Tabir Misteri Lubang Gravitasi Terbesar Bumi di Dasar Samudra Hindia

Kabar Internasional

Tabir Misteri Lubang Gravitasi Terbesar Bumi di Dasar Samudra Hindia

Rachmatunnisa - detikJabar
Sabtu, 13 Apr 2024 02:01 WIB
Ilustrasi samudra
Ilustrasi samudra (Foto: Getty Images/iStockphoto/Placebo365).
Jakarta -

Dasar Samudra Hindia menyimpan sebuah 'kekuatan' alam terbesar di Bumi. Di bawah samudra tersebut tersebut terdapat lubang gravitasi yang masih menyimpan misteri.

Melansir detikInet, sejak penemuan lubang gravitasi itu pada 1948, masih membuat bingung para ilmuan. Namun, kini tim peneliti dari Indian Institute of Science (IIS) berpikir bahwa mereka telah menemukan jawabannya. Menurut mereka, lubang di Samudra Hindia disebabkan oleh pecahan-pecahan dari lautan yang tenggelam atau dasar lautan lain yang jauh lebih tua.

Di bagian misterius Samudra Hindia, tarikan gravitasi jauh lebih lemah dibandingkan tempat lain di Bumi. Lubang gravitasi ini, merupakan anomali gravitasi terbesar (dan terdalam) di dunia, dan secara resmi dikenal sebagai Indian Ocean Geoid Low (IOGL). Geoid adalah model teoritis permukaan laut di seluruh dunia, yang ketidakteraturannya berhubungan dengan variasi gravitasi Bumi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tidak ada yang misterius tentang variasi gravitasi yang berhubungan dengan perbedaan kepadatan lapisan batuan bawah permukaan dan bawah laut. Yang tidak dapat dijelaskan adalah ukuran dan amplitudo anomali di Samudra Hindia.

Lebih banyak udara daripada air

Lubang gravitasi ini berpusat sekitar 1.200 km barat daya Kanyakumari (Cape Comorin), ujung paling selatan anak benua India. Depresi melingkar di lautan ini memiliki luas sekitar 3 juta km persegi, yang hampir seluas India sendiri.

ADVERTISEMENT

Karena gravitasi lokal yang lebih rendah, permukaan laut di IOGL lebih rendah hingga 106 meter dibandingkan rata-rata global. Hal ini menambah volume udara yang sangat besar di tempat yang seharusnya terdapat air. Perhitungan bagian belakang selubung menunjukkan bahwa akibat anomali tersebut, sekitar 100 km kubik air mengalami perpindahan.

Anomali tersebut ditemukan oleh Felix Andries Vening Meinesz, ahli geofisika Belanda yang menemukan alat untuk mengukur gravitasi di laut. alat itu dinamai Golden Calf karena warnanya. Pelaut di kapal selam yang membawa instrumen tersebut harus tetap tidak bergerak di tempat tidurnya selama pengukuran.

Artikel ini sudah tayang di detikInet, baca selengkapnya di sini.

(mso/mso)


Hide Ads