Corak Wastra Nusantara Faustine yang Pikat Pedangdut Malaysia

Corak Wastra Nusantara Faustine yang Pikat Pedangdut Malaysia

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 08 Apr 2024 03:00 WIB
UMKM asal Kota Bandung kenalkan pakaian bertema wastra nusantara hingga dikenakan artis dangdut asal Malaysia.
UMKM asal Kota Bandung kenalkan pakaian bertema wastra nusantara hingga dikenakan artis dangdut asal Malaysia. (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Bahagia sekaligus bangga, itulah yang dirasakan Reri Kusumawati. Owner Faustine itu senang karena salah satu koleksi baju yang dia buat di industri rumahan miliknya dipakai salah satu artis dangdut asal Malaysia Mya Herry dalam salah satu acara bergengsi di televisi swasta di Indonesia.

Wanita kelahiran 1971 itu mengaku jika outfit yang dikenakan Mya Herry berwarna kuning itu merupakan salah satu koleksi terbaiknya dan tentunya syarat akan makna pakaian Nusantara.

Reri, menunjukkan langsung outfit yang dikenakan Mya Herry kepada detikJabar dalam kegiatan Festival Ramadan Pegadaian Kantor Wilayah X Bandung di awal Bulan April 2024 lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya tiba-tiba dihubungi orang Indosiar untuk bekerjasama, saya tanya bentuk kerjasamanya seperti apa, dari pihak Indosiar butuh pakaian wanita untuk host di acara Aksi 2024, saya tanya juga feedback-nya juga, otomatis ketika baju itu dipinjam nama produk saya ada di televisi," kata Reri saat membuka perbincangan bersama detikJabar.

Tak hanya nama produknya dipampang di televisi, Reri juga mendapatkan fee laundry dari pihak televisi. Bagi Reri, fee tersebut tak begitu penting, namun menurutnya ketika pakaian yang dibuat bisa digunakan artis itu menjadi kebanggaannya.

ADVERTISEMENT

"Kemarin satu baju saja, saya senang, masalah fee saya anggap bonus, setidaknya nama saya sudah tampil di televisi apalagi itu digunakan oleh host asal Malaysia dan acaranya tingkat Asia," ungkap Reri.

Reri tak menyangka, jika produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) miliknya bisa digunakan di acara bergengsi di Asia Tenggara karena penontonnya tak hanya dari Indonesia. "Senang banget, kalau materinya tidak saya pikirkan, alhamdullilah senang banget," ujarnya.

Bertemakan Wastara Nusantara

UMKM asal Kota Bandung kenalkan pakaian bertema wastra nusantara hingga dikenakan artis dangdut asal Malaysia.UMKM asal Kota Bandung kenalkan pakaian bertema wastra nusantara hingga dikenakan artis dangdut asal Malaysia. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Reri menjelaskan, produk fesyen miliknya bisa dilirik salah satu acara televisi swasta nasional karena beda dengan pakaian pada umumnya. Reri juga menyebut, pakaiannya itu terbuat dari kain khas Indonesia.

"Saya menjual pakaian-pakaian yang mengangkat wastra nusantara. Karena saya ingin berpartisipasi supaya generasi muda kita mempertahankan wastra nusantara," ungkap Reri.

"Kain kita gunakan tenun dan lurik di seluruh Indonesia, dari NTT hingga Kalimantan," ujarnya.

Selain dijual di Indonesia, produk miliknya juga dijual ke pasar Asia Tenggara. "Produk saya jual se Indoensia, Kalimantan, Palembang, Bali, Makasar, hingga ke Malaysia dan Singapura," ujarnya.

Menurut Ruri, pakaian yang dibuat memiliki garis desain beda, di mana orang bisa membuat pakaian serupa tapi ketika melihat produknya akan terlihat perbedaannya.

"Produk saya punya ciri khas sendiri. DNA dan karakter produk saya fokus ke tenun dan lurik, serta cutting sizenya punya karakter," jelasnya.

Modifikasi Pakaian Modern dan Tradisional

UMKM asal Kota Bandung kenalkan pakaian bertema wastra nusantara hingga dikenakan artis dangdut asal Malaysia.UMKM asal Kota Bandung kenalkan pakaian bertema wastra nusantara hingga dikenakan artis dangdut asal Malaysia. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Setiap desain dan model pakaian Faustine, pasti dipadukan dengan kain tenun dan kain lurik. Meski model-modelnya mengikuti perkembangan zaman, Reri menyebut dia tetap pertahankan kain tradisional di pakaian yang dibuatnya.

"Modelnya apa saja, tapi bahan bakunya ada tiga jenis kain. Ada tenun, lurik dan linen, selain linen ada juga sekarang denim, pengganti linen saya gunakan denim," terang Ruri.

Ruri menyebut, karena desain dan bahan baku pakaian yang dibuatnya terbuat dari bahan terbaik maka harga pakaiannya pun cukup lumayan dibandingkan pakaian lainnya.

"Harga dari Rp 450 ribu-1,5 juta, saya bisa produksi 250 pcs per bulan dan saya juga ada Gallery di Baltos. Kalau home industrinya ada di Panyileukan," ujarnya.

Tak hanya itu, Ruri juga mengatakan jika pakaiannya kerap menjadi langangan pejabat di lingkungan Pemerintah Kota Bandung danlainnya.

