Meski lebaran masih dua pekan lagi, sejumlah warga Kota Bandung sudah berduyun-duyun ke Pasar Kosambi. Mereka 'curi start' untuk membeli kebutuhan pokok untuk lebaran nanti, salah satunya membeli daging sapi.
Pantauan detikJabar di Pasar Kosambi, Rabu (27/3/2024) siang, kios penjual daging sapi ramai dikunjungi pembeli. Pengunjung silih berganti membeli daging sapi di kios pedagang.
Mereka melakukan itu karena saat ini harganya masih normal dan mengantisipasi kenaikan harga yang biasa terjadi menjelang lebaran. Seperti yang dilakukan Oom, dia mendatangi Pasar Kosambi untuk membeli daging sapi dan kebutuhan pokok lainnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Enggak (buat restoran), buat di rumah saja, buat distok lebaran dan setelah lebaran, biar enggak ke pasar," kata Oom kepada detikJabar.
Tak hanya daging sapi, Oom juga membeli bagian lainnya seperti jando hingga iga sapi. Oom Beli beberapa kilogram daging sapi karena untuk disantap keluarga besarnya di lebaran nanti.
"Kalau ngumpul keluarga besar, kalau udah ada stok daging enak. Beli sekarang, takutnya nanti naik lagi, cicil sekarang," tuturnya.
Tak hanya daging sapi, kebutuhan pokok lainnya dia stok demi antisipasi kenaikan harta. "Cabai Tanjung juga sama, kalau bisa distok ya distok ya," tambahnya.
Hal serupa juga dilakukan Nadia, dia membeli daging sapi untuk dijadikan stok lebaran. "Disimpan di freezer buat dimasak lebaran nanti, disimpan dulu aja, kalau beli nanti mepet ke lebaran kenaikannya luar biasa. Itu tiap tahun gitu, ya namanya ibu rumah tangga, harus bisa atur-atur keuangan," ungkap Nadia.
Sudah Ada Kenaikan Dari Supplier
![]() |
Dari pantauan detikJabar di beberapa kios penjual sapi, harga daging sapi berkisar Rp 140-150 ribu perkilogramnya. Salah satunya di kios milik Yayah (60).
"Yang bagus masih Rp 150 ribu, itu paha, yang sengkel Rp 140 ribu. Kalau yang beku enggak jual," ujarnya.
Yayah mengambil daging sapi dari supplier yang ada di Pasar Cicadas, dan dijual kembali olehnya di Pasar Kosambi. Dia sebut, sudah terjadi kenaikan untuk daging sapi di tingkat supplier.
"Di sana udah naik, di sini belum, di sana udah naik Rp 5 ribuan," ujarnya.
Yayah belum menaikkan harga di kiosnya karena mendapatkan protes dari pelanggannya. "Soalnya pembeli pada gak mau dinaikan," tuturnya.
Yayah memprediksi jika kondisi harga dari tingkat supplier tak turun, maka dir8nya juga terpaksa harus menaikkan harga daging sapi yang dijualnya.
"Paling nanti seminggu jelang lebaran. Pastinya naik, ikut naik sesuai harga dai supplier naiknya, misal naik Rp 5 ribu ya naik 5 ribu, begitupun kalau naik Rp 10 ribu," jelasnya.
Hal serupa juga dilakukan oleh pedagang lainnya Umi (58). Harga daging sapi di kiosnya Rp 150 ribu perkilogramnya, dia belum menaikkan harga meski di tingkat supplier sudah naik.
"Suppliernya sama, ada di Cicadas ada juga yang dari Caringin. Untuk langganan enggak biasa dinakikan, dinaikin gak mau, saya jual Rp 150 ribu meski di sananya udah naik," ujarnya.
Meski keuntungannya tak besar, Umi mengaku bersyukur. "Alhamdulillah ada, cuman tidak seperti biasanya, keuntungan tidak bisa diprediksi, dari sekilo ada Rp 7 ribu atau Rp 8 ribu," pungkasnya.
(yum/yum)