Jalan TOL (Tax On Location) merupakan jalan yang dikenai tarif khusus yang hanya bisa dilalui kendaraan roda empat yang menghubungkan antar kota maupun provinsi agar aksesnya lebih mudah dan lebih cepat dilalui. Dengan semakin berkembangnya zaman dari pertama kali jalan tol di Indonesia beroperasi pada tahun 1978 yang hanya 59 KM, kini jalan tol di Indonesia menurut BPJT (Badan Pengatur Jalan Tol) yang dilansir dari laman bpjt.pu.go.id total sudah 2.457 KM.
Salah satu jalan tol yang sangat populer dan sangat sering dilalui karena menghubungkan akses dua kota besar yaitu Jakarta-Bandung ialah Tol Cipularang (Cikampek-Purwakarta-Padalarang). Walau sering melalui atau sering mendengar tentang jalan tol yang satu ini, tapi tahukah detikers tentang fakta-fakta jalan tol yang satu ini? Maka dari itu, berikut fakta-fakta dan sejarah jalan tol Cipularang.
Sejarah Tol Cipularang
Asal muasal jalan tol ini ialah awalnya pemerintah berencana membuat jalan tol yang menghubungkan Jakarta dan Bandung, yang akan bercabang dari Tambun atau Cikarang melewati Jonggol, Cianjur, dan Padalarang. Bahkan tol ini sempat direncanakan dinamai Tol Cigolarang pada awal perencanaannya pada tahun 1991.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun rencana ini tidak kunjung terealisasi karena berbagai faktor walau sudah mendapat izin pembangunan, seperti adanya krisis moneter juga bersamaan dengan gagalnya pemindahan ibukota Indonesia ke kawasan Jonggol. Hingga akhirnya baru bisa terealisasi pada tahun 2003 yang pada saat itu bertepatan dalam rangka menyambut KTT Asia-Afrika.
Hingga berselang dua tahun, Tol Cipularang bisa diresmikan pada 12 Juli 2005 oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang pada saat itu Tol Cipularang memiliki panjang 54 KM dan menjadi tol terpanjang di Indonesia pada saat itu.
Fakta-fakta Tol Cipularang
Dilansir dari dari Jasa Marga selaku badan usaha milik negara yang bergerak di bidang pengusahaan jalan tol, dalam laman resmi jasamarga.com. Total panjang jalan tol Cipularang ialah sepanjang 64,4 KM, jalan tol yang yang dioperasikan oleh cabang Purbaleunyi merupakan jalan tol yang menawarkan pengalaman panoramik yang di mana detikers bisa menikmati pemandangan indah saat melintasi bukit dan jurang.
Walau begitu Tol Cipularang juga melewati beberapa tantangan dalam pembangunan seperti dari aspek tanah yang tidak stabil sehingga sering terjadi tanah longsor di sekitar jalan Tol Cipularang, lalu juga kondisi jalur yang menanjak dan bergelombang, dan arah sebaliknya menurun bergelombang yang membuat jalan tol ini kurang baik untuk dilalui. Sehingga, seringnya terjadi kecelakaaan di jalan Tol Cipularang ini, terutama dari KM 90 hingga KM 100. Walau tidak bisa disalahkan jalannya saja, karena banyak faktor yang bisa memengaruhi seperti faktor kendaraan, kecepatan, cuaca, bahkan orangnya.
Maka dari itu dalam mencegah kecelakaan Jasa Marga memfasilitasi juga berbagai rest area, sehingga pengendara bisa beristirahat sejenak atau sekadar mengisi bahan bakar. Dimana rest area di Tol Cipularang ada lima, Rest Area KM 72 A, Rest Area KM 72 B, Rest Area KM 88 A, Rest Area 88 B, dan Rest Area KM 97. Juga sudah disediakan berbagai armada yang siap bertugas demi mencegah dan menghadapi hal yang terjadi selama perjalanan melintas tol Cipularang, seperti polisi patroli, ambulance, mobil derek, dan mobil water tank guna memadamkan semisal terjadi kebakaran.
Dalam menjelang liburan Hari Raya Idulfitri, tol pentingnya mengetahui hal-hal tentang tol Cipularang tersebut. Terutama bagi detikers yang bertujuan ke Cikampek, Purwakarta, dan Padalarang, atau ke Bandung melawati jalan tol ini bisa menjadi opsi. Semoga bermanfaat.
(sud/sud)