"Sejak tahun 2019 beberapa kali dibeli Umi Oded bahkan Mang Odednya. Saya terima custom dan couple," ujar Reri yang mengaku tak pernah menjadi desainer karena dia merupakan ibu rumah tangga

Nama Faustine Semakin Harum Berkat Pegadaian-BRI

UMKM asal Kota Bandung kenalkan pakaian bertema wastra nusantara hingga dikenakan artis dangdut asal Malaysia.UMKM asal Kota Bandung kenalkan pakaian bertema wastra nusantara hingga dikenakan artis dangdut asal Malaysia. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Pesanan pakaian yang dibuat Reri datang dari berbagai kalangan, dari mulai pejabat hingga pengusaha. Nama usahanya semakin harum karena sering mengikuti pameran, dari tingkat daerah hingga tingkat nasional.

"Saya itu ibu rumah tangga biasa, belajar desain secara otodidak. Dulu tahun 2013 saya jualan produk pakaian jadi, bahkan saya sampai beli ke Thailand, saya jual kepada ibu-ibu yang ada di sekolah anak saya," ujarnya.

"Saya bikin sendiri sejak ada teman ngomong kalau usia kita itu terus bertambah, kalau kita terus berburu pakaian menguras energi dan kenapa enggak bikin sendiri. Ketika itu saya bikin sendiri dan banyak yang suka," tambah Reri.

Reri menyebut, sejak menjadi UMKM binaan Pegadaian yang kini diketahui merupakan anak perusahaan BRI, banyak fasilitas yang sudah didapatkan.

"Alhamdullilah saya bergabung dengan Pegadaian dari 2019 dan jujur banyak fasilitas yang diberikan termasuk pameran di lokal Bandung bahkan 2023 ikut Inacraft yang difasilitasi Pegadaian. Banyak pelatihan dan seminar juga yang saya ikuti," tuturnya.

Tak hanya itu, Reri juga aktif dalam berbagai kegiatan yang digelar oleh Rumah BUMN. "Ya Rumah BUMN, saya sempat ikut pelatihan UMKM naik level," ujarnya.

Tidak cukup pakaiannya dipakai artis hingga muncul di televisi swasta nasional. Reri ingin jika pakaiannya bisa mendunia, minimal pasar Asia.

"Sasaran pasar saya sekarang ini nasional sudah, ke depan saya ingin go internasional, paling dekat bisa masuk pasar Malaysia dan Brunei. Saya juga ingin orang tahu produk Indonesia dengan kenalkan wastra nusantara," tuturnya.

Dimudahkan dengan Transaksi Digital

UMKM asal Kota Bandung kenalkan pakaian bertema wastra nusantara hingga dikenakan artis dangdut asal Malaysia.UMKM asal Kota Bandung kenalkan pakaian bertema wastra nusantara hingga dikenakan artis dangdut asal Malaysia. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Dalam menjalankan usahanya, Reri menggunakan merchant BRI salah satunya produk Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS). Transaksi digital yang dilakukannya saat ini karena ingin mengikuti perkembangan zaman.

"Ya, perkembangannya sekarang banyak yang menggunkan. Dulu kalum muda , sekarang orang-orang seusia saya gak kalah pakai QRIS," ujar Reri.

Seperti dalam kegiatan pameran, Reri sebut jika banyak pembeli yang gunakan QRIS untuk bertransaksi. "Hampir kebanyakan gunakan QRIS," ujarnya.

Reri juga mengajak kepada para pelaku UMKM yang belum menggunakan QRIS untuk menggunkan QRIS dalam bertransaksi karena memiliki banyak kemudahan.

"Kedepan, pasti akan lebih jauh meningkat, UMKM seperti kita harus lebih smart dan terus belajar. Meski usia kita sudah tua jangan sampai kita ketinggalan zaman," ucap Reri.

Selain itu, sebagai pedagang dia juga tidak usah repot memikirkan uang kembalian. Karena dengan transkasi menggunakan QRIS pembeli tinggal scan barcode saja. "Iya betul, gak usah sediain kembalian," tambahnya.

Sinergi Ultra Holding Mikro Hasilkan Produk UMKM Luar Biasa

Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengapresiasi para pelaku UMKM binaan BRI serta UMKM hasil Sinergi Ultra Holding Mikro.

"Melalui Sinergi Ultra Holding Mikro antara BRI, Pegadaian dan PNM dibentuk Unit Kerja (Uker) Senyum (Sentra Layanan Ultra Mikro) di mana saat ini terdapat 127 Uker Senyum di wilayah BRI Regional Office Bandung," kata Sadmiadi kepada detikJabar.

Menurutnya, BRI juga berperan aktif membina UMKM melalui Rumah BUMN demi mewujudkan UMKM go modern, go digital, go online dan go global.

"Juga pemberdayaan kepada UMKM dan masyarakat melalui CSR yang telah disalurkan sebesar Rp 33,4 miliar dari 2020-2023," tambahnya.

Dalam menjalani bisnisnya, pihaknya juga mendorong agar para UMKM dapat berperan aktif dalam melakukan transaksi digital sehingga menjadi kebiasaan banyak orang. Karena transaksi digital, menguntungkan dan memudahkan.

"Memberikan rasa aman dalam memperoleh pembayaran karena dapat menghindari pembayaran uang palsu dan lebih mudah dalam mengelola keuangan karena pembayaran secara cashless," ujarnya.

Sadmiadi juga menyebut, transaksi menggunakan merchant BRI lebih simple karena tidak perlu menyiapkan uang kembalian dan tidak perlu repot ke Bank utk menabung ke Bank karena pembayaran langsung masuk rekening.

"Manfaat untuk konsumen, lebih banyak memberikan pilihan pembayaran, lebih simple karena tidak perlu membayar dengan uang cash, pembayaran menggunakan kartu atau scan barcode QRIS. Selain itu, transaksi pembelian menjadi kekinian dan konsumen khususnya konsumen nasabah BRI dapat menikmati program-program BRI," pungkasnya.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads