Dishub Kota Bandung melarang penggunaan klakson telolet pada bus. Karena dinilai bisa membahayakan.
"Klakson telolet itu juga bisa jadi faktor kecelakaan. Karena penggerak dari udara efisiensi remnya bisa berkurang. Maka kalau ada kendaraan yang punya klakson telolet harus dibongkar, karena bisa terjadi kegagalan sistem pengereman. Jadi buang itu lah telolet," kata Plt Kadishub Kota Bandung, Asep Kuswara, Kamis (28/3/2024).
Ia menyayangkan, fenomena telolet saat ini menjadi 'hiburan' baru, padahal sebetulnya bisa berbahaya bagi kendaraan maupun pendengarnya. Menurut dia, tak jarang anak-anak meminta menyalakan klakson telolet di tengah jalan tanpa melihat lalu-lalang kendaraan lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Asep menggambarkan, fenomena 'pemburu' telolet sama dengan masa kecilnya saat mencari layang-layang. Hanya saja ini lebih berbahaya karena menyangkut kendaraan bermotor, sehingga supir bus pun bisa terancam dicabut izin mengemudinya.
"Telolet itu mengurangi efisiensi rem pada keempat ban. Apalagi dibebani penumpang, otomatis bisa terjadi kecelakaan. Jadi nggak boleh. Selain itu salah satunya pada UU nomor 22 tahun 2009, klakson itu ada ambang batas 83-118 db. Kalau lebih dari itu jelas salah, jadi bisa ditilang maksimal Rp500 ribu," ucapnya.
"Jadi kalau ada bus telolet, kami di Kota Bandung akan bongkar kendaraan melalui ramp cek atau pengujian. Di Kota Bandung kemarin sudah sekitar 40 kendaraan kami bongkar di pool. Sejauh ini sudah tidak ada kendaraan telolet, mereka juga sudah diberi paham bahwa kendaraan bukan untuk gaya-gayaan tapi untuk mengangkut penumpang selamat sampai tujuan," lanjut Asep.
Terkait antisipasi mudik, Pemkot Bandung telah memastikan operasi angkutan lebaran pada pada H-7 hingga H+7 lebaran. Kegiatan Ramp Check akan dilakukan di Terminal Leuwipanjang dan Terminal Cicaheum mulai tanggal 3-18 April 2024.
Pengawasan juga diperketat di Pool Bus Kota Bandung dari tanggal 27 Maret hingga 2 April 2024. Sebanyak 706 personil akan dikerahkan, termasuk pada Pengaturan lalu lintas (GATUR) di 38 lokasi rawan kemacetan dengan pembagian dua shift pada jam 07.00-14.00 WIB dan jam 14.00-20.00 WIB.
Selain itu, Pospam akan ditempatkan di 10 lokasi strategis seperti Cicaheum, Simpang Dago, Gedung Sate, dan Terminal Leuwipanjang dengan jadwal yang sama. Pos tersebut termasuk fasilitas pendukung di terminal seperti ruang tunggu dan ruang kesehatan yang bekerja sama dengan Dinkes.
"Kami siapkan 706 personel yang akan dibagi seperti ramp check, PJU PJL bila ada yang mati, pengaturan lalin pada 38 titik kemacetan. Pasca lebaran diprediksi wisatawan domestik luar kota membludak karena transitnya di sini," tutur Asep.
"Kemudian pada pengecekan kendaraan itu wajib, jika tidak layak dan dipaksakan ya bisa dilihat gate halim terjadi lakajol atau laka menonjol. Kecelakaan itu faktornya kendaraan, supir, jalan, dan cuacanya. Jadi kalau ada yang melanggar, akan kita tolak dan harus perbaiki dulu. Nanti akan ada stiker untuk kendaraan laik jalan dan operasi," lanjutnya.
Ia pun mengimbau agar para pemudik bisa berhati-hati dan selamat sampai tujuan.
Di Kota Bandung, terdapat beberapa titik rawan macet yang harus diantisipasi seperti jalur atas Dago, simpang Dago, Ciumbuleuit, Sukajadi, Pasteur, Cibiru, dan sekitarnya.
"Semoga para pemudik selamat sampai tujuan, jangan lupa untuk pilih kendaraan layak jalan dan operasi. Perhatikan juga isi angin menggunakan nitrogen, pastikan tekanan pas, dan ban jangan gundul agar tidak ada kasus pecah ban. Kami akan berusaha beri layanan terbaik dan bantu pengecekan," pesan Asep.
(aau/mso)