Beragam peristiwa terjadi di Jawa Barat (Jabar) hari ini, Rabu (24/4/2024). Salah satu di antaranya gerombolan monyet kembali terlihat di Soreang, Bandung. Berikut rangkuman Jabar hari ini:
Gerombolan Monyet Kembali Terlihat di Soreang
Gerombolan monyet kembali terlihat melintas ke permukiman di Kampung Cibeureum, Desa Sadu, Soreang, Rabu (24/4/2024). Seperti diketahui, monyet-monyet tersebut sempat jadi tontonan warga dan viral di media sosial karena masuk ke permukiman warga di Kota Bandung dan Kabupaten Bandung.
Dari video yang diterima detikJabar, monyet tersebut terlihat berjalan di atas genting permukiman warga. Kemudian kawanan monyet tersebut langsung memanjat tiang dan kabel listrik yang ada di tempat tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nampak dalam video, kawanan monyet berjalan di atas kabel yang di bawahnya merupakan Jalan Raya Sadu Soreang. Mereka terlihat berjalan dengan mengantre di atas kabel.
"Iya benar. Kejadiannya di Kampung Cibeureum, Desa Sadu, Soreang. Kejadiannya sekitar jam 8an," ujar Usman Hermawan (27), warga setempat kepada detikJabar.
Peristiwa tersebut bermula saat dirinya tengah melintas di kawasan Jalan Raya Sadu Soreang. Kemudian melihat segerombolan monyet dengan jumlah yang banyak melintas di atas kabel.
"Ngelewatnya agak lama. Soalnya ngabring banyak banget. Banyak banget monyetnya. Soalnya monyet itu tuh sudah beberapa kali lewat. Iya kayanya nyari makanan aja," katanya.
"Gerombolan monyet itu sama kaya yang viral sebelumnya. Cuma sekarang mah dari arah bawah, Cadas Gantung, Desa Cilame, Kutawaringin ke arah gunung yang di seberangnya," lanjutnya.
Dia menduga, kawanan monyet itu berasal dari Cadas Gantung, Desa Cilame, Kutawaringin. Kemudian mencari makanan ke gunung yang ada di seberangnya.
"Kalau jumlah mah kayanya 30 lebih. Bergerombol soalnya. Terus sekarang mah kelihatannya agak santai. Enggak kaya kemarin pada berlarian," ucapnya.
Dia menambahkan para monyet tersebut kerap membawa sayur hingga buah yang ada di kebun milik warga. Warga pun tidak bisa apa-apa jika gerombolan monyet itu datang.
"Soalnya monyet itu suka nyampe ke kebun abah saya di Kampung Patrol, Desa Sukajadi, Soreang. Ada kebun pisang, singkong, habis dimakanin sama monyet itu," pungkasnya.
Gas Beracun Tewaskan 3 Kru Kapal
Polisi telah melakukan olah TKP terkait tewasnya 3 Anak Buah Kapal (ABK) KM Aji Citra Samodra di Cirebon. Berdasarkan hasil olah TKP, dipastikan ketiga korban tewas akibat gas beracun.
Ketiganya tewas saat membersihkan palka tempat penyimpanan bahan bakar solar di bagian buritan kapal pada Selasa (23/4). Kapal itu bersandar di Pelabuhan Kejawanan Cirebon.
Kapolsek Kawasan Pelabuhan Cirebon AKP Muhyidin mengakui saat melakukan olah TKP di kapal tersebut, pihaknya mencium bau menyengat dari bagian palka.
"Kemungkinan dan dugaan kuat karena gas beracun ditambah kurang oksigen karena bau menyengat bahan bakar solar," kata dia, Rabu (24/4/2024).
Muhyidin mengatakan saat korban ditemukan, mereka tak menggunakan alat pelindung diri (APD). "Saat kami temukan tidak menggunakan (APD) hanya masker-masker biasa dari kain," ungkapnya.
Dari hasil keterangan, ia menyampaikan jika ABK ini sudah terbiasa melakukan hal itu karena merupakan rutinitas saat kapal bersandar setelah berbulan-bulan berlayar mencari ikan di tengah lautan.
"Mereka sudah terbiasa, setiap kapal ikan itu 4 bulan berlayar di laut dan 2 bulan bersandar di pelabuhan jadi kondisi palka belum di bersihkan selama 6 bulan. Jadi mereka itu sedang membersihkan palka sebagai persiapan sebelum berlayar," terangnya.
Dia menuturkan proses pembersihan palka sendiri merupakan kegiatan rutin saat kapal bersandar. Biasanya pembersihan itu dengan cara menguras air di bagian palka dengan menggunakan pompa penyedot air.
Di lain sisi, Manajemen Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon membeberkan kondisi keempat korban saat akan dirawat. Direktur Rumah Sakit Pelabuhan Cirebon, dr Nurjaty membenarkan sebelumnya menerima sejumlah para korban baik meninggal dunia maupun kritis dari Pelabuhan Kejawanan Cirebon.
"Kemarin kita menerima korban atas nama Asep Syaefullah dan Dayono pada pukul 11.25," ungkapnya, Rabu (24/4/2024).
