BMKG Wanti-wanti Longsor dan Banjir Usai Gempa M 6.2 di Garut

BMKG Wanti-wanti Longsor dan Banjir Usai Gempa M 6.2 di Garut

Rifat Alhamidi - detikJabar
Minggu, 28 Apr 2024 19:13 WIB
Ilustrasi longsor (Andhika-detikcom)
Foto: Ilustrasi longsor (Andhika-detikcom)
Bandung -

Kabupaten Garut diguncang gempa berkekuatan M 6.2 pada Sabtu (27/4) malam. BMKG mengimbau kepada masyarakat, terutama yang tinggal di Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung hingga Garut dan sekitarnya, supaya waspada dengan potensi bencana alam yang akan terjadi seperti longsor maupun banjir.

"Kepada masyarakat kami mengimbau untuk tenang, namun tetap waspada apabila turun hujan baik dengan intensitas sedang hingga lebat. Terutama masyarakat yang bertempat tinggal pada lereng-lereng bukit, perbukitan, gunung, ataupun pegunungan dan daerah aliran sungai, karena berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Jakarta, Minggu (28/4/2024).

Menurutnya, getaran Gempat Garut memungkinkan wilayah dengan kontur lereng pegunungan menjadi retak-retak atau rapuh. Kondisi ini kian berhaya apabila hujan turun, lalu meresap yang dikhawatirkan akan mendorong massa tanah dan/atau batuan menjadi longsor.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat juga dapat mengakibatkan banjir bandang dengan membawa material tanah, bebatuan, dan pepohonan. Karenanya, BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspasai potensi bencana ikutan tersebut," ucap Dwikorita.

BMKG mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Kepada masyarakat yang rumahnya mengalami kerusakan, rusak sebagian, atau miring akibat terdampak gempa, maka dihimbau tidak menempatinya untuk sementara waktu dan dihimbau tinggal di tempat yg lebih aman (kokoh dan stabil).

ADVERTISEMENT

"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal apakah cukup tahan gempa, atau tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali ke dalam rumah," imbuhnya.

Kepala Pusat Gempa Nasional Daryono, menyatakan bahwa gempa bumi tektonik berkekuatan M 6.2 yang mengguncang Garut dan sekitarnya adalah gempa utama. Hasil analisis BMKG, gempa itu merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa Barat, atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng ( intra-slab earthquake).

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault). Episenter gempabumi terletak pada koordinat 8,39° LS ; 107,11° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah Barat Daya Kab. Garut, Jawa Barat pada kedalaman 70 km.

"Gempa semalam adalah langsung gempa utama (mainshock), kemudian amblas dan energi habis atau lepas total. Tidak ada gempa pembuka dan miskin susulan. Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempabumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 3.1," ungkap Daryono.




(ral/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads