Rentetan Tragedi 5 Warga di Jabar Tewas Tersambar Petir

Round Up

Rentetan Tragedi 5 Warga di Jabar Tewas Tersambar Petir

Tim detikJabar - detikJabar
Senin, 22 Apr 2024 08:00 WIB
Ilustrasi petir
Ilustrasi (Foto: Getty Images/iStockphoto/Asa Schlobohm)
Bandung -

Sejumlah insiden akibat sambaran petir hingga menewaskan warga terjadi di Jawa Barat. Sedikitnya lima warga tewas dari sejumlah insiden yang terjadi di Jabar sejauh ini.

Dirangkum detikJabar pada Senin (22/4/2024), dua peristiwa terjadi di Kota dan Kabupaten Bandung dengan tiga orang menjadi korban sambaran petir pada Februari silam. Sementara kejadian terakhir di Kabupaten Sukabumi pada bulan ini dengan jumlah korban dua orang.

Gelegar Petir di Stadion Siliwangi, Bandung

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Seorang pria asal Subang, Jawa Barat, tewas akibat tersambar petir saat bermain bola di Stadion Siliwangi, Kota Bandung. Peristiwa ini terjadi pada Sabtu (10/2/2024) sekitar pukul 15.00 WIB, ketika cuaca masih cerah.

Pria itu diketahui bernama Septian Raharja (35). Salah seorang saksi mata di lokasi kejadian, G, mengungkapkan insiden itu terjadi pada Sabtu (10/2/2024) sekitar pukul 15.00 WIB. Pria yang meminta identitasnya diinisialkan tersebut, waktu itu bergabung dengan timnya melawan tim korban dalam laga persahabatan.

ADVERTISEMENT

"Tim saya kan homebase-nya di Bandung, korban sama timnya dari Subang. Kejadiannya tadi jam setengah 4-an sore, korbannya meninggal kesambar petir," kata G saat dikonfirmasi detikJabar via sambungan telepon.

Menurut G, saat insiden ini terjadi, kondisi cuaca masih cerah. Hanya memang, awan mendung sudah terlihat dari arah selatan dan timur di Stadion Siliwangi.

Kemudian, setelah pertandingan memasuki sekitar menit ke-15, petir pertama terdengar menyambar. Tetapi, petir tersebut kena alat penangkal dan tak langsung menyambar ke lapangan.

Sedetik kemudian, gelegar petir selanjutnya langsung membuat kedua kesebelasan itu kaget bukan kepalang. Banyak orang yang tiarap demi bisa selamat dari sambaran petir tersebut.

"Pas petir yang itu, semua langsung tiarap, termasuk korban. Udah gitu kan pada lari, korban malah enggak bangun-bangun," ungkapnya.

Korban yang tumbang kemudian dibawa ke pinggir lapangan. Kondisinya sudah tak sadarkan diri. Ditambah, kondisi sore itu di Stadion Siliwangi begitu genting karena takut ada sambaran petir susulan.

Menurut kesaksian G, korban mengalami luka hitam kemerahan di bagian dadanya. Sepatu bola yang korban kenakan juga terbakar saat kejadian.

Setelah ambulans datang, korban kemudian dievakuasi ke RS Sariningsih. Namun tak lama, G mendapat kabar bahwa korban dinyatakan meninggal dunia akibat peristiwa tersebut.

"Pas dibawa ke rumah sakit, saya enggak ikut. Terus dapat kabar setelah itu dari yang nganternya kalau korban udah meninggal," tuturnya.

Kematian di Bumi Perkemahan Manglayang

Dua mahasiswa jurusan Teknik Geologi Universitas Padjajaran (Unpad) meninggal dunia di bumi perkemahan Batu Kuda Manglayang, Kecamatan Cileunyi, Kabupaten Bandung, pada Jumat (23/2/2024) malam. Mereka meninggal setelah tersambar petir saat menjalani pendidikan anggota baru pecinta alam.

