Hal yang Masih Belum Sempurna dari Braga Beken

Hal yang Masih Belum Sempurna dari Braga Beken

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Senin, 06 Mei 2024 14:22 WIB
Hari pertama penerapan Braga Free Vehicle (BFV), Sabtu (4/5/2024).
Hari pertama penerapan Braga Free Vehicle (BFV), Sabtu (4/5/2024). Foto: Wisma Putra/detikJabar
Bandung -

Selama akhir pekan kemarin, percobaan perdana untuk Braga Beken (Braga Bebas Kendaraan) telah dilakukan Pemkot Bandung. Sekretaris Satpol PP Kota Bandung, Idris Kuswandi mengatakan tak ada evaluasi serius dalam eksekusi perdananya, meski memang diakui ada hal yang belum sempurna.

"Karena baru pertama kali percobaan ya, belum ada evaluasi begitu. Kemarin yang pasti tidak ada PKL, fakta di lapangan semua sudah clear. Terlebih untuk Braga Beken itu ada pengamanan polisi dan TNI. Kalau pun ada, kita ingin menertibkan PKL area dekat Jalan Naripan karena itu dekat dengan mulut Jalan Braga," katanya di Balai Kota Bandung, Senin (6/5/2024).

Ia mengatakan sejauh ini pihaknya telah memastikan tidak ada gangguan berarti selama berjalannya Braga Beken. Termasuk keberadaan pengemis dan pengamen pun sudah dipastikan bebas dari zona merah Jalan Braga.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kami sudah turunkan personel penjagaan untuk dua shift, pengemis dan pengamen tidak ada. Hanya kemarin masih ada PKL di Jalan Naripan itu ya, kami minta di seputar arah Naripan bisa steril," lanjutnya.

Sebelum program Braga Beken dicetuskan, muncul banyak komentar dari warganet yang sering dibuat tak nyaman dengan keberadaan sales. Dengan awalan pertanyaan yang khas yakni 'kakaknya asli Bandung? Tenang saja saya bukan orang jahat', oknum tersebut diceritakan kerap mengaku sebagai mahasiswa dan menjual voucher atau snack dengan dalih untuk uang kampus.

ADVERTISEMENT

Sayangnya, modus menawarkan ini kerap dikeluhkan karena cenderung memaksa dan jumlah oknum yang banyak. Keluh kesah ini kerap muncul dalam media sosial X dan TikTok.

Saat diceritakan soal hal ini, Idris mengaku kaget dan baru mengetahuinya. Ia pun menegaskan bahwa perilaku tersebut dilarang karena dapat mengganggu kenyamanan para turis.

"Itu kami belum pernah dengar ada keluhan itu. Tentu tidak boleh karena mengganggu kenyamanan masyarakat. Kemarin kami belum tahu, tapi mohon masyarakat menginformasikan karena posko kami pun ada di situ," ucapnya.

"Kami selanjutnya akan tingkatkan pengawasannya dan menyebar petugas dari ujung dan tengah. Akan lebih banyak lagi petugas yang kami terjunkan dan dibagi kelompok kecil," imbuh Idris.

Ia menyebut sejak tanggal 8 Desember 2023, pihaknya sudah melakukan penjagaan dua shift pasca beberapa kali kejadian kriminal di sekitar daerah Braga. Idris pun berjanji pihaknya bakal meningkatkan monitoring pengawasan daerah Braga, Asia Afrika, dan sekitarnya.

"Selama ini rutin ada 42 personel, tapi karena ada Braga Beken kita tingkatkan jumlahnya 60 personil. Itu kami menanggapi keluhan adanya komunitas punk, pengamen yang 'numpang lewat' atau muncul di atas jam 23.00 WIB. Selanjutnya akan kami koordinasikan juga dengan kewilayahan untuk penjagaannya," janji Idris.

(aau/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads