Di tengah keramaian objek wisata Pantai Pangandaran banyak sejumlah pihak yang diuntungkan. Salah satunya para pedagang dan penyewa bugi selancar.
Wisatawan yang memenuhi bibir pantai jadi ladang cuan bagi penyewa bugi. Seorang penyewa bugi di Pantai Pangandaran Ujang Rusdiana (43) turut kecipratan berkah dari banyaknya pengunjung.
Ujang mengatakan sangat bersyukur dari banyaknya jumlah kunjungan ke Pantai Pangandaran menerima berkah dan cuan dari sewa bugi. "Alhamdulillah selama libur lebaran ini sangat laku sewa bugi selancar ini," kata Ujang saat berbincang dengan detikJabar, Senin (15/4/2024).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam sehari Ujang menyewakan puluhan bugi selancar untuk wisatawan yang berada di Pantai Pangandaran. "Sehari bisa 50 bugi abis bulak balik yang pinjam ke saya," ucapnya.
Untuk bugi selancar yang disediakan ada 3 ukuran diantaranya untuk anak-anak, dewasa dan orang tua. "Untuk yang anak-anak hanya Rp 10 ribu sepuasnya, bugi dewasa Rp 15 ribu dan bugi orang tua Rp 25 ribu sama sepuasnya. Tentu ukurannya berbeda sesuai kapasitas orangnya," kata dia.
Ia mengatakan penghasilan dalam sehari dari sewa bugi saat libur lebaran dapat Rp 750 ribu hingga Rp 1 juta. "Dapat Rp 1 juta sehari saja saat libur panjang sudah lumayan. Karena di sini ada 300 penyewa bugi," ujarnya.
Selain itu, para penyewa bugi yang masuk paguyuban bugi di Pantai Pangandaran mematok harga yang sama. "Jadi kalau kami kan ada paguyuban, untuk harga semua sama. Kalau di luar itu berarti ilegal," katanya.
Menurutnya, semua penyewa bugi di Pantai Pangandaran merupakan warga lokal. "Semuanya warlok, terberdayakan semua," ucap dia.
Di hari puncak libur lebaran pada Minggu (14/4) kemarin, Ujang mengaku mendapatkan penghasilan di luar dari biasanya. "Kemarin dapat Rp 4 juta alhamdulillah karena pengunjung tumplek banyak banget," ucapnya.
![]() |
Sementara itu, kata Ujang saat hari biasa penghasilan paling besar hanya Rp 300 ribu sehari, itu pun terjadi pada weekend. "Kalau hari biasanya di weekend paling gede Rp 300 ribu dapat," katanya.
Untuk menambah penghasilan tambahan, Ujang membuka warung minuman dingin, kopi dan kelapa muda yang tak jauh dari jasa sewa bugi. "Penghasilan tambahan saya buka warung sama orang tua, warung kopi, minuman dingin dan kelapa muda," ucapnya.
Awal Mula Buka Usaha Bugi hingga Warung di Pantai Pangandaran
Ujang bercerita awal mual sewa bugi saat melihat peluang kunjungan objek wisata Pantai Pangandaran yang kembali ramai pasca tsunami.
"Sekitar 2009 waktu itu masih menjadi pengelola penginapan, lalu sering lihat pantai selalu ramai. Terus terpikirkan pengen ikut sewakan bugi. Dulu masih pinjam dari orang lain ada bosnya. Dari penginapan saya keluar kerja," kata dia
Tahun 2010, Ujang mulai merintis usaha sewa bugi dan warung dengan hanya membuka tenda biru. "Saat itu pantai Pangandaran masih banyak tenda biru yang diisi para pedagang," kata dia.
Dengan kondisi itu, menurut Ujang, Pantai Pangandaran belum secantik sekarang penataanya. "Kalau sekarang sudah rapi, para pedagang direlokasi," ucapnya.
