Perjuangan Siswa SD di Pelosok Cianjur Menerjang Jalur Licin-Terjal

Perjuangan Siswa SD di Pelosok Cianjur Menerjang Jalur Licin-Terjal

Ikbal Slamet - detikJabar
Rabu, 15 Mei 2024 14:00 WIB
SDN Budisetra dan SDN Ciawitali di Kabupaten Cianjur rusak.,
SDN Budisetra dan SDN Ciawitali di Kabupaten Cianjur rusak. Foto: Ikbal Selamet/detikJabar
Cianjur -

Perjuangan puluhan siswa SDN Budisetra dan SDN Ciawitali yang berada di pelosok Kabupaten Cianjur, Jawa Barat untuk bisa belajar patut untuk diacungi jempol.

Tidak hanya belajar di bawah tenda darurat lantaran bangunan sekolah yang ambruk dan rusak, para siswa juga harus menempuh perjalanan jauh melalui jalur ekstrem untuk bisa sampai ke sekolah. Kedua sekolah ini berlokasi di tengah perbukitan, di mana banyak siswa yang rumahnya berada jauh dari tempat sekolah itu berada.

Untuk sampai ke sekolah tersebut, siswa harus bejalan kaki melalui jalur perbukitan dan jalan setapak. Terjauh siswa berjalan kaki dengan jarak 3-4 kilometer.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Waktu tempuh siswa dari rumah menuju sekolah pun bisa sampai 45 menit dengan berjalan kaki. Tak ayal siswa pun harus berangkat sejak pagi buta agar bisa datang ke sekolah tepat waktu, sebelum pukul 07.00 Wib.

"Ke sekolah jalan kaki, lewat jalan yang menanjak. Kalau musim hujan lebih susah karena jalan licin, jadi kadang dilepas dulu sepatunya. Dipakai lagi sepatu setelah sampai sekolah," ungkap Amelia, salah seorang siswa SDN Budisetra, Selasa (14/5/2024).

ADVERTISEMENT

Menurutnya sesampainya di sekolah, dia dan temannya pun harus dihadapkan dengan kondisi bangunan yang rusak. Bahkan siswa SDN Ciawitali yang merupakan sekolah terdekat kondisinya lebih parah dimana bangunan sekolahnya sudah ambruk.

Dia dan siswa lainnya pun terpaksa belajar di bawah tenda darurat yang dibangun orangtua siswa dan guru.

"Sedih begitu datang ke sekolah belajarnya tidak di kelas tapi di tenda. Panas kalau menjelang siang. Inginnya seperti di sekolah lain yang bisa belajar nyaman di kelas, teduh," kata dia.

Kendati begitu, dia mengaku tetap tidak menyerah dan semangat belajar dengan mengenyam pendidikan setinggi-tingginya.

"Tetap semangat, setelah lulus ingin lanjut ke SMP dan SMA. Ingin juga bisa kuliah," kata dia.

Di sisi lain, Suhendi salah seorang guru SDN Ciawitali mengatakan semangat siswa di sekolahnya pun sangat tinggi demi bisa belajar. Para siswa tetap antusias meski dengan segala keterbatasan.

"Kalau musim panas mereka rela berjalan jauh untuk belajar. Kalau musim hujan kemarin mereka juga antusias belajar meski kegiatan belajar mengajar digelar di rumah guru. Kalau ke sekolah khawatir, jalannya kan ekstrem," kata dia.

Dia berharap semangat siswa untuk mengenyam pendidikan tinggi bisa didukung dengan sarana dan prasarana gedung sekolah yang memadai. "Kami harap segera ada perbaikan gedung sekolah supaya siswa bisa lebih nyaman belajar," kata dia.

(sud/sud)


Hide Ads