Studi Ungkap Kurangnya Dukungan Keluarga Jadi Penyebab Utama Perceraian

Studi Ungkap Kurangnya Dukungan Keluarga Jadi Penyebab Utama Perceraian

Nafilah Sri Sagita K - detikJabar
Selasa, 30 Apr 2024 00:05 WIB
Ilustrasi wanita cerai lepaskan cincin
Ilustrasi wanita cerai lepaskan cincin. Foto: Getty Images/iStockphoto/PonyWang
Jakarta -

Mimpi dari pernikahan tentunya kebahagian. Dan, berarap hanya maut yang memisahkan. Namun, tak sedikit pasangan yang akhirnya bercerai setelah menikah.

Mengutip dari detikHealth, laporan Statistik Indonesia bahkan mencatat peningkatan kasus perceraian hingga 15,31 persen pada 2022 dibandingkan tahun sebelumnya, yakni 516.334 kasus.

Tren serupa hampir terjadi di seluruh dunia. Laporan Forbes juga menunjukkan sebanyak 689.308 pasangan di AS melaporkan perceraian di 2021. Angkanya merupakan separuh dari jumlah pernikahan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Forbes Advisor, ada beberapa penyebab pasangan mengakhiri pernikahan mereka. Hal yang mungkin kerap terlintas adalah perselingkuhan dan masalah finansial. Meski kedua pemicu tersebut banyak dilaporkan, penyebab utama pasangan bercerai berdasarkan survei Forbes tak berkaitan dengan keduanya.

Alasan yang banyak ditemui adalah nihilnya dukungan dari keluarga. Berikut sejumlah pemicu pasangan bercerai menurut survei Forbes Advisor.

ADVERTISEMENT
  • Kurangnya dukungan dari keluarga (43 persen)
  • Perselingkuhan atau hubungan di luar pernikahan (34 persen)
  • Ketidakcocokan (31 persen)
  • Kurangnya kedekatan (31 persen)
  • Terlalu banyak konflik atau pertengkaran (31 persen)
  • Stres keuangan (24 persen)
  • Kurangnya komitmen (23 persen)
  • Perbedaan dalam pendekatan sebagai orang tua (20 persen)
  • Menikah terlalu muda (10 persen)
  • Nilai atau moral yang bertentangan (6 persen)
  • Penyalahgunaan zat (3 persen)
  • Kekerasan dalam rumah tangga secara fisik dan/atau emosional (3 persen)
  • Gaya hidup yang berbeda (1 persen)

Survei mencatat rata-rata perceraian terjadi di tahun pernikahan pertama akibat pasangan menyatakan kurangnya kecocokan. Sementara mereka yang bertahan dalam kurun dua hingga delapan tahun pernikahan hingga akhirnya memutuskan bercerai, berkaitan dengan kurangnya dukungan keluarga.

Di sisi lain, pasangan yang telah lama menikah, lebih dari sembilan tahun, umumnya terdorong untuk bercerai ketika menghadapi permasalahan yang sangat serius, seperti perselingkuhan dan kurangnya keintiman.

Artikel ini telah tayang di detikHealth dengan judul Bukan Selingkuh, Ini Penyebab Nomor 1 Perceraian Menurut Studi.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads