Kerinduan yang Mengantar Maria Pulang ke Sukabumi

Kerinduan yang Mengantar Maria Pulang ke Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 10 Apr 2024 15:00 WIB
Maria Octaviani Arsita (24),
Maria Octaviani Arsita (24), (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar)
Sukabumi -

Namanya Maria Octaviani Arsita (24), mahasiswi salah satu perguruan tinggi di Jakarta ini rela naik bus dan menempuh perjalanan 5 jam dari Jakarta, untuk bertemu sanak keluarganya di Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.

Niat silaturahmi di hari Idul Fitri dengan keluarga di kampung halaman ibunda menggerakannya untuk melepas rindu dengan kakak dan kerabatnya. Maria adalah seorang pemeluk Katolik yang taat bahkan ia tercatat sebagai anggota salah satu organisasi di bawah naungan gereja, OMK (Orang Muda Katolik) .

"Ingin merasakan mudik, berkumpul dengan keluarga bersilaturahmi dan merasakan nikmatnya ketupat lebaran," kata Maria seraya terekeh, kala ditemui di kediaman salah seorang kerabatnya di Palabuhanratu, Rabu (10/4/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kerinduan yang mengantar Maria pulang kampung, ia bercerita ibunya dahulu adalah seorang muslim. Namun memilih pindah agama mengikuti ajaran agama ayahnya yang Katolik di Jakarta.

"Keluarga juga menerima, karena yang namanya keyakinan kan kembali kepada diri masing-masing. Yang penting sekarang perbedaan bukan berarti harus menjadi perpecahan, selama kitanya ada dalam bingkai toleransi," ungkap dia.

ADVERTISEMENT

"Sebenarnya ini adalah yang kesekian kalinya saya pulang ke kampung, setelah beberapa tahun absen karena Covid-19. Alhamdulilah setelah beberapa tahun mereda akhirnya bisa pulang juga. Keluarga saya juga senang dengan kehadiran saya bersama mereka di sini, bingkai toleransi keluarga sangat kuat walaupun memang ada juga keluarga yang punya anggapan lain," sambung dia.

Berulang kali Maria mengungkap rasa senangnya bisa pulang, selain bertemu dengan keluarga, ia juga menyebut udara yang segar di perkampungan.

"Namanya Jakarta kan tentu beda ya kualitas udaranya dengan di sini. Udara yang sejuk membuat saya betah untuk diam lebih lama di sini sekaligus refreshing lihat rimbunan pohon yang hijau dan bisa main juga ke laut, satu yang kurang yaitu di kampung saya kualitas sinyal telepon selulernya jelek," pungkasnya.

(sya/yum)


Hide Ads