Kasus perundungan masih terus terjadi di berbagai daerah, termasuk Kota Bandung. Pemkot Bandung pun menggencarkan kembali sosialisasi mencegah perundungan di 30 SMP negeri.
"Hari ini sosialisasi dilakukan agar peserta didik merasa aman, nyaman, dan senang. Kegiatan ini harapannya dapat mengingatkan bahwa perundungan atau bully itu perbuatan yang tidak menyenangkan. Maka sosialisasi tidak hanya kepada kepala sekolah, guru, tapi juga para pendidik dan peserta didik agar hidup damai," kata Plh Sekda Kota Bandung, Hikmat Ginanjar, Senin (6/5/2024).
Seperti diketahui, belum lama ini diberitakan terjadi kasus perundungan yang disiarkan live di sosial media oleh seorang remaja pada anak putus sekolah. Hikmat pun menyayangkan hal tersebut dan memastikan bakal memberi pendampingan pendidikan pada korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau ada hal-hal seperti itu, maka kami berkorelasi. Kalau anaknya tidak menyenangi di sekolah formal, kita bisa sekolahkan masuk ke sekolah non-formal. Kita hadir agar anak-anak harus bisa belajar dan bisa menyelesaikan pendidikannya," lanjut Hikmat.
Ia pun menyebut bahwa sekolah harus memiliki tempat dan lingkungan yang menyenangkan agar kreativitas dan inovasi positif dapat muncul. Jika potensi perundungan terus dibiarkan, maka proses perkembangan otak akan berhenti.
Maka, Hikmat berharap agar tim Satgas Anti Perundungan yang dimiliki Pemkot Bandung dapat bekerja lebih optimal. Sementara beragam organisasi di sekolah termasuk OSIS dan tenaga pendidik dapat lebih peka mencegah bibit perundungan terjadi.
"Oleh karena itu kita hindarkan perundungan, kita hindarkan bully seperti apapun bentuknya baik fisik maupun non-fisik. Satgas Anti Perundungan tingkat kota itu kan sudah terintegrasi antara Dinas Pendidikan dengan DP3A, Insya Allah tinggal kita maksimalkan dan support bersama, jadi polisi bagi diri kita sendiri," ucapnya.
Sementara itu Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Uum Sumiati mengatakan kasus kekerasan pada anak memang masih terus terjadi. Meskipun ia belum bisa merinci angka kasus pastinya, dari catatan KPAI sebanyak 59 kasus telah ditangani sepanjang Januari-April 2024.
"Kekerasan ini mungkin tidak hanya kepada anak-anak, tetapi juga terhadap semua komunitas yang ada di satuan pendidikan ini. Kota Bandung memang masih sering terjadi kekerasan terhadap anak-anak baik itu di satuan pendidikan maupun di luar satuan pendidikan," kata Uum.
Selain adanya Satgas Anti Perundungan, Pemkot Bandung juga memberikan pendampingan melalui Senandung Perdana. Ialah sekolah dan layanan perlindungan perempuan dan anak.
Dalam aplikasi Senandung Perdana itu, terdapat dua strategi yakni berupa pencegahan dan penanganan. Sosialisasi di 30 sekolah menjadi salah satu solusi pencegahannya.
Uum pun berharap agar perilaku bullying, kekerasan seksual, kekerasan lainnya terhadap anak dapat dicegah melalui aplikasi ini. Sebab, Senandung Perdana memuat layanan konsultasi yang memudahkan siswa jika menemui perilaku potensi perundungan atau kekerasan.
"Di Playstore ada Senandung Perdana yang bisa menerima curhat anak-anakku semuanya. Di sana mereka bisa curhat kalau ada masalah seperti perundungan," kata Uum.
"Kemudian ada pula pusat pembelajaran keluarga atau Puspaga, Sapa 129, dan layanan di UPTD PPA sebagai layanan kami. Namun jika anak-anak mengalami masalah kekerasan, tidak perlu harus datang selalu ke UPTDPPA atau ke Puspaga. Bisa melalui hotline dan aplikasi tersebut," tambahnya.