Kapolresta Bandung Kombes Kusworo Wibowo membenarkan adanya peristiwa tersebut. Dua mahasiswa yang meninggal tersebut adalah Mitzelion Rayi Adimastya Putra (20) dan Bangkit Alyuda Prasetyo (19).

"Iya benar telah meninggal dunia dua orang laki-laki diakibatkan tersambar petir di kawasan perkemahan Batu Kuda," ujar Kusworo, kepada detikJabar, Sabtu (24/2/2024).

Pihaknya menyebutkan para mahasiswa tersebut tengah menggelar pendidikan anggota baru pecinta alam. Kegiatannya dengan kemping bersama dan bermalam di lokasi perkemahan tersebut.

"Mahasiswa Teknik Geologi ada tradisi pendidikan perekrutan anggota baru pecinta alam yang berjumlah 4 orang," katanya.

Kusworo menyebutkan para mahasiswa tersebut datang ke lokasi perkemahan pada pukul 16.00 WIB. Kemudian langsung mendirikan tenda dengan waktu beberapa jam.

"Karena hujan deras dan petir, maka para mahasiswa tersebut berencana untuk turun tetapi pada saat mau turun ada percikan api cahaya petir ke bawah dan ke tiga rekan mereka sudah terkapar serta teriak kesakitan," jelasnya.

Setelah itu ketiga korban langsung dibawa ke Rumah Sakit AMC. Tak lama kemudian Mitzelion dan Bangkit dinyatakan meninggal dunia. Sementara satu mahasiswa lagi atas nama Adinda Difa masih dirawat.

"Mitzelion dan Bangkit dinyatakan meninggal dunia. Kemudian untuk Adinda Difa Asmarani, saat ini sedangan menjalani tindakan perawatan medis RS AMC," ucapnya.

Tragedi di Kampung Cimenteng, Sukabumi

Dua orang tewas akibat tersambar petir di Kampung Cimenteng, Desa Sukamulya, Kecamatan Cikembar, Kabupaten Sukabumi. Korban pertama adalah Fatah Yamani (40), seorang pegawai Dinas Komunikasi Informasi dan Persandian (Diskominfosan) Kabupaten Sukabumi. Korban kedua adalah M Rafli, warga Desa Cisarua, Kecamatan Nagrak.

"Saudara Fatah pegawai Diskominfosan, di bawah Bidang Perandian dan Informasi. Almarhum bertugas di Ratel Palabuhanratu, asli warga Palabuhanratu," kata Ujang Mulyadi, rekan almarhum Fatah kepada detikJabar, Minggu (21//2024).

Ujang menjelaskan, korban meninggal dunia saat berada di daerah Cimenteng tidak jauh dari salah satu pabrik. Begitu mendapat kabar dari pimpinannya, Ujang kemudian mengecek untuk memastikan ke RSUD Sekarwangi, Cibadak.

"Tersambar petir d wilayah Cimenteng, dekat pabrik, di kawasan Cikembar. Saya ditelepon pimpinan untuk segera memastikan, ternyata benar ini Fatah rekan kita," ujarnya.

Video sesaat setelah korban tergeletak juga ramai tersiar di media sosial, beberapa warganet bahkan membuat siaran langsung usai kejadian tersebut. Oman, salah seorang sopir ambulans menyebut warung tempat korban berteduh juga hancur berantakan.

Sementara itu, Ajat ketua RW 08, Nagrak mengatakan korban lainnya bernama M Rafli diketahui juga tengah berteduh di lokasi yang sama bersama ibunya.

"Mau ke pesantren diantar oleh ibunya, berhubung hujan di saung yang sama tepat seperti di video mereka barengan berteduh. Saat itu mungkin sedang pegang hp atau bagaimana, kena petir kalau yang ibunya M Rafli enggak kena,"ungkapnya.




(sya/dir)


Hide Ads