Tiga tahun setengah lamanya, Jepang menjajah Indonesia. Penderita rakyat Indonesia tak henti meski Belanda sudah hengkang dari Nusantara. Banyak cerita sejarah terkait penjajahan Jepang di Indonesia.
Jika mengingat penjajahan Jepang, N Rosita kembali ingat cerita sang ayah. Di mana sang ayah yakni Umar Sutan Malengang pernah mengalami kekejaman dari penjajah Jepang.
Wanita yang saat ini tinggal dan menetap di Kota Bandung itu mengatakan, jika Umar Sutan Malengang yakni ayah kandungnya sendiri pernah menjabat sebagai wedana di Kabupaten Garut, Jawa Barat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski memiliki jabatan, sama dengan warga lainnya, Umar Sutan Malengang mengalami penderitaan di zaman penjajahan Jepang. Bahkan menurut wanita yang kini berumur 57 tahun itu saking sengsaranya, sang ayah harus menggunakan pakaian berbahan baku karung goni.
Kisah bersejarah itu, dikisahkan Rosita kepada detikJabar belum lama ini. Dari kisah kelam sang ayah yang sudah hampir 18 tahun lalu tutup usia, Rosita menjelma menjadi pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sukses dengan menggunakan karung goni sebagai bahan baku utamanya.
Beragam produk fesyen hingga craft dibuat Rosita dari karung goni. Di antaranya tas wanita, ransel, tas laptop, rompi, sepatu, dompet, gantungan kunci, tempat kartu nama, pouch, pas bunga hingga lainnya.
"Usaha ini saya dirikan sejak tahun 2016. Awalnya kita dari fesyen, melebarkan sayap ke craft karena terinspirasi ketika orang tua kami di masa penjajahan Jepang menggunakan baju dari karung goni yang digunakan sebagai pakaian sehari-hari. Dulu kita sengsara, penjajahan yang kelam, meski orang tua kami Wedana Cisurupan Garut," kata Rosita kepada detikJabar saat dijumpai di Festival Ramadan Pegadaian Kantor Wilayah X Bandung di awal Bulan April 2024 lalu.
Rosita mengatakan, sang ayah Umar Sutan Malengang mampu menguasai empat bahasa dari mulai Bahasa Jepang, Belanda, Inggris dan Indonesia. Sang ayah meraupkan orang terpandang, meski demikian sang ayah juga sama-sama merasakan apa yang dialami oleh rakyat Indonesia pada saat itu.
"Beliau meninggal 18 tahun lalu, kata ayah dulu karung goni digunakan untuk melindungi tubuh, karena enggak ada baju, saking sengsara-sengsaranya. Baju itu terbuat dari karung goni bekas beras, selama 3,5 tahun itu kita sengsara, susah dapatkan baju yang layak," ungkap Rosita.
Menjelma Jadi UMKM Sukses
![]() |
Delapan tahun berlalu, usaha produk UMKM karung goni menjelma menjadi usaha yang sukses. Meski berbahan karung goni, siapa sangka produk yang dibuat Rosita itu disukai dan banyak digunakan orang.
Selain itu, produk karung goni yang dinamai Arcisu berhasil melewati badai pandemi COVID-19. Dikala pelaku UMKM terdampak pandemi COVID-19, Rosita mengaku usahanya itu mampu bertahan, meski banyak UMKM lain tumbang.
"Semakin meningkat karena produk kita spesifik, tidak semua orang miliki produk seperti saya, baik itu omzet, kualitas produk dan model kita lebih di perhatikan biar tidak monoton lihatnya itu-itu lagi," tuturnya.
"Pandemi orang lain susah saya omzet tinggi, karena mungkin kebesaran tuhan dengan kerja keras dan doa alhamdullilah produk saya naik. Banyak yang ngomong, kenapa orang lain susah makan kamu renovasi rumah," tambahnya.
Tak hanya dipasarkan di Indonesia. Produk UMKM milik Rosita merambah pasar Asia dan dikirim ke China hingga Jepang.
"Terakhir kita kirim ke Jepang, produknya dijual di mal. Di antaranya one set, sandal buatong, tas wanita, pouch dan tas laptop," ucapnya.
Ramah Lingkungan Hingga Jadi Merchandise G20
![]() |
Produk UMKM milik Rosita yang digunkan ramah lingkungan, karena bahan bakunya terbuat dari karung goni yang kita ketahui karung goni itu terbuat dari bahan baku alami. Karena itu, produknya mencuri hati banyak orang.
"Orang tertarik dengan produk saya karana model yang spesifik, terus bahan baku dari serat alam dan bukan sintetis, tapi kalau ini memang pure bikin di Jawa Barat," ujarnya.
Tak hanya karung goni baru, beragam produk craft yang dibuat Rosita juga ada yang berasal dari karung goni bekas.
"Limbah karung goni saya gunakan, karena kan mengingat sangat penting sekali Indonesia penghasil sampah terbesar di dunia yang susah terurai, sehingga dengan cara ini saya bantu jaga kebersihan," tuturnya.
