Tangis Pilu Keluarga Kala Jasad Farid Dikebumikan

Round-Up

Tangis Pilu Keluarga Kala Jasad Farid Dikebumikan

Tim detikJabar - detikJabar
Selasa, 21 Mei 2024 08:30 WIB
Keluarga Menyambut Kedatangan Peti Mati Farid Ahmad di rumah duka
Keluarga Menyambut Kedatangan Peti Mati Farid Ahmad di rumah duka (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Bandung Barat -

Farid Ahmad (34), warga Kabupaten Bandung Barat (KBB) itu menjadi satu dari tiga korban meninggal dalam insiden pesawat latih yang jatuh di kawasan BSD, Tangerang Selatan, pada Minggu (19/5/2025). Siapa sangka, Farid gugur saat bertugas. Ia pulang ke rumah dalam keadaan sudah tak bernyawa.

Peti jenazah Farid disambut tangisan keluarga pada Senin (20/5/2024) siang, saat tiba di rumah duka Kompleks Grand Villa Cihanjuang nomor 6, Kampung Cisasawi, RT 01/RW 05, Desa Cihanjuang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Jelang pemakamannya di TPU Kampung Cisasawi, orang tua, istri, dan tiga anaknya tak sanggup membendung kesedihannya. Sang istri, Rina Aprianti terlihat datang ke pemakaman dengan mata sembab.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Air matanya tak berhenti mengucur kala semakin dekat dengan liang lahad mendiang suaminya. Tak hanya Rina, tiga anak kembar buah hatinya dengan mendiang Farid juga tak henti-hentinya menjerit mendapati tubuh ayah mereka terbujur kaku dalam balutan kain kafan.

Terdengar histeris anak mendiang Farid memanggil 'papa' saat peti mati dibawa masuk ke dalam rumah. Dari dalam rumah duka, teriakan tiga anak mendiang Farid nyaring terdengar.

ADVERTISEMENT

Tiga anak kembar mendiang Farid baru berusia 5 tahun. Namun mereka sudah mengetahui kepergian berteriak 'papa jangan tinggalin dede', 'papa kenapa ninggalin dede', 'papa dede sayang papa'.

Waktu itu jadi kali terakhir keluarga kecil itu saling bertatap. Setelah tanah diurug ke liang lahad, jadi momen terakhir Rina dan tiga buah hatinya bisa melihat tubuh Farid secara langsung.

Rasa terkejut dan sedih tak mampu terbendung keluarga. Bagaimana tidak, mulanya mereka mengetahui kabar duka itu dari berita di televisi. Namun saat itu, keluarga belum sepenuhnya yakin.

"Jadi awalnya baru dapat nama Farid Ahmad, tapi kita belum yakin. Tapi setelah ada yang telepon keluarga dari Jakarta, baru di situ istrinya berangkat ke Jakarta untuk memastikan," kata Nandang Suhana (53), paman mendiang Farid, Senin (20/5/2024).

Mustafa (23), sepupu Farid pun mengenang kebaikan mendiang semasa hidup. Mustafa mengaku bersaksi atas segala kebaikan mendiang terhadap anak istrinya, keluarga, serta tetangga.

"Saya bersaksi almarhum adalah sosok yang baik, ramah, dan mudah bergaul. Buktinya saat jenazah dipulasara di Jakarta kemarin, kita dipermudah karena banyak teman-teman almarhum yang membantu," kata Mustafa.

Sementara soal tugas mendiang sebelum mengalami insiden, Mustafa menyebut keluarganya mengetahui agenda tersebut. Namun takdir berkehendak lain, hingga akhirnya kabar duka diterima keluarga.

Tak cuma sepupu yang menyimpan memori baik tentang Farid. Busrol Karim (51), tetangga Farid pun mengenal mendiang sebagai tetangga yang baik di tengah kesibukannya sebagai teknisi di Bandung Pilot Academy.

"Saya tahunya itu tadi pagi, sudah ramai-ramai di sini. Ternyata Pak Farid yang kecelakaan di BSD. Kaget pastinya, saya terakhir ketemu 3 hari lalu," kata Busrol saat ditemui di rumah duka, Senin (20/5/2024).

"Baik dia, cuma memang jarang pulang ke sini mungkin karena sibuk bekerja ya. Kalau di sini ya dia ke masjid, ngobrol sama warga. Pasti kehilangan lah," tambahnya.

Mendiang Farid sebelumnya tinggal di Gegerkalong, Kota Bandung. Baru empat tahun, ia tinggal di rumahnya saat ini. Di rumah duka, Farid tinggal bersama istri dan tiga orang anaknya.

"Beliau tinggal di sini kurang lebih empat tahun. Tapi kalau menurut KTP beliau adalah warga di Gegerkalong," kata Kepala Desa Cihanjuang, Gagan Wirahma.

Berdasarkan keterangan keluarga korban, kata Gagan, mendiang Farid yang berprofesi sebagai teknisi itu jarang naik pesawat. Sampai akhirnya ia naik pesawat latih dan mengalami insiden.

"Pekerjaannya itu sebagai mekanik pesawat di Nurtanio Bandung dan sudah lama bekerja. Sebetulnya beliau jarang naik pesawat, namun sudah takdir Allah beliau naik pesawat tersebut dan kecelakaan," kata Gagan.

(aau/mso)


Hide Ads