Berbagai peristiwa terjadi di Jawa Barat pada Rabu (15/5/2024) hari ini, mulai dari harapan keluarga Vina soal janji polisi yang memburu pelaku, Napi Lapas di Cirebon yang kendalikan impor sabu hingga viral bocah pria dibawa emak-emak di Sukabumi. Berikut ringkasan dari beberapa peristiwa tersebut dalam Jabar hari ini.
Asa Keluarga Vina di Balik Janji Polisi
Polda Jabar memastikan akan terus memburu para pelaku pembunuhan sadis terhadap Vina dan kekasihnya Rizky atau Eky yang terjadi pada tahun 2016 silam. Pihak keluarga pun menaruh harapan besar agar polisi dapat segera meringkus tiga pelaku yang masih buron.
Vina merupakan gadis asal Cirebon yang tewas akibat dibunuh secara keji oleh kawanan geng motor. Dalam kejadian ini, Vina tewas bersama kekasihnya, Eky. Keduanya dianiaya hingga akhirnya meninggal dunia. Bahkan, Vina juga sempat diperkosa oleh para pelaku.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kini, peristiwa sadis yang dialami Vina kembali jadi sorotan usai kisahnya diangkat ke layar lebar. Film yang ambil kisah nyata itu berjudul Vina: Sebelum 7 Hari.
Delapan tahun berlalu, kasus yang menimpa Vina dan kekasihnya, Eky ternyata belum sepenuhnya tuntas. Ada 3 dari 11 pelaku pembunuhan yang masih buron. Polisi menyatakan akan terus berupaya keras memburu tiga pelaku tersebut.
Menanggapi hal itu, pihak keluarga Vina pun menaruh harapan besar kepada polisi agar para pelaku yang masih buron segera ditangkap dan diadili. Kakak Vina, Marliayana mengatakan, dengan adanya film Vina: Sebelum 7 Hari, dirinya berharap agar kasus yang menimpa adiknya bisa kembali mendapat perhatian.
"Katanya kan Polda (Jabar) sudah bergerak, nah keluarga (Vina) sedikit senang. Berarti nggak sia-sia kita menyetujui untuk dibuat film. Kalau keluarga inginnya (pelaku) cepat ketangkap, cepat diadili," ucap Marliyana, Rabu (15/5/2024).
Sejak terjadinya aksi pembunuhan sadis terhadap Vina, Marliayana sendiri mengaku belum mengetahui identitas lengkap dari para pelaku yang masih buron. Baik alamat lengkap maupun tampang dari para pelaku itu.
"Sebelum dibuat film, itu nggak ada informasi (tentang pelaku). Nggak ada informasi mukanya kaya gimana, alamatnya di mana. Yang saya tahu cuma nama sama umur saja," ucap Marliyana.
Saat ini, Marliyana pun sangat berharap agar pihak kepolisian dapat segera menangkap tiga pelaku pembunuhan Vina yang hingga kini masih buron. Marliyana berharap agar para pelaku dapat diadili atas perbuatan yang mereka lakukan.
"Harapan saya (para pelaku) cepat ketangkep dan cepat diadili," kata Marliyana.
Pria Asal Ciamis Hilang Saat Melaut
Sona Akmal Mustopa (27) pria asal Kelurahan Ciamis, Kabupaten Ciamis, dikabarkan hilang di laut Kalimantan. Menurut keluarga Sona bekerja sebagai ABK pencari ikan baru sekitar sebulan lalu.
Sartika Hidayati (31), istri Sona, menjelaskan, awalnya suaminya mendapat lowongan kerja dari media sosial menjadi ABK penangkap ikan di wilayah Cirebon. Sona pun kemudian berangkat ke Cirebon menggunakan jasa travel pada hari ketiga lebaran.
"Hari ketiga lebaran dijemput sama travel ke Cirebon. Katanya perusahaan ikan," ujar Sartika, Rabu (15/5/2024).
Menurut Sartika, setelah sampai di Cirebon beberapa hari, ternyata suaminya digeser ke bagian kapal di Indramayu dengan pemilik yang lain. Awalnya Sona masih sering memberi kabar ke istrinya sudah berada di laut. Namun pada tanggal 21 April 2024, Sartika mulai hilang kontak dengan suaminya.
"Kata suami saya, dia akan mancing ke Kalimantan. Katanya di sana sudah tidak ada sinyal. Sempat ngabarin juga perjalanan Indramayu ke Kalimantan sekitar 3 hari. Kalau tidak ngabarin berarti sudah berangkat ke Kalimantan," jelasnya.
