Sepanjang bulan Januari-April 2024, beberapa bencana alam terjadi di Kota Bandung. Dari total 22 musibah yang terjadi, banjir dan longsor menjadi bencana paling mengancam bagi Kota Bandung.
Hal tersebut dipaparkan oleh Kepala Seksi Tanggap Darurat dan Logistik Penanggulangan Bencana Diskar PB Bandung, Roby Darwan. Di awal tahun, ibu kota Provinsi Jabar ini sudah diterjang longsor di 6 titik dan banjir sebanyak 6 titik.
"Sementara untuk pergeseran tanah atau tanah amblas ada tiga titik, pohon tumbang ada tiga titik, kirmir roboh juga tiga titik. Angin puting beliung terjadi di satu titik. Longsor dan banjir itu memang dominan ya di kita," ucap Roby, Kamis (25/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam catatannya, longsor terjadi mayoritas di area Bandung Utara seperti kecamatan Coblong, Cidadap, Cibeunying Kaler, dan Mandalajati. Sementara untuk banjir, kasus paling berdampak terjadi di daerah Gedebage, Bandung Wetan, Braga, Cibeunying Kaler
"Jumlah bencana diprediksi agak tinggi tahun ini, 2024 (dibanding 2023). Karena curah hujan 2024 itu lebih tinggi ya, terus lebih panjang juga periodenya. Musim hujan ya mudah-mudahan nanti di akhir tahun juga tidak terlalu tinggi lah curah hujannya," ucap Roby.
Selain curah hujan yang tinggi, menurut dia penyebab tingginya bencana di Kota Bandung yakni karena letaknya yang dikelilingi pegunungan dan banyaknya sungai yang mengalir dari daerah hulu.
"Penyebab banjir dan longsor karena debit hujan yang tinggi ya, menyebabkan aliran sungai juga naik. Kalau longsor itu kejenuhan tanah otomatis ikut meningkat. Dari sini, masyarakat itu harus bisa mengantisipasi ya. Bagaimana cara merawat lingkungannya," lanjutnya.
Baca juga: Jalur Tasik-Garut Tersendat gegara Longsor |
Maka langkah yang dilakukan Diskar PB yakni memberikan pendampingan, sosialisasi titik rawan bencana, serta mengimbau masyarakat untuk memulai dari perilaku sederhana yakni tidak membuang sampah sembarangan.
"Iya sosialisasi, kembali pendekatan ke masyarakat. Bukan berarti pemerintah lepas tangan mengenai kebencanaan ya, tapi kan tetap yang jadi faktor utamanya ya masyarakat dalam menjaga lingkungan," ujar dia.
(aau/yum)