. Eries mengajak mereka untuk berjuang bersama memenangkan M Yusuf sebagai Wali Kota Tasikmalaya.

"Kami mengajak untuk bergabung karena kita itu sama-sama partai politik peserta Pemilu. Besar atau kecil mereka memiliki kekuatan yang tak bisa dipandang sebelah mata dalam Pilkada," kata Eries.

Dia menjelaskan meski sejauh ini belum ada komitmen atau keputusan, namun dengan menjalin komunikasi dia berharap ada peluang untuk bersama-sama menghadapi Pilkada Kota Tasikmalaya 2024. (mso/mso)



Hide Ads