Berbagai program khusus bulan Ramadan dihelat sejumlah pesantren terhadap santri-santrinya. Seperti yang dilakukan pondok pesantren Ihya As Sunnah di Kampung Paseh Kelurahan Tugujaya, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.
Salah satu program Ramadan di pesantren ini adalah menambah porsi kegiatan membaca Al Qur'an, selama bulan Ramadan. Pihak pesantren menjadikan khatam atau tamat membaca Al Qur'an menjadi syarat bagi santri jika ingin mudik Lebaran. Khatam Al Qur'an minimal satu kali, seakan menjadi tiket mudik bagi santri dan santriwati Ponpes Ihya As Sunnah Tasikmalaya.
Robi Aryanto salah seorang pengasuh Ponpes mengatakan kegiatan tilawah atau tadarus Al Qur'an menjadi salah satu bagian program Gebyar Ramadan di Ponpes Ihya As Sunnah Tasikmalaya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Program Gebyar Ramadan ini merupakan kegiatan pendukung agar para santri bisa mendapatkan keutamaan di bulan Ramadan," kata Robi, Senin (25/3/2024).
Salah satu kegiatan khusus Ramadan adalah menambah porsi waktu kegiatan membaca Al Qur'an, yakni di waktu usai salat asar dan usai salat subuh.
"Tilawah Al Qur'an menjadi salah satu kegiatan utama kami, waktunya bada Asar dan bada Subuh. Semua santri wajib menyelesaikan atau khatam 1 kali. Ini tiket mudik bagi mereka, jadi nanti mereka baru boleh pulang minimal sekali khatam," kata Robi.
Progres bacaan mereka akan dipantau langsung oleh masing-masing wali kelas dengan menggunakan sistem aplikasi khusus. Namun demikian target khatam Al Qur'an satu kali selama waktu belajar 20 hari di bulan Ramadan, rupanya bukan perkara berat bagi santri.
Buktinya di pertengahan Ramadan ini banyak santri yang sudah menyelesaikan satu kali khatam, terutama bagi santri-santri usia SMA.
"Bahkan ada santri yang berhasil khatam 11 kali dalam rentang waktu 20 hari pembelajaran di bulan Ramadan," kata Robi.
Santri-santri yang luar biasa ini umumnya memanfaatkan waktu luang mereka untuk membaca Al Qur'an, sehingga bisa tamat membaca Al Qur'an hanya butuh 2 hari saja.
"Kalau yang berkali-kali khatam mereka rajin, malam hari tilawah, selepas zuhur tilawah, ngabuburit tilawah, jadi tak heran kalau bisa 10 kali khatam," kata Robi.
Pimpinan Ma'had Ihya As Sunnah, Maman Suratman mengatakan menanamkan pemahaman Al Qur'an sebagai pedoman hidup menjadi sangat penting. Pemahaman ini akan melecut semangat santri, sehingga muncul santri yang berprestasi.
"Ketika pemahaman Al Qur'an sebagai pedoman sudah tertanam, ditargetkan 1 kali khatam di bulan Ramadan, mereka bisa berkali-kali. Kemudian hafalan, standar lulusan kita 10 juz, banyak dari mereka yang sudah hafiz," kata Maman.
Santri dan santriwati di pesantren ini jumlahnya sekitar 1.000 orang, mereka merupakan santri usia SMