Sedihnya Nana dan Novitasari, Bayi Meninggal Diduga Akibat Malpraktik

Sedihnya Nana dan Novitasari, Bayi Meninggal Diduga Akibat Malpraktik

Irvan Maulana - detikJabar
Kamis, 02 Mei 2024 18:56 WIB
A poor naked unwanted baby doll
Ilustrasi Bayi (Foto: Getty Images/iStockphoto/coolmilo)
Karawang -

Malang benar nasib Nana dan Novitasari, pasangan suami istri itu harus kehilangan putra pertama mereka, yang meninggal karena diduga jadi korban tindakan malpraktik di sebuah rumah sakit di Karawang.

Kronologinya Novitasari memiliki kondisi yang mengharuskan dirinya melahirkan secara caesar, pada Senin (22/4/2024). Sang bayi berhasil lahir dengan selamat pada pukul 12.10 WIB, dengan warna kulit kemerahan, tinggi 45 cm dan berat badan 2,5 kilogram.

"Pas bayi lahir itu Alhamdulillah sehat-sehat aja, kata suster juga bayi lahir dengan kulit kemerahan, cuman air ketubannya berwarna hijau dan berbau," ujar Nana, saat ditemui di kediamannya di Kampung Gonjing, Desa Waringinkarya, Kecamatan Lemahabang, Kabupaten Karawang, Senin (29/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nana kemudian diminta sang suster untuk mengurus berkas persyaratan pengajuan BPJS atau Kartu Indonesia Sehat (KIS) untuk menanggung biaya melahirkan di rumah sakit tersebut.

"Abis itu saya disuruh ngisi berkas-berkas, terus fotokopi ini (berkas) buat bikin KIS. Setelah melengkapi ini, (berkas) saya disuruh bawa perlengkapan bayi, kaya popok, susu, ndot, baju bayi," kata dia.

ADVERTISEMENT

Setelah keluar dari ruang pemulihan, Novitasari pindah ke ruang rawat inap, dan ia juga sempat dipertemukan serta menyusui anaknya yang terlebih dahulu dibawa ke ruang bayi setelah dilahirkan.

"Udah sempet (disusui ibunya) dan itu gak ada masalah, dan di situ juga bayi mau nyusu," ucap Nana sembari memperlihatkan berkas surat keterangan lahir dari pihak rumah sakit.

Nana mengungkap, ia, istri, dan bayinya diperbolehkan pulang setelah 2-3 hari setelah masa pemulihan selesai dan berkas pengajuan BPJS sudah selesai dan diterima oleh pihak rumah sakit.

"Tunggu 2-3 hari (untuk pulang) setelah selesai ini berkas, kita tunggu si bayi bisa buang air besar dan buang air kecil," terangnya.

Namun Nana dikejutkan dengan kabar kurang baik, saat hari ketiga di ruang rawat inap, tiba-tiba sang bayi tidak bisa pulang diduga mengalami kelainan medis, pada Rabu (24/4/2024).

"Tiba-tiba hari ketiga pas mau pulang itu, si bayi gak bisa pulang, alasannya ada sel darah putih yang ngegumpal di otaknya (bayi) itu, terus ada yang bilang juga kata rumah sakit itu keracunan air ketuban," ungkap Nana.

Padahal, kata Nana, ketika hari pertama lahir saat dirinya mengadzani sang bayi, ia menerima kabar dari pihak medis bahwa anaknya terlahir sehat tanpa kelainan atau penyakit apapun.

"Pas hari pertama, pas saya ngadzanin, katanya enggak ada penyakit apa-apa, saya cuma disuruh fotokopi berkas aja buat bikin KIS sama disuruh bawa perlengkapan bayi udah sempat diomongin pulangya tunggu 2-3 hari," imbuhnya.

Saat itu pada hari ketiga menjelang pulang, kata Nana, pihak rumah sakit tidak mengonfirmasi kepadanya untuk melakukan tindakan apapun terhadap bayi, namun sang bayi disuntik antibiotik.

"Enggak ada tindakan apa-apa, cuman dikasih antibiotik doang," lanjutnya.

Setelah disuntik antibiotik, kondisi tubuh anak Nana spontan berubah menjadi dingin, ia melihat tubuh bayinya berubah pucat dan berwarna kebiru-biruan.

"Kondisinya langsung berubah jadi pucat, dingin, udah gitu gak mau nyusu dari jam 9 pagi pas mau pulang hari Rabu," ungkap Nana.

Ia menduga ada kejanggalan dari tindakan medis pihak rumah sakit, sebab, jika dikatakan anaknya menderita kelainan medis seharusnya sudah diberitahukan sejak awal lahir.

"Iya menurut saya ini ada kejanggalan, kalau ada penyakit itu dari awal dia (bayi) lahir langsung dikasih tahu, kalau ini enggak bayi dari lahir itu Alhamdulillah sehat," ujarnya.

Saat ini bayi Nana sendiri sudah dimakamkan di tempat pemakaman umum setempat, Nana juga meminta pihak rumah sakit untuk memberikan penjelasan penyebab anak pertamanya meninggal.

"Saya minta penjelasan, ingin pihak rumah sakit memberi penjelasan kenapa meninggal, dan bertanggung jawab," pungkasnya.

detikJabar sempat mendatangi rumah sakit tersebut, pada Senin (29/4/2024) namun pihak rumah sakit enggan menemui dan memberikan klarifikasi, saat dicoba mengkonfirmasi melalui kontak humas yang didapatkan di lokasi, kontak tersebut baru menjawab tiga hari kemudian, namun tetap enggan memberikan jawaban terkait dugaan malpraktik tersebut.

"Tahu no saya dari siapa? Oh maaf ini bukan nomor rumah sakit," tulis kontak pihak rumah sakit yang dikirim kan melalui pesan singkat kepada detikJabar, Rabu (1/5/2024).

(yum/yum)


Hide Ads