Ia mengaku saat pertama kali menerima kedua korban itu sudah dalam kondisi tidak sadarkan diri dan saat dilakukan pemeriksaan kondisinya sudah dipastikan meninggal dunia.
"Kondisinya sudah wafat, itu juga dipastiakn setelah dilakukan pemeriksaan kepada kedua korban kalau nadinya sudah tidak berdenyut," ucapnya.
Lebih rinci, ia menjelaskan saat pertama kali menerima kedua korban secara fisik, keduanya sudah dipenuhi dengan cairan yang kemungkinan besar solar.
Ia juga memastikan, tidak menemukan Alat Pelindung Diri (APD) maupun sejenisnya yang digunakan saat pertama kali seluruh korban datang ke rumah sakit.
"Saat datang ke rumah sakit seluruh korban tidak menggunakan APD. Seluruh bagian badan korban juga sudah dipenuhi solar sehingga menimbulkan bau menyengat," paparnya.
Sementara itu, dr Restu selaku dokter penanggungjawab pasien selamat atas nama Adil Susanto (39) mengungkapkan saat ini korban sedang mendapatkan perawatan di ruangan ICU dengan kondisi sudah membaik.
"Sekarang korban yang sempat kritis atas nama Adil Susanto kondisinya sudah mulai membaik," terangnya.
Saat awal datang ke rumah sakit, ia menyampaikan kondisi korban selamat ini sudah tidak sadarkan diri.
Melihat kondisi itu, ia menduga korban keracunan solar karena melakukan kontak dengan jumlah solar yang banyak yang tumpah di bagian palka kapal. Sehingga solar tertelan dan terhirup sehingga mengganggu paru-paru.
"Saat ini kondisi pasien sudah stabil saat ini kondisi pasien sedang di observasi," ungkapnya.
Setelah sadarkan diri, pasien tersebut sempat sangat gelisah karena trauma. Sehingga saat ini sedang dilakukan perawatan di ruangan khusus secara intensif.
Diketahui polisi akan keterangan korban selamat, untuk mengetahui pasti kondisi saat para korban meninggal ketika membersihkan palka. Adil dikabarkan sudah melalui fase kritis sejak pertama kali diselamatkan pada Selasa (23/4) kemarin.
Longsor Menghambat Jalur Tasikmalaya ke Garut
Jalur provinsi yang menghubungkan Tasikmalaya dan Garut diterjang longsor. Rumpun bambu jatuh ke jalanan hingga membuat arus lalin tersendat.
Longsor terjadi pada Rabu (24/4/2024) pagi di Jalan Raya Tasikmalaya-Garut tepatnya di Desa Tenjowaringin, Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya. Tebing setinggi 30 meter longsor membawa material tanah dan rumpun bambu.
"Kejadian bermula ketika terjadi hujan di daerah tersebut yang cukup deras dan lama dan kondisi tanah tebing yang labil sehingga mengakibatkan pohon bambu setinggi kurang lebih 20 meter tumbang atau ambruk dengan membawa material tanah. Rumpun bambu menutupi seluruh badan jalan raya," kata Kasat Lantas Polres Tasikmalaya AKP Yudiono.
Arus kendaraan dari arah Tasikmalaya menuju Garut dan sebaliknya sempat tersendat. Rumpun bambu setinggi puluhan meter melintang di jalan raya. Jangankan roda dua dan empat, pejalan kaki saja sulit melintas.
"Kendaraan sempat tersendat sebelum akhirnya kami turun tangan evakuasi bambu dan rumpunya," kata AKP Yudiono.
Beruntung saat kejadian tidak satu pun pengendara melintas sehingga tidak menimbulkan korban. Petugas kepolisian dibantu TNI, BPBD dan Tagana turun tangan mengevakuasi longsor dan rumpun bambu.
Selain gunakan mesin gergaji dan golok untuk potong bambu, petugas juga menggunakan cangkul hingga alat berat untuk evakuasi longsoran tanah.
"Proses evakuasi pohon bambu tumbang tersebut menggunakan gergaji mesin dan golok. Juga pakai cangkul agar bisa dilintasi. Karena agak besar rumpun dan tanah pake alat berat," kata Yudiono.
Petugas terpaksa memberlakukan sistem buka tutup selama proses evakuasi. Kendaraan kembali lancar setelah satu jam proses evakuasi.
Kakek di Bandung Diduga Lecehkan Gadis Disabilitas
Seorang gadis disabilitas mental berusia 19 tahun di Kota Bandung, Jawa Barat, diduga menjadi korban pelecehan seksual yang dilakukan seorang kakek yang notabene merupakan tetangganya sendiri.
Informasi yang diperoleh, kasus ini sudah dilaporkan ke polisi pada Minggu (21/4/2024) kemarin. Kasus ini pun menjadi sorotan dan heboh di media sosial usai diunggah salah satu akun pengguna Instagram.