Kendati demikian, kata Ujang, hotel dan penginapan mulai ramai begitupun pengunjung ke Pantai Pangandaran. "Dulu juga ramai Pantai Pangandaran, cuman keramaiannya belum sampai macet seperti sekarang padat," katanya.
Ujang mengatakan kondisi yang tidak berubah sampai sekarang yaitu kondisi bibir pantai yang tidak terlihat abrasi. "Pantai Pangandaran yang tidak terlihat berubah itu kondisi pesisir nya. Masih sama jarak dari bibir pantai ke jalan tetap jauh. Malah seperti kelihatan surut ke laut," ungkapnya.
Seiring berjalannya waktu, usaha Ujang sewa bugi semakin moncer, namun karena masih punya bos masih bagi hasil penjualan. "saya mah jualan saja. Ada boss jadi setor," katanya.
Saat itu, Ujang bercerita jika harga sewa bugi masih sekitar Rp 10 ribu paling mahal. Itupun semua jenis bugi selancar. "Ya lumayan kalau sehari dapat Rp 100 sampai Rp 300 ribu kalau libur lebaran," ucapnya.
Ia mengatakan karena masih diperbolehkan buka tenda biru, saat itu menginap di tenda untuk menjaga barang-barang sewaan dan dagangan. "Dulu mah saya pasang tenda biru nginap disini. Jadi tau badainya, anginnya, hujannya ketika di Pantai Pangandaran," katanya.
Pinjam KUR BRI Untuk Modal Usaha
Tahun 2010 jalan usaha yang dilewati Ujang dalam bidang usaha sewa bugi tidak selalu berjalan mulus. Beberapa jalan terjal pernah dilewati. "Maka saat itu saya berniat mengajukan pinjaman ke bank. Melalui KUR kalau gak salah Rp 30 juta dikasih saat itu," kata Ujang.
Dengan pinjaman itu, menurut Ujang, digunakan untuk modal membeli bugi selancar dan berdagang. "Alhamdulillah dengan itu usaha semakin maju dan permodalan tercicil lunas," ucapnya.
KUR BRI Bantu Permodalan pelaku UMKM
Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan, selama 6 (enam) tahun terakhir BRI Regional Office Bandung telah menyalurkan pinjaman KUR kepada 3,9 juta nasabah.
"Sebanyak 3,9 juta nasabah itu dengan total nominal penyaluran sebesar Rp 102 triliun di Jawa Barat wilayah kerja BRI Regional Office Bandung, di luar Bogor, Depok, Bekasi, Karawang yang termasuk wilayah kerja BRI Regional Office Jakarta 2," kata Sadmiadi, belum lama ini.
Menurutnya, BRI terus melakukan upaya untuk mendukung UMKM naik kelas seperti, membina klaster usaha yaitu community approach dengan memberikan pembinaan literasi bisnis dan digital kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah. "Saat ini BRI Regional Office Bandung sudah memiliki 867 klaster usaha binaan," terangnya.
Selain itu, kata Sadmiadi, BRI juga berperan aktif membina UMKM melalui Rumah BUMN untuk pengembangan UMKM (Go Modern, Go Digital, Go Online, Go Global). "Terdapat 3 Rumah BUMN yang berlokasi di Bandung, Purwakarta, dan Tasikmalaya," ucapnya.
Agus berkata, saat ini juga telah melakukan pemberdayaan kepada UMKM dan masyarakat melalui CSR yang telah disalurkan sebesar Rp 33,4 miliar dari 2020 s.d 2023.
"Kami juga buka akses untuk para pelaku usaha melalui LinkUMKM," ucapnya.
Ia mengatakan LinkUMKM ini merupakan Platform Pemberdayaan Digital yang bertujuan untuk meningkatkan kapabilitas UMKM Indonesia melalui program terintegrasi yang dapat diakses melalui website & aplikasi.
"Terdapat juga scoring assessment untuk penilaian UMKM naik kelas dimana terdapat 200.591 UMKM naik kelas di BRI Regional Office Bandung," ucapnya.
(yum/yum)