Jatuh dari Lantai 3 Ponpes, Santri di Tasikmalaya Sempat Bengong

Jatuh dari Lantai 3 Ponpes, Santri di Tasikmalaya Sempat Bengong

Deden Rahadian - detikJabar
Senin, 25 Mar 2024 15:00 WIB
ilustrasi gantung diri
Ilustrasi TKP. Foto: Dok.Detikcom
Tasikmalaya -

Seorang santri di salah satu pondok pesantren Kawasan Leuwisari, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat, dilaporkan terjatuh dari lantai tiga di lingkungan Pesantren. Korban bernama MFA (16), santri yang juga tercatat sebagai siswa kelas X.

Kasat Reskrim Polres Tasikmalaya, AKP Ridwan Budiarta mengaku sudah menurunkan anggota untuk mengungkap kasus ini. Selain mendatangi lokasi, sejumlah saksi diperiksa kepolisian termasuk pihak sekolah.

"Kami turun tangan melakukan pemeriksaan pada pihak sekolah termasuk melihat rekaman CCTV korban jatuh," kata Ridwan Budiarta pada detikjabar Senin (25/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ridwan menyebut jatuhnya korban dari atas ketinggian lantai tiga disinyalir terdapat unsur kesengajaan. Terlihat dalam rekaman CCTV korban sempat mundur beberapa langkah sebelum lompat.

"Berdasarkan hasil wawancara dan pengamatan dari CCTV, kejadian awal bermula sekira jam 14.30 Wib pada saat itu waktu istirahat dan siswa tidur siang, korban terlihat seperti bingung dan berdiri sendirian di lokasi kejadian. Kemudian korban terlihat berlari ke arah ujung tangga dan melompat ke bawah sampai lantai dasar gedung Kelas," kata Ridwan.

ADVERTISEMENT

Berdasarkan keterangan saksi dan dari pihak sekolah, siswa tersebut termasuk siswa berprestasi dan tidak memiliki masalah dengan teman maupun tenaga pengajar. Tetapi korban disinyalir memiliki beban mental karena hidup sebatang kara. Korban merupakan anak yatim piatu.

Sebelum kejadian, teman korban yang sama duduk dibangku kelas X dijemput orang tuanya karena bertepatan hari libur. Namun, korban tidak ada yang menjemput.

"Dipastikan korban tidak ada permasalahan apa baik itu dengan teman ataupun yang lainnya, namun siswa tersebut kemungkinan mengalami beban mental atau psikologis dikarenakan siswa tersebut yatim piatu. Kemungkinan korban merasa sendiri karena melihat teman-teman lainnya dijemput oleh orang tuanya sedangkan korban tidak ada yang menjemput," kata Ridwan.

Berdasarkan penyelidikan, ternyata korban merupakan anak yatim piatu. Dia juga dikenal sebagai hafiz 30 juzz. Bahkan, korban sempat mempersembahkan hafalan 30 juzznya untuk kedua almarhum orang tuanya.

"Dan selama perjalanan dari TKP ke IGD saksi mendengar korban terus berbicara sendiri mengigau. (Mah, Pa, aa tos khatam hafalan 30 Juzz, aa bade ngajemput mamah bapa di surga)," ujar Ridwan.

Ketua KPAID Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto membenarkan informasi jatuhnya santri. Kini korban masih dalam perawatan medis.

"Betul korban ini yatim piatu, kami akan dampingi pemulihannya. Korban sudah ada yang bertanggungjawab kakak almarhum ayahnya," kata Ato.

(sud/sud)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads