Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengevaluasi hasil pemantauan bencana selama musim Lebaran 2024. Dia menyebut, mayoritas bencana yang terjadi selama periode Lebaran yaitu banjir dan longsor.
Awalnya, Suharyanto menjelaskan jika bencana alam tidak bisa dihindari. Pertambahan penduduk dan perubahan cuaca jadi penyebab utama terjadinya bencana.
"Memang untuk bencana ini tidak bisa dihindari, kenapa demikian? Karena daya dukung lingkungan, pertambahan penduduk, kemudian juga faktor cuaca, climate change juga, selalu berubah-ubah sehingga setiap tahun jumlah bencananya selalu meningkat," kata Suharyanto di KM 64+600 A Tol Bocimi, Rabu (17/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski demikian, Suharyanto bersyukur dampak bencana yang terjadi selama periode Lebaran dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Pihaknya mencatat, jumlah korban jiwa dan dampak infrastruktur dapat diperkecil pada periode Lebaran 2024.
"Nah, di tahun 2024 ini, alhamdulillah khususnya terkait mudik seperti tadi yang disampaikan Bapak Menko, ada beberapa kejadian banjir, longsor, tetapi untuk jumlah korban yang meninggalnya terkait dengan mudik ini tidak menonjol," ujarnya.
Adapun bencana alam yang menjadi atensi yaitu longsor di di Tana Toraja. Sebanyak 20 orang meninggal dunia akibat tertimbun longsor.
"Ada beberapa bencana seperti yang terjadi misalnya sekarang di Tana Toraja itu ada 20 yang meninggal tetapi sekarang sudah ditemukan semua. Itupun tidak terkait dengan karena pergerakan mudik," kata dia.
Sementara itu banjir di sejumlah daerah sudah berangsur surut. Seperti di Tanah Datar, Kepahiang, Pesawaran, Bandar Lampung hingga Grobogan. Total jumlah bencana alam yang terjadi selama musim mudik lebaran sebanyak 18 kejadian.
(orb/orb)