Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung akan menerapkan kebijakan Braga Free Vehicle (BFH) atau Braga bebas kendaraan bermotor pada Mei 2024 mendatang. Kebijakan ini akan diterapkan setiap akhir pekan, yaitu setiap Sabtu dan Minggu.
Namun, penerapan BFH ini menuai pro dan kontra dari sejumlah pihak, termasuk warga yang tinggal di kawasan Gang Afandi, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung.
"Informasi sudah dapat, ada yang bilang. Warga kemarin rapat, belum ada yang menyetujui, masalahnya keluar masuk dan akses warga ke mana?," kata Engkus (50) kepada detikJabar, Sabtu (27/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Engkus, selain melalui Gang Afandi, ada akses lain melalui Jalan Banceuy. Namun, menurutnya, akses jalan tersebut kerap kali terportal.
"Jalan ini aktif 24 jam, ada jalan tembus ke Banceuy, tapi akses ke sana di portal, di portal karena untuk menjaga Kamtibmas, kalau dibuka semua nanti kejahatan dikhawatirkan. Jalan ada, kalau di sini ditutup pasti ke sana semua, tapi masyarakat sana terima gak?" ungkapnya.
Jika Jalan Braga ditutup, maka harus ada solusi bagi warga, terutama warga yang tinggal di Gang Afandi. "Intinya koordinasi semuanya, pemerintah dan pengurus. Jangan sampai ini ditutup jalan itu tidak boleh dibuka. Rencananya nanti Senin bertemu lagi dengan pengurus setempat. Harus ada solusi intinya," ucap Engkus.
Hal serupa juga disampaikan oleh seorang pegawai minimarket yang tidak ingin namanya disebutkan. Menurutnya, jika jalan ditutup, bagaimana dengan parkiran bagi karyawan atau pengiriman barang. "Sepertinya sih harus pakai ojol nanti kalau berangkat kerja. Itu sih bisa diatasi, tapi kalau barang masuk gimana ya?" ucapnya.
"Bukan cuman minimarket, di sini juga ada mal dan hotel, kalau itu saya nggak paham gimana nanti tempat parkirnya," tambahnya.
Seorang juru parkir bernama Hermawan menyatakan bahwa penutupan jalan tersebut memang sudah ada informasinya, tetapi belum ada lanjutan mengenai hal ini. Namun, untuk parkiran sepeda motor, rencananya akan dipindahkan ke Jalan Viaduct.
"Informasinya dipindahkan ke Jalan Viaduct, belum tahu (konsepnya), belum ada informasi lagi Ini sudah program pemerintah. Meskipun ada kontra harus dijalankan," kata Hermawan.
Hermawan yang bekerja untuk BLUD Parkir Dishub Kota Bandung menyatakan bahwa ia tidak keberatan jika harus dipindahkan ke lokasi parkir yang baru jika Jalan Braga ditutup.
Namun, penutupan Jalan Braga disambut antusias oleh wisatawan, salah satunya Ririn (29). Menurutnya, jika jalan ditutup, maka akan mengurangi kemacetan di jalan tersebut. "Saya sih senang-senang saja, biar nggak macet, mumet udah mah pengunjung banyak, jalan juga macet," ucapnya.
Pendapat yang senada juga disampaikan oleh Ilham (24), yang juga menyambut baik penutupan jalan tersebut. Menurutnya, jika tidak ada kendaraan bermotor yang melintas di Jalan Braga, maka akan menjadi lebih nyaman bagi pengunjung.
"Harus dimulai dari sekarang, lihat Jogja, nyaman banget pas main, jalan-jalan, berfoto, belanja, jadi kalau padat, padatnya tuh sama orang-orang bukan sama kendaraan," ujar Ilham.
Tindakan penutupan Jalan Braga juga disambut baik oleh seorang pelukis bernama Tedi yang sering menjajakan lukisannya di Jalan Braga.
"Kalau ditutup saya senang aja, jadi lebih nyaman. Daripada penuh dengan kendaraan. Braga sekarang kan beda dengan yang dulu, sekarang sudah dikunjungi seluruh indonesia, mancanegara juga, Asia, Eropa, makanya dengan ditutup weekend, saya bersyukur, orang jadi santai, tidak bising kendaraan, klakson, knalpot, seneng," jelasnya.