Survei Riset Indonesia (SeRI) merilis hasil survei terbaru terkait Pemilihan Wali Kota (Pilwalkot) Bandung 2024. Dalam surveinya, SeRI menyebut ada empat nama yang memiliki elektabilitas tertinggi untuk maju dalam Pilwalkot November mendatang.
Survei SeRI yang membahas jajak pendapat kaum millenial dalam menentukan pilihan Calon Wali Kota Bandung 2024 ini memiliki total 283 responden dengan rentang usia 20-45 tahun.
Adapun survei dilakukan pada Oktober-Desember 2023 di 27 kelurahan di Kota Bandung dengan metode multistage random sampling.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Managing Director SeRI Titik Suminar mengatakan, ada tiga poin pertanyaan yang disampaikan kepada responden, yakni karakter yang paling diminati kaum milenial, latar belakang yang dapat mempengaruhi pilihan pemilih dan hubungan pilihan partai politik dikalangan kaum millenial.
Untuk karakter calon wali kota yang paling diminati oleh kaum millenial, muncul empat nama yakni Atalia Praratya (Golkar), Erwin (PKB), Andri Gunawan (PDIP) dan M Farhan (Nasdem).
"Atalia dikenal sebagai sosok jujur, amanah, bersih dari korupsi dan pintar atau berpendidikan. Ini dapat dibuktikan sebanyak 60 persen kaum milenial memilih sosok Atalia dalam survei ini," kata Titik kepada detikJabar, Rabu (27/3/2024).
"Begitupun Erwin, dipilih oleh kaum millenial juga karena alasan jujur, amanah, bersih dari korupsi. Namun selain itu Erwin dikenal oleh kaum millenial sebagai pribadi tokoh agama di Kota Bandung," lanjutnya.
Untuk Andri Gunawan, survei SeRI menyebut yang bersangkutan dikenal sebagai pribadi yang tegas, bijaksana dan berwibawa. Sedangkan M Farhan dikenal oleh kaum millenial sebagai sosok yang jujur, amanah dan bersih dari korupsi.
Kemudian untuk latar belakang calon wali kota yang dapat mempengaruhi pilihan pemilih, menurut Titik, Kota Bandung sebagai ibu kota Jawa Barat memiliki pemilih millenial sebanyak 54.56 persen dari total DPT pada Pemilu 2024.
Menurutnya, semua calon wali kota yang melirik kaum millenial dalam menaikkan elektabilitasnya. Survei Riset Indonesia pada triwulan tahun 2023 melakukan survei yang menyasar kaum millenial untuk mengetahui calon wali kota seperti apakah yang diinginkan.
"Dari hasil survei ini di sebutkan bahwa latar belakang Cawalkot yang menjadi pilihan teratas dipilih oleh kaum millenial adalah berasal dari tokoh agama sebanyak 37,35 persen, tokoh pemuda 27,71 persen, birokrat 24,10 persen, pengusaha 8,43 persen dan kalangan artis 2,42 persen," ujarnya.
Sementara hasil survei SeRI untuk elektabilitas Cawalkot tertinggi dengan simulasi pertanyaan terbuka adalah Atalia sebanyak 12,04 persen, Erwin 7,23 persen, Yana Mulyana 2,40 persen, M Farhan & Andri Gunawan 1,2 persen.
"Namun untuk yang belum memutuskan masih cukup tinggi yaitu sebanyak 75,9 persen. Hal itu disebabkan beberapa calon yang beredar akan mencalonkan Cawalkot sibuk mempersiapkan untuk menjadi anggota legislatif," ucap Titik.
SeRI juga mengkaji korelasi pilihan politik dengan pilihan calon Wali Kota Bandung. Hasilnya, Atalia dipilih oleh sebagian pemilih partai Gerindra sebanyak 50 persen, PKS 30 persen dan masing-masing oleh pemilih Demokrat dan Golkar 10 persen.
"Erwin dipilih oleh sebagian besar pemilih PKS sebanyak 50 persen, pemilih PKB, Gerindra dan Demokrat sebanyak 16,75 persen. Kemudian Yana Mulyana dipilih oleh 50 persen pemilih Gerindra dan PKS, M Farhan dipilih oleh pemilih Nasdem dan PKS," ungkapnya.
Dari paparan diatas, Titik menyebut PKS belum memiliki calon yang fokus dalam menghadapi Pilwalkot Bandung hingga menyebabkan suara PKS terpecah ke calon-calon di luar PKS.
"Sebagai pemenang pemilu di Kota Bandung yang mampu mengusung calon wali kota tanpa kolaborasi dengan partai lain, hal ini dipandang sebagai momen yang kurang dimanfaatkan oleh PKS," katanya.
"Beberapa Cawalkot Bandung dari PKS seperti Teddy Rusmawan, Siti Mutmainah dan Andri Rusmana tidak tersebutkan dalam simulasi pertanyaan terbuka. Hal ini menunjukan dari calon-calon tersebut masih konsentrasi dengan Pileg," sambungnya.
Namun Titik mengungkapkan, hal berbeda justru dilakukan Erwin. Ketua DPC PKB Kota Bandung ini sejak awal selalu berkampanye dan telah mendeklarasikan diri akan maju dalam Pilwalkot Bandung. Padahal, Erwin juga maju dalam Pileg DPR RI.
"Sejak pertama berkampanye dia lebih menekankan kalau dia akan maju sebagai Wali Kota Bandung. Banyak atribut kampanye lebih menekankan bahwa Erwin sebagai Calon Wali Kota Bandung, bukan sebagai calon anggota DPR RI," pungkas Titik.
(bba/dir)