Saat ditemui wartawan ibu korban bercerita bahwa kasus yang dialami anaknya itu terjadi pada Sabtu (20/4/2024) malam. Aksi tak bermoral itu dilakukan di rumah pelaku yang tak jauh dari kediaman korban.
"Saya udah lapor ke polisi dan jelaskan kronologinya. Intinya saya mau kasus ini dibawa ke ranah hukum," kata ibu korban, Rabu (24/4/2024).
Laporan ini sudah terdaftar dengan nomor LP/B/396/IV/2024/SPKT/POLRESTABES BANDUNG/POLDA JABAR di Polrestabes Bandung. Visum juga sudah dilakukan polisi untuk mengusut kasus tersebut.
Ibu korban bercerita, pihak terduga pelaku sempat mendatanginya untuk melakukan upaya perdamaian. Tapi dia menegaskan tidak ingin berdamai dan menginginkan kasus ini tetap diusut kepolisian.
"Pokoknya jangan sampai pelaku ada di sini (lingkungan rumah). Saya udah nggak mau lihat. Kalau bisa pelecehan ini apalagi pada anak disabilitas dihukum 15 tahun atau 20 tahun," tegasnya.
Kanit PPA Satreskrim Polrestabes Bandung Iptu Frentina membenarkan soal laporan tersebut. Pihaknya saat ini akan memeriksa sejumlah saksi untuk mengungkap kasus dugaan pelecehan ini.
"Saat ini sedang proses pemanggilan para saksi," katanya.
Sementara untuk hasil visum, kata dia, Frentina belum dapat memastikan kapan hasilnya ke luar. "Nanti hasil visum juga disampaikan ketika sudah ada perkembangan lebih lanjut," pungkasnya.
Sebuah Angkot Terbakar di SPBU Sukabumi
Peristiwa kebakaran terjadi di salah satu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Jalan RH Didi Sukardi, Kota Sukabumi, Rabu (24/4/2024). Mobil angkutan kota (angkot) hangus terbakar dan sopir alami luka.
Pantauan detikJabar di lokasi pukul 08:00 WIB terlihat angkot berwarna merah dengan nomor trayek 03F jurusan Pabuaran-Pasundan terparkir di pinggir jalan. Bagian dalam angkot hangus terbakar termasuk plat nomor mobil tersebut. Para petugas SPBU juga tampak membersihkan puing-puing sisa angkot yang terbakar.
Mulyana (42) selaku korban sekaligus sopir angkot mengatakan, kronologi peristiwa itu bermula saat ia berangkat dari rumah sekitar pukul 06.00 WIB. Kemudian dia mengisi BBM di SPBU tersebut sekitar pukul 06.30 WIB.
Sekitar tiga meter dari dispenser BBM, Mulyana lantas menyalakan mesin angkot miliknya itu. Tiba-tiba muncul asap disertai percikan api kecil. Saat itu, dia berusaha memadamkan api menggunakan kain lap namun api menyambar ke bagian jok mobil.
"Saya nyalakan kontak mobil, ada keluar asap di depan. Saya lihatin, pas begitu dilihat nyamber api, di bawah dashboard. Asalnya kecil, saya tepuk-tepuk terus lama pakai lap, nyamber kena jok langsung pada rusak di depan," kata Mulyana kepada detikJabar di lokasi.
Lebih lanjut ia pun buru-buru keluar dari mobil angkot untuk menyelamatkan diri. Bahkan, celananya pun sempat terbakar.
"Sudah isi bensin, mau pulang. Jarak tiga meter lah dari dispenser, nggak ada penumpang saya sendiri. Buru-buru keluar waktu api masih kecil, pas keluar langsung membesar. Banyak yang bantu memadamkan api pakai APAR (Alat Pemadam Api Ringan)," ujarnya.
Mulyana menceritakan, mobil carry itu baru ia beli tiga hari yang lalu dari temannya dengan harga Rp20 juta. Dia pun tak tahu permasalahan apa di dalam mesin mobil hingga akhirnya peristiwa kebakaran itu terjadi.
"Sudah lah mau gimana lagi kalau sudah terbakar mah, cari usaha lagi. Ya mobil sendiri, saya baru tiga hari beli dari teman nggak tau penyakitnya apa. Saya mau berangkat juga hidup mati hidup mati," ucap dia.
Atas peristiwa tersebut, Mulyana mengalami luka bakar ringan di bagian paha, kaki kanan dan punggung tangan. Sayangnya, Mulyana enggan dibawa ke rumah sakit dan memilih pulang ke rumahnya.
Kabid Damkar dan Penyelamatan Dinas Satpol Kota Sukabumi Ujang Rustiadi menambahkan, pihaknya menerjunkan dua kendaraan damkar. Saat tiba di lokasi, api sudah padam dan mereka melakukan pendinginan.
"Kita bawa mobil damkar dengan personel 15. Waktu tiba di lokasi api sudah padam sehingga dilanjutkan dengan proses pendinginan. Di sini APAR nya lengkap dan tadi menggunakan 5 (APAR) sehingga pemadaman api bisa berlangsung cepat. Dugaan sementara karena korsleting listrik," kata Ujang.
(aau/yum)