Mentan Ingin Bangun Klaster Pertanian Modern

Mentan Ingin Bangun Klaster Pertanian Modern

Yuga Hassani - detikJabar
Selasa, 07 Mei 2024 15:52 WIB
Mentan saat di wilayah persawahan Bojongemas Bandung
Mentan saat di wilayah persawahan Bojongemas Bandung (Foto: Yuga Hassani/detikJabar)
Kabupaten Bandung -

Kementerian Pertanian (Kementan) berencana untuk membangun klaster pertanian modern. Klaster pertanian modern tersebut mengacu sistem pertanian di negara-negara maju.

Hal tersebut diungkapkan Mentan Andi Amran Sulaiman saat mendatangi para petani Bojongemas, Kecamatan Solokanjeruk, Kabupaten Bandung, Selasa (7/5/2024). Menurut Amran, demi merealisasikan pertanian modern, pemerintah daerah perlu menyediakan lahan.

"Saya ingin ada kluster pertanian modern, ini sejajar dengan negara maju, nanti kasih pupuk pake drone, lima atau sepuluh hektare di sini," ujar Amran.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Amran mengatakan sistem pertanian modern tersebut nantinya petani akan menggunakan mesin. Mulai dari menanam hingga memanen.

"Ditanam padinya menggunakan mesin, panennya juga pake mesin," katanya.

ADVERTISEMENT

Menurutnya sistem teknologi pertanian tersebut akan menghabiskan anggaran senilai Rp 12 juta. Terlebih, sistem itu akan menghemat anggaran hingga triliunan.

"Ini kalau dijalankan bisa hemat Rp 20 triliunan, ini teknologi hanya Rp 12 juta," jelasnya.

Amran mengungkapkan yang akan menggarap pertanian tersebut adalah para petani milenial. Pasalnya berbagai alat-alat teknologi akan digunakan dalam pertanian tersebut.

"Saya ingin petani milenial turun ke lapangan, pake drone, jadi bertani itu hanya di pinggir, karena mereka ini generasi bonus demografi itu gak akan ke lapangan kalau gak menguntungkan," pungkasnya.

Pasang Pompa Irigasi

Kedatangan Amran ke kawasan Bojongemas, Kabupaten Bandung itu juga sekaligus untuk memasang pompa irigasi. Pemasangan pompa ini demi memaksimalkan hasil pertanian.

Pantauan detikJabar, pompa tersebut telah terpasang di area sungai Cikeruh untuk mengaliri pesawahan warga. Terlihat air mengalir lebih deras saat pompa tersebut difungsikan. Amran mengatakan satu pompa bisa melayani 50 sampai 100 hektar sawah.

"Bayangkan kalau 10 ribu pompa bisa melayani 50 hektar saja perkompa. Itu artinya bisa 500 ribu hektar dan jika 500 ribu hektar ini bisa meningkatkan produksi 1,5 juta ton untuk Jabar," ucapnya.

Mentan saat di wilayah persawahan Bojongemas BandungMentan saat di wilayah persawahan Bojongemas Bandung Foto: Yuga Hassani/detikJabar

"Itu bisa meningkatkan petani Rp 15 triliun pertahun dan kalau 10 tahun Rp 150 triliun peningkatan pendapatan petani ekonomi bergerak di desa," tambahnya.

Amran mengaku adanya pompa tersebut bisa membuat para petani melakukan penanaman beberapa kali dalam satu tahun. Sehingga bisa meningkatkan perekonomian petani.

"Jadi kami senang melihat ini yang kita harapkan dulu tanam satu kali bisa menjadi tiga kali. Bayangkan petani naik pendapatannya 300 persen dan minimal 200 persen," bebernya.

Menurut Amran yang telah terdistribusikan di Jawa Barat sebanyak 2700 pompa. Kemudian rencananya akan ditambah sebanyak 6000 unit pompa.

"Totalnya 10 ribu tahun ini untuk Jabar. Rencana 90 ribu pompa di Nasional," kata Amran.

Pihaknya menjelaskan adanya pompa tersebut adalah untuk meningkatkan produksi pertanian. Apalagi hal tersebut bisa dilakukan saat menghadapi cuaca el nino.

"Itu solusi cepat untuk meningkatkan produksi karena ada elnino dan itu yang tercepat ga ada yang lain," pungkasnya.

Sementara itu, petani Desa Bojongemas, Asep Rahmawan Sulaiman mengaku bersyukur dengan adanya pompa tersebut. Sehingga distribusi air bisa lebih merata.

"Intinya petani bersyukur ada dibuka pengairan baru, agar distribusi air untuk tanam padi bisa merata dari sebelumnya," ujar Asep.

Menurutnya di wilayah tersebut petani memanen padi dalam satu tahun kurang stabil. Maka dengan adanya pompa tersebut bisa membuat petani memaksimalkan waktu panen.

"Di daerah Bojongemas biasa pertahun 2/3 kali masa tanam. Adanya pompa bisa stabil 3 kali per tahun," katanya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Video Kala Mentan Endus 'Mafia' di Balik Harga Beras Naik saat Stok Aman"
[Gambas:Video 20detik]
(dir/dir)


Hide Ads