Malang nian nasib SSF (19), gadis disabilitas mental asal Kota Bandung itu menjadi korban pelecehan seksual oleh seorang kakek yang merupakan tetangganya sendiri.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bandung, Uum Sumiati mengatakan pihaknya langsung mendatangi korban setelah mendengar kabar yang viral di sosial media tersebut.
"Di hari Senin, kasusnya sedang ditangani pihak kepolisian. Kami langsung koordinasi dengan unit PPPA Polres, hanya korban saat itu belum bisa ditemui. Prinsipnya kami akan mendampingi korban baik pendampingan psikologis maupun pendampingan hukum bila korban membutuhkan," ucap Uum pada detikJabar, Kamis (25/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kemudian karena yang bersangkutan belum melapor ke UPTD, kami tetap lakukan jemput bola melihat kondisi korban. Saat ini pendampingan psikologis sudah berjalan, hari kemarin klien juga sudah hadir di UPTD. Selanjutnya akan dilakukan pendampingan kesehatan fisik dan kerja sama dengan RSUD Bandung Kiwari tanggal 30 April," lanjutnya.
Sementara itu Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak DP3A Kota Bandung, Yusup Firmansyah menyebut saat ditemui, SSF dalam kondisi sehat dan baru saja menyelesaikan ujian sekolah di SMA-nya.
"Korban juga mampu merespon pembicaraan namun masih lambat, perlu distimulus. Menurut keterangan bibi korban, tidak ada perubahan perilaku yang signifikan, karena korban masih mau untuk berinteraksi dengan sekitar. Tapi menurut ibunya, sejak kejadian pertama korban jadi sering marah-marah saat di rumah," kata Yusuf menjelaskan.
Dari keterangan yang didapat DP3A, ibu korban menyebut kejadian nahas yang menimpa SSF terjadi pada Sabtu (20/4/2024) lalu. Salah seorang warga diyakini melihat korban dibawa masuk oleh pelaku ke dalam rumahnya yang saat itu hanya ada pelaku saja, sekitar pukul 21.00 WIB.
"Ibu korban yang memang sedang mencari anaknya yang belum pulang, mencoba cek kondisi rumah pelaku dengan berpura-pura membeli gas. Saat itu pelaku mengatakan bahwa korban sudah pulang sejak tadi. Kemudian sekitar pukul 11 malam, ibu korban dibantu warga sekitar untuk mencari korban. Warga sebelumnya curiga dengan perilaku pelaku karena sampai 3 kali keluar masuk rumah dengan gelisah," ucap Yusuf.
"Kemudian akhirnya menemukan korban keluar dari warung milik pelaku dengan kondisi menangis. Keluarga korban kemudian baru melapor keesokan harinya, setelah korban menceritakan hal yang dialaminya," lanjut dia.
Dari hasil visum, disebut bahwa SSF mengalami kekerasan seksual sebab ditemukan robekan pada alat kelaminnya. Selain itu, juga ditemukan dugaan adanya kekerasan fisik dengan adanya bekas cengkraman kuku.
Saat ini kasus tersebut masih dalam penyelidikan polisi. Sementara DP3A terus melakukan pendampingan psikologis dan hukum, serta pemeriksaan kesehatan reproduksi akan dilakukan oleh RSUD Bandung Kiwari.
(aau/yum)