Banyak cara dilakukan masyarakat untuk mudik ke kampung halaman. Imron salah satunya yang mudik menggunakan mobil pikap dengan jumlah muatan 12 orang.
Keluarga Imron mudik dari Citayam Bogor. Mereka rencananya akan menempuh ratusan kilometer untuk menuju ke kampung halamannya di Madura, Jawa Timur.
Pikap berkelir putih itu sempat singgah beristirahat di rest area Kilometer 57 ruas Tol Cikampek pada Kamis (4/4/2024). detikJabar sempat melihat mobil tersebut berhenti di rest area.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Pikap tersebut tampak dimodifikasi. Bagian bak terbuka di belakang dipasang terpal plastik berwarna biru. Terpal itu diikat sana sini agar tak terbang.
Di dalamnya, terlihat sejumlah orang duduk berhimpitan. Ada yang kakinya dilipat ada juga yang selonjoran. Begitu tiba di rest area, satu per satu turun dari pikap itu. Mereka tampak kelelahan.
"Dari Citayam (Bogor) mau ke Madura, pakai pikap karena gak punya duit untuk beli mobil. Ini kaki kayak struk pegel," ujar Wati salah satu penumpang pikap tersebut.
Wati menuturkan dia harus berbagi ruang dengan keluarganya saat mudik menggunakan pikap. Mereka bergantian meluruskan kaki apabila merasa pegal. Bahkan, dia menceritakan sempat terjebak macet lebih dari satu jam di Jakarta.
"Capek, kena macet lebih dari satu jam," katanya.
Sementara itu, Imron menuturkan total ada 12 orang termasuk sopir yang mudik di mobil tersebut. Tiga orang duduk di bagian depan sedangkan sisanya di belakang.
"Berangkat dari Bogor jam setengah lima perkiraan sampai Madura jam 6 lagi kalau lancar," ungkap Imron.
Imron menjelaskan alasannya menggunakan pikap untuk mudik. Selain hanya memiliki pikap, menurutnya, hal itu juga lebih hemat dibanding harus menggunakan kendaraan umum.
![]() |
"Kalau pakai ini bensin sama tol sekitar Rp 1,8 juta, kalau umum mahal seorang bisa Rp 400 ribu," bebernya.
Imron mengungkap turut membawa barang bawaan di pikap tersebut. Mulai dari oleh-oleh untuk keluarganya di Madura, ada juga hewan peliharaan.
"Barang lalin oleh-oleh. Kalo burung sama ayam dari pada mati di tinggal di sana (Bogor) mending di bawa ke Madura," Pungkasnya.
(dir/dir)