Membongkar Cerita di Balik Keunikan Gang Stones Bandung

Membongkar Cerita di Balik Keunikan Gang Stones Bandung

Wisma Putra - detikJabar
Minggu, 28 Apr 2024 07:00 WIB
Penampakan Gang Stone di Kecamatan Coblong, Kota Bandung
Penampakan Gang Stone di Kecamatan Coblong, Kota Bandung. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Gang papan catur terletak di Inhoftank, sementara gang yang dinamai sesuai merek kendaraan bermotor berada di Batununggal, dan gang yang terinspirasi dari band rock and roll asal Inggris, The Rolling Stones, terletak di Coblong, Kota Bandung.

Gang Stones telah ada sejak tahun 1970, dinamakan demikian karena para penduduk di sini dulu sangat menggemari The Rolling Stones. Nama Gang Stones diusulkan oleh para Stones Legend bernama Didi Keno, Abah Ikin, dan almarhum Tatang Kuru. Para pendiri, bersama dengan pengurus Stones Legend dan Stones Regeneration, tercantum dalam sebuah mural di gapura utama Gang Stones.

Engkus Kuswara, Ketua RW 06 Kelurahan Lebak Siliwangi, Kecamatan Coblong, mengungkapkan bahwa sebelum menjadi viral di media sosial lagi, Gang Stones sudah dikenal sejak lama karena keunikan tempatnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang uniknya itu lain dari pada yang lain, tamu banyak kaget, terus bertanya-tanya Gang Stones ini," kata Engkus kepada detikJabar, Sabtu (27/4/2024).

Engkus menjelaskan bahwa sebelum pemukiman tersebut diberi nama Gang Stones, para pemuda ingin menamai gang itu sesuai dengan nama vokalis band rock and roll tersebut, namun tidak semua orang setuju.

ADVERTISEMENT

"Asal-usulnya dari anak-anak dulu, atau sesepuh sekarang kalau dulu katanya dinamai Gang Mick Jagger gak mungkin (kurang nyentuh ke hati) jadi dinamai Gang Stones," ujarnya.

Gang Stones menarik perhatian banyak wisatawan mancanegara yang sengaja datang ke wilayah tersebut untuk sekadar berswafoto.

"Kaget juga, pada di foto sama foto lidah itu, mereka terpesona ada gambar itu, kaget," tuturnya.

Seluruh gambar lidah atau logo dari The Rolling Stones dilukis langsung oleh warga, menunjukkan kreativitas mereka dalam menggambar. "Ada warga yang suka seni rupa, ada orangnya," ujarnya.

Gambar-gambar di tembok, dinding, bahkan di kaos, diperbaharui setiap tahun sejak tahun 2016. Selain itu, Engkus juga mengapresiasi kekompakan warga dalam menyukai The Rolling Stones.

"Sebagai sarana silaturahmi, warga yang sebelumnya warga sini, sudah pindah, karena mereka lahir dan besar di sini, pasti kembali lagi, walau hanya sekedar silaturahmi saja," tuturnya.

"Saya puji kekompakan warga, guyub dan gotong royong terutama dalam hal kebaikan dan berbagi dengan sesama," pungkasnya.

(wip/iqk)


Hide Ads