Meski dikabari tak ada sinyal, Kartika tetap mengirim pesan singkat kepada suaminya dan juga temannya yang ada di kapal tersebut namun tak ada kabar. Pada tanggal 13 Mei 2024, Kartika mencoba menghubungi teman suaminya dan terhubung.
Pada saat itu Kartika mendapat kabar duka. Teman suaminya menghubungi lalu memberi kabar Sona hilang diduga tenggelam di laut Kalimantan. Hingga saat ini belum ditemukan.
"Jadi katanya, kapal sudah di Indramayu sehingga ada sinyal untuk hubungi saya. Saya baru dapat kabar suami hilang itu tanggal 13 Mei 2024. Berarti sudah semingguan," ucapnya.
Sartika menjelaskan, dari pihak kapal tempat suaminya bekerja sempat menghubungi dan meminta alamat karena akan datang ke Ciamis. Tapi kembali menghubungi agar Kartika datang ke Indramayu dengan membawa berkas kependudukan.
"Tadinya dari sana yang mau ke sini, tapi tiba-tiba saya yang harus ke sana katanya bawa berkas," jelas Kartika.
Viral Bocah Pria Dibawa Emak-emak di Sukabumi
Sebuah tangkapan layar unggahan media sosial Facebook viral di aplikasi perpesanan. Narasi tertulis di tangkapan layar tersebut mengungkap anak pria yang hilang saat membeli es di daerah Cicantayan, Kabupaten Sukabumi.
Dilihat detikJabar, masih dari narasi tangkapan layar menyebut adanya saksi yang melihat anak lelaki tersebut di bawa oleh emak-emak, namun tidak lama ada tangkapan layar kedua yang mengabarkan jika anak tersebut ditemukan tenggelam meninggal dunia. Apa kata polisi?
"Bukan dibawa orang, menurut saksi keterangan RT dan RW tetangga semuanya, informasi itu tidak benar. Agar tidak simpang siur, anak tersebut meninggal dunia tenggelam di kolam. Ini agar tidak simpang siur itu informasinya," kata Kapolsek Cibadak, Resor Sukabumi Kompol Ridwan Ishak kepada detikJabar, Rabu (15/5/2024).
Penelusuran detikJabar, unggahan tersebut tidak lagi ditemukan di grup Facebook sesuai yang terdapat pada tangkapan layar, diduga pemilik akun sudah menghapus unggahan tersebut. Polisi kemudian mengungkap kronologi memilukan terkait nasib bocah pria tersebut.
"Kejadiannya kemarin, kemudian TKP di Cicantayan tepatnya di Desa Cimahi Cicantayan. Korban berusia 5 tahun bapaknya inisia F (38), ibunya S (23) dan mereka sudah bercerai. Korban tenggelam di kolam ikan belakang rumah ayahnya," jelas Ridwan.
Napi Lapas Cirebon Kendalikan Impor Sabu
Jeruji besi nampaknya tidak membuat Gerry Herwandi jera. Pria asal Cicendo, Kota Bandung, yang masih mendekam di Lapas Gintung, Cirebon itu kedapatan mengendalikan impor sabu seberat 2 kilogram dari Pakistan ke Indonesia.
Aksi kejahatan yang Gerry lakukan tertuang dalam berkas dakwaan jaksa penuntut umum (JPU) Kejati Jawa Barat. Dikutip detikJabar, Rabu (15/5/2024), Gerry dibantu 3 orang suruhannya yaitu Faisal Amirudin, Eltron Siddiq Setiawan dan Alvien Cristian Arifien alias Monster.
Semuanya bermula pada 13 November 2024. Gerry Waktu itu disebut membeli narkoba jenis sabu dari Pakistan seberat 2,06 kilogram dengan Harga Rp 600 juta. Sabu itu pun dibeli secara tunai oleh Gerry meski ia sedang mendekam di dalam penjara.
Kemudian, Gerry mengatur pengirimannya ke wilayah Gegerkalong, Kota Bandung dengan nama penerima yaitu Ellin Karolina. Dalam berkas dakwaan, sabu itu diterangkan dikirim dari Pakistan atas nama Muhamad Anwar alias Nawaz.
Belakangan diketahui, nama penerima tersebut ternyata fiktif dan diduga sudah disiapkan Gerry supaya tidak menimbulkan kecurigaan dari petugas. Lalu, meski mendekam di blok A6 Lapas Khusus Kelas IIA Gintung, Cirebon, Gerry bisa memerintah Faisal Amirudin untuk mengambil sabu itu ke kantor Pos di Bandung.
Sebelum diambil, pada 14 November, Gerry memerintahkan Faisal untuk membayar pajak paket sabu itu karena dikirim dari Pakistan. Sebagai imbalannya, Gerry lalu mentransfer uang Rp 2,5 juta kepada Faisal untuk keperluan tersebut.
