DBD di Jabar Terus Naik hingga 23 Ribu Kasus, 193 Orang Meninggal

DBD di Jabar Terus Naik hingga 23 Ribu Kasus, 193 Orang Meninggal

Bima Bagaskara - detikJabar
Rabu, 08 Mei 2024 19:00 WIB
Mosquito sucking blood on a human hand
Ilustarasi (Foto: thinkstock).
Bandung -

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Barat diam-diam cukup mengkhawatirkan. Setiap hari, terjadi penambahan kasus orang yang terjangkit DBD, bahkan angka kematian akibat nyamuk aedes aegypti juga terus meningkat.

Data terbaru Dinas Kesehatan per tanggal 5 Mei 2024, kasus DBD di Jabar mencapai 23.255 kasus dengan angka kematian mencapai 193 orang. Angka itu meningkat 11.526 kasus dan 88 kematian dalam satu bulan lebih sejak 25 Maret 2024 lalu.

Masih dari data Dinas Kesehatan, Kota Bandung jadi wilayah penyumbang kasus DBD tertinggi di Jabar, yakni mencapai 3.468 kasus. Sedangkan untuk angka kematian, ada di wilayah Kabupaten Bandung dengan 29 orang.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dinas Kesehatan juga mencatat penderita DBD terbanyak ada pada kelompok usia 15-44 tahun dan 5-14 tahun yang merupakan usia anak sekolah dan pekerja produktif dengan mobilitas tinggi. Sedangkan angka kematian terbanyak, terjadi pada usia anak sekolah yakni 5-14 tahun.

"Data terakhir dari 5 Mei 2024 yang dihitung kasus terkumpul dari beberapa Kabupaten dan kota itu dihitung, kasus yang tercatat adalah 23.255 kasus. Kasus kematian 193 kasus," kata Kabid P2P Dinas Kesehatan Jabar, Rochady Hendra Setia Wibawa, Rabu (8/5/2024).

ADVERTISEMENT

"Kasus terbanyak di Kota Bandung ada 3.468 kasus kemudian Kota Bogor 1.942 kasus, Kabupaten Bandung Barat 1.331 kasus. Untuk kasus kematian terbanyak ada di Kabupaten Bandung 29, Kota Bekasi 19 kasus, Kabupaten Subang tercatat 19 kasus," lanjutnya.

Menurutnya penularan DBD di Jabar tidak hanya terjadi di rumah, melainkan juga di sekolah hingga perkantoran. Karena itu, menjaga kebersihan lingkungan jadi hal wajib yang mesti dilakukan untuk menekan penukaran DBD dan perkembangbiakan nyamuk.

"Kalau kita lihat memang mungkin penyebaran tidak saja di rumah tapi di kantor atau lingkungan sekolah yang sanitasi atau kamar mandi dan toilet atau ember tidak rutin di kuras. Sehingga mungkin atau berpotensi nyamuk berkembang biak di tempat tersebut," ucapnya.

Rochady juga menuturkan, untuk menekan kasus DBD, Pemprov Jabar telah mengeluarkan surat edaran terkait peningkatan kewaspadaan. Hal ini dilakukan agar semua daerah ikut berperan menekan angka penularan DBD.

"Menyatakan semua kabupaten dan kota harus waspada terjadi DBD dan masyarakat untuk sama-sama mengendalikan peningkatan kasus DBD di Jabar. Status waspada peningkatan kasus, itu yang coba dibuat di surat edaran Pj Gubernur," jelasnya.

(bba/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads