Pada peristiwa 2009 silam gempa meluluhlantahkan Pangalengan. Bahkan terdapat ratusan rumah hancur pada gempa tersebut. Sehingga warga kerap mengingat peristiwa gempa tersebut.
Warga Kampung Loskulalet, Desa Margamekar, Pangalengan, Hendi Rustandi (34) mengatakan saat gempa melanda Garut dirinya dan keluarga langsung panik. Kata dia, gempa tersebut mengingat kembali peristiwa kelam di Pangalengan 2009.
"Pas kejadian bukan panik lagi. Soalnya trauma pas tahun 2009 silam pernah gempa," ujar Hendi, saat ditemui detikJabar, Minggu (28/4/2024).
Menurutnya gempa tahun 2009 silam amat besar getarannya. Sehingga hal tersebut menjadi trauma bagi dirinya dan keluarga.
"Jadi saya trauma banget sampai sekarang," katanya.
Hendi mengaku khawatir adanya gempa susulan pasca adanya gempa terjadi di Garut. Pasalnya saat ini kediamannya telah ambruk pada bagian tembok kamarnya.
"Iya khawatir (susulan) lah. Kan ini (tembok) udah roboh, takutnya ini (atap) jatuh ke bawah. Ditambah kan tembok yang di ruang tamu juga sudah belah," jelasnya.
11 Rumah Rusak di Pangalengan
Kapolsek Pangalengan AKP Edi Pramana mengatakan kerusakan tersebut terjadi karena adanya dinding yang retak dan ada beberapa yang roboh sebagian. Kemudian terdapat kerusakan pada keramik.
"Total rumah itu sekitar 11 rumah yang rusak, dan tidak terkategorikan rusak berat, hanya rusak ringan berupa retakan dan juga ada bata hancur di beberapa bagian rumah," ujar Edi, saat ditemui detikJabar, di Pangalengan, Minggu (28/4/2024).
![]() |
Edi mengungkapkan yang mengalami kerusakan terdapat di tujuh desa yang ada di Pangalengan. Dengan mayoritas kerusakan pada rumah milik warga.
"Iya di Desa Warnasari 4 rumah terdampak ringan, di desa Margamekar 2 rumah terdampak, di Lamajang 1 rumah, desa Pangalengan 1 rumah. Kemudian mesjid agung ada kerusakan sedikit keramik jatuh ke bawah, desa Pulosari, Desa Margamukti, dan Desa Sukaluyu," katanya.
Pihaknya menyebutkan adanya peristiwa tersebut tidak menimbulkan korban jiwa. Namu terdapat beberapa warga yang mengalami luka ringan.
"Korban luka ada, namun hanya goresan saja satu orang," jelasnya.
Menurutnya polisi dan BPBD Kabupaten Bandung terus melakukan pendataan terkait adanya kerusakan pasca gempa tersebut. Kemudian warga yang terdampak diberikan bantuan sementara.
"Semalam sudah melakukan pengecekan dan alhamdulilah tadi pagi sampai siang ini sudah koordinasi dengan BPBD. Sudah dilakukan bantuan untuk perlindungan sementara. Kami lakukan sebagai pencegahan lanjut terhadap adanya hujan atau angin," ucapnya.
Edi mengimbau warga tidak panik ketika terjadi gempa. Pasalnya pemerintah telah melakukan mitigasi jika terjadi gempa di wilayah tersebut.
"Untuk warga Pangalengan apabila terjadi gempa kita sudah nelakujan mitigasi dengan pihak terkait seperti kecamatan dan BPBD. Apabila terjadi gempa menuju titik poin atau berlindung pada tempat-tempat yang aman seperti di bawah meja yang kedudukannya kuat," pungkasnya.
Simak Video 'Cerita Kepanikan Warga Pangalengan Rasakan Gempa M 6,2 Garut':
(yum/yum)