Rupanya, aksi penyelundupan sabu impor dari Pakistan yang dilakukan Gerry cs ini sudah tercium Subdit 1 Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri. Setelah berkoordinasi dengan pihak Bea Cukai dan kantor Pos di Bandung, polisi bergerak untuk menciduk mereka semua.
Setibanya di kantor Pos di Bandung, Faisal lalu memberi kabar kepada Gerry bahwa paket sabunya berupa karung besar yang tak bisa Faisal bawa sendirian. Gerry lalu menghubungi Eltron Siddiq Setiawan untuk dating dan membantu Faisal membawa paket tersebut.
Untuk memudahkan Faisal dan Eltron, Gerry lalu menyuruh seseorang di luar lapas berinisial ATI dengan modus mencarikan mobil sewaan. Gerry waktu itu tidak memberi tahu ATI harus mengambil paket berisi sabu, dan hanya mengatakan meminta bantuan untuk pindakan kosan.
Setelah ATI mendapat mobil sewaan, Gerry lalu memberikan nomor ATI kepada Eltron. Singkat cerita, ATI lalu bertemu dengan Eltron dan Faisal yang sudah menunggunya di kantor Pos di Bandung untuk membawa paket sabu 2 kilogram tersebut.
Begitu sabu itu sudah diangkut, Gerry memerintahkan Eltron supaya mengirim barang haram tersebut kepada Alvien Cristian Arifien alias Monster yang menunggu di Rancaekek, Kabupaten Bandung. Singkatnya, paket sabu 2 kilogram itu akhirnya sampai di tangan Monster.
"Bahwa terdakwa Gerry Herwandi menjanjikan akan memberi uang Rp 20 juta kepada Faisal Amirudin setelah menyelesaikan pekerjaan yang diperintahkan terdakwa Gerry Herwandi. Sedangkan kepada Eltron Siddiq Setiawan dijanjikan akan diberikan uang Rp 2 juta, dan Alvien Cristian Arifien dijanjikan kan diberi uang Rp 20 juta setelah berhasil menjual sabu-sabu yang ada di dalam karung putih besar tersebut pesanan terdakwa Gerry Herwandi," demikian bunyi dakwaan yang dikutip detikJabar.
Begal Pasutri di Padalarang
Dua pemuda babak belur dihajar massa usai kedapatan melakukan pembegalan terhadap sepasang suami istri yang mengendarai sepeda motor di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Dua pelaku AH alias Kabla (23) dan A (20) ditangkap warga yang mendengar teriakan minta tolong dari korban sesaat setelah kejadian, Selasa (14/5) sekitar pukul 20.00 WIB. Warga ramai-ramai mengejar kedua pelaku yang mengendarai sepeda motor.
Kapolsek Padalarang, AKP Kusmawan mengatakan pihaknya menerima informasi dari warga soal aksi dua begal yang diamankan warga. Setelah itu, personel Unit Reskrim Polsek Padalarang mendatangi lokasi kejadian.
"Kami sudah amankan dua pelaku begal yang terjadi Selasa malam kemarin. Saat ini mereka masih dalam pemeriksaan sesuai dengan apa yang telah mereka perbuat," kata Kusmawan saat ditemui di Polsek Padalarang, Rabu (15/5/2024).
Peristiwa itu bermula saat kedua korban menggunakan sepeda motor melaju di Jalan Raya Padalarang, dari arah Padalarang menuju Cianjur. Tepat di belakang mereka, pelaku sudah membuntuti.
"Akhirnya tepat di dekat Ciburuy, pelaku yang berboncengan memepet motor korban. Pelaku yang di bagian belakang, lalu merebut tas korban menggunakan senjata tajam golok, jadi tali tasnya disabet sehingga putus," kata Kusmawan.
Setelah mendapatkan tas korban, pelaku kemudian kabur ke arah Ciburuy melalui Jalan Sadang. Di situ, korban lalu mengejar pelaku dan berteriak minta tolong.
"Jadi di Jalan Sadang itu pelaku melambatkan motornya, karena menyangka korban tidak mengejar. Tapi setelah sadar korban mengejar dan teriak minta tolong, warga yang mendengar itu langsung mengejar pelaku," kata Kusmawan.
Pelaku sempat mengacung-acungkan senjata tajam yang dibawa supaya warga tidak ada yang mendekat. Mereka kabur ke arah Jalan Purwakarta-Padalarang melewati daerah Cikamuning lalu masuk ke arah Jalan Stasiun Cilame.
"Nah akhirnya dua pelaku itu berhasil diamankan di daerah Cilame itu dengan bantuan warga. Alhamdulillah tidak ada yang terluka," kata Kusmawan.
(sya/iqk)