Uu Ruzhanul Ulum blak-blakan soal langkah politiknya di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) serentak 2024. Sempat membuat kejutan dengan mengambil formulir pendaftaran bakal calon Wali Kota Tasikmalaya, Uu mengaku tetap ingin maju sebagai bakal calon gubernur atau wakil gubernur Jawa Barat.
Saat dihubungi detikJabar Rabu (24/4/2024), Uu mengaku niatnya maju di Pilgub Jabar sudah sampai ke tahap menjalin komunikasi dengan berbagai parati politik. Meski tidak atas nama partai, namun hal itu menunjukkan Uu serius ingin jadi pemimpin di Jabar.
"Sekarang saya ikhtiar untuk silaturahmi membangun komunikasi dengan partai untuk jadi Gubernur Jabar," kata Uu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Lika-liku Karier Politik Uu Ruzhanul Ulum |
Uu mengklaim, dirinya punya modal cukup bagus menatap Pilgub Jabar, salah satunya adalah hasil survei yang menempatkan namanya di urutan kedua bakal calon Gubernur Jabar dengan elektabilitas tertinggi.
"Iya, apalagi kan sekarang hasil survei kita sudah rangking dua. Untuk mencapai nomor dua di Jabar bukan hal yang mudah kan," jelasnya.
Lebih lanjut, Uu mengungkapkan dirinya ingin kembali berpasangan dengan Ridwan Kamil (RK) di Pilgub Jabar nanti. Uu dan RK sebelumnya merupakan Gubernur dan Wakil Gubernur Jabar periode 2018-2023. Dia juga mengungkap alasannya ingin kembali bersama RK di periode kedua.
"Nah kalau Pak RK disini (Jabar) lagi, saya jelas 1000 persen ingin dengan Pak RK. Ceuk peribahasa mah, hoyong maksa wae jeung Pak RK (kata peribahasa mah mau maksa aja sama Pak RK)," ujarnya.
"Karena bukan apa-apa, pertama untuk menunjukkan bahwa Jabar di kepemimpinan kami adalah kepemimpinan yang jangan membiasakan di akhir jabatan, di jabatan kedua bermusuhan. Saya ingin dengan Pak RK," lanjutnya.
Agar keinginan itu bisa terwujud, Uu mengaku telah mendekati partai yang jadi naungan RK yakni Partai Golkar. Apalagi kata Uu, PPP saat ini sudah semakin dekat untuk bergabung dengan koalisi yang di dalamnya ada Partai Golkar.
"Makanya saya berusaha berkomunikasi dengan partai yang jadi naungan Pak RK. Sekalipun kami tidak masuk koalisi awalnya dengan koalisi Pak RK. Tapi sekarang PPP sudah (mau) berkoalisi, jadi sudah tidak ada alasan tidak dengan Pak RK," jelas Uu.
Meski begitu, Uu sadar jika keinginannya itu tidak ada artinya jika partai politik baik PPP dan Golkar tidak memberi lampu hijau. Namun Uu yakin, politik bersifat dinamis dan tidak bisa dihitung dengan angka.
"Tapi semuanya kembali kepada keputusan partai masing-masing. Meskipun kami mau tapi partai Pak RK tidak mau. Karena saya kan lemah, popularitas di bawah dibanding Pak RK. Tapi politik dinamis tidak selamanya bisa dihitung dengan angka matematika," tutup Uu.
(bba/dir)