Rosita menyebut, dalam sebulan dia mampu memproduksi sekitar 800 pcs produk fesyen dan craft dari karung goni. "Paling banyak pouch dan totebag," ucapnya.
Selain itu, Rosita menyebut produk UMKM yang melibatkan sekitar enam orang karyawan yang bertempat di rumahnya berhasil dipercaya menjadi salah satu merchandise dalam kegiatan internasional G20 pada 2020 lalu di Indonesia.
"Dalam acara G20 di Nusa Dua Bali saya bikin aksesorinya, alhamdullilah," ujarnya.
Jadi Binaan Pegadaian dan Bank BRI
![]() |
Dalam menjalankan usahanya, banyak dukungan yang didapatkan oleh Rosita. Baik dukukan materi hingga ilmu pengetahuan yang didapatkannya. Rosita mengaku jika dia merupakan UMKM binaan Pegadaian yang merupakan anak perusahaan Bank BRI sekaligus dia juga menjadi UMKM binaan Bank BRI itu sendiri.
"Pegadaian dapat bantuan kaya tempat ini (tempat memamerkan produk), diajak pameran dan mendapatkan banyak pelatihan. Selain itu, kita juga bisa gadai emas," ujarnya.
Tak hanya itu, Rosita juga menyebut jika dia juga mendapatkan banyak bantuan dari Bank BRI. "BRI permodalan, KUR, punya KUR. Merchant BRI, pakai QRIS da saya juga pakai tabungan BRI," tuturnya.
Rosita juga mengatakan, dengan menggunakan merchant BRI dia mendapatkan banyak kemudahan saat bertransaksi dengan pembeli.
"Banyak yang transaksi pakai QRIS, transkasi mudah enggak udah bawa uang cash dan gak usah repot cari uang kembalian," tambahnya.
Menurut Rosita, karena produknya disukai kalangan menengah ke atas, dia ingin membuka galeri di Jakarta kerana permintaan dari Jakarta juga banyak. Saat ini dia memiliki galeri kecil di rumahnya dan berjualan secara online juga menggunakan marketplace.
"Pengen punya galeri di Jakarta, karena produk punya saya dibeli kalangan menengah ke atas, kalau punya galeri lebih keren lagi dong," pungkasnya.
Sinergi Ultra Holding Mikro BRI
![]() |
Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan, pelaku UMKM seperti produk karung goni milik Rosita merupakan hasil Sinergi Ultra Holding Mikro.
"Melalui Sinergi Ultra Holding Mikro antara BRI, Pegadaian dan PNM dibentuk Unit Kerja (Uker) Senyum (Sentra Layanan Ultra Mikro) di mana saat ini terdapat 127 Uker Senyum di wilayah BRI Regional Office Bandung," kata Sadmiadi kepada detikJabar.
Sadmiadi menyebut, selama enam tahun terakhir BRI Regional Office Bandung telah menyalurkan pinjaman KUR kepada 3,9 juta nasabah, dengan total nominal penyaluran sebesar Rp102 triliun di Jawa Barat wilayah kerja BRI Regional Office Bandung.
"Kami juga membina klaster usaha yaitu community approach dengan memberikan pembinaan literasi bisnis dan digital kepada kelompok usaha yang terbentuk berdasarkan kesamaan usaha dalam satu wilayah. Saat ini BRI Regional Office Bandung sudah memiliki 867 klaster usaha binaan," jelasnya.
Selain itu, BRI juga berperan aktif membina UMKM melalui Rumah BUMN untuk pengembangan UMKM go modern, go sigital, go online dan go global. "Juga pemberdayaan kepada UMKM dan masyarakat melalui CSR yang telah disalurkan sebesar Rp 33,4 miliar dari 2020-2023," tambahnya.
Dalam menjalani bisnisnya, pihaknya juga mendorong agar para UMKM dapat berperan aktif dalam melakukan transaksi digital sehingga menjadi kebiasaan banyak orang. Karena transaksi digital, menguntungkan dan memudahkan.
"Memberikan rasa aman dalam memperoleh pembayaran karena dapat menghindari pembayaran uang palsu dan lebih mudah dalam mengelola keuangan karena pembayaran secara cashless," ujarnya.
Menurut Sadmiadi juga, transkasi menggunakan merchant BRI lebih simple karena tidak perlu menyiapkan uang kembalian dan tidak perlu repot ke Bank utk menabung ke Bank karena pembayaran langsung masuk rekening.
"Manfaat untuk konsumen, lebih banyak memberikan pilihan pembayaran, lebih simple karena tidak perlu membayar dengan uang cash, pembayaran menggunakan kartu atau scan barcode QRIS," ujarnya.
"Selain itu, transaksi pembelian menjadi kekinian dan konsumen khususnya konsumen nasabah BRI dapat menikmati program-program BRI," pungkasnya.
(wip/yum)