Perjuangan Pemuda Terjang Bahaya Longsor Demi Beri Pakan Ternak

Serba-serbi Warga

Perjuangan Pemuda Terjang Bahaya Longsor Demi Beri Pakan Ternak

Whisnu Pradana - detikJabar
Jumat, 29 Mar 2024 17:00 WIB
Warga Korban Longsor Cipongkor Beri Pakan Ternaknya
Warga Korban Longsor Cipongkor Beri Pakan Ternaknya (Foto: Whisnu Pradana/detikJabar).
Bandung Barat -

Dua pemuda melangkah beriringan di jalan setapak tepat di bibir longsor yang menerjang Kampung Gintung, Desa Cibenda, Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB).

Tak berjalan dengan tangan kosong, seorang di antara dua pemuda memanggul tanaman padi kering hasil panen. Langkahnya pelan tetapi pasti, tak terlihat ngos-ngosan sama sekali.

Mereka sempat ditanya oleh petugas Basarnas yang menjaga perimeter di lokasi pencarian dan evakuasi korban tertimbun longsor. Lirih pemuda itu berkata 'bade maraban munding, Pak' atau berarti 'mau memberi makan kerbau, Pak' katanya pada petugas.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia diizinkan terus maju, namun diingatkan untuk berhati-hati. Dari arahnya, pemuda itu menuju rumah terakhir di titik teratas dekat 'mahkota' longsor. Petugas bawel lantaran tak mau kecolongan ada korban tambahan.

Setibanya di kandang kerbau yang berjarak sekitar 20 langkah dari rumahnya, pemuda berkaos hitam itu seketika melemparkan barang bawaannya. Tak khawatir rusak, karena bukan barang pecah belah namun tetap berharga untuknya.

ADVERTISEMENT

"Mau kasih makan kerbau dulu, wajib soalnya. Hari ini baru sekali dikasih makan," kata pemuda bernama Yogi itu kepada detikJabar, Jumat (29/3/2024).

Telaten ia mengambil batang-batang padi untuk disimpan ke tempat makan kerbau berwarna abu-abu tua. Ada dua kerbau yang mesti diberi makan, dengan sabar ia memenuhi tempat makan ternak tersebut.

"Sehari dikasih dua kali makan, siang sama malam. Kalau malam sekalian kontrol kandang, takutnya ada yang mencuri mundingnya (kerbaunya)," tutur Yogi.

Dua kerbau itu ternyata bukan miliknya, melainkan milik orang lain namun diurus olehnya. Sudah setahun ia mengurus dua kerbau itu, dengan iming-iming bagi hasil 50:50 jika dijual pemiliknya.

"Sudah setahunan saya yang urus, kadang berdua sama bapak. Keuntungannya ya nanti kalau dijual hasilnya dibagi 2. Makanya harus diurus dengan baik biar harganya mahal," tutur Yogi.

Yogi mesti menjaga kerbau itu dengan baik, sebab tak setiap waktu bisa ia perhatikan. Mengingat Yogi saat ini mesti tinggal di pengungsian buntut longsor yang menerjang kampungnya.

"Sudah 5 hari di pengungsian, soalnya enggak boleh tinggal di sini. Bahaya takutnya ada longsor susulan, apalagi di atas rumah saya tanahnya sudah ada retakan. Kalau hujan seperti Minggu kemarin, bisa-bisa longsor juga yang ini," kata Yogi.

Selama di pengungsian, Yogi bingung lantaran ia sama sekali tak punya penghasilan. Selain mengurus kerbau, sehari-hari ia biasanya bekerja sebagai tukang bangunan.

"Ngurus kerbau mah kan enggak setiap jam, paling pagi sama sore kasih makan. Terus seminggu sekali dibersihkan kandangnya. Kalau kerja sehari-hari kuli bangunan, terus sekarang nggak bisa kerja soalnya enggak fokus juga. Istri juga kan di pengungsian, baru melahirkan," kata Yogi.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Bandung, Supriono mengatakan saat ini warga banyak yang bolak-balik ke rumahnya. Terutama mereka yang memiliki hewan ternak.

"Banyak, boleh saja tapi tetap harus hati-hati. Kalau sudah memberi makannya langsung turun lagi, jangan berlama-lama di area longsor," kata Supriono.

(mso/mso)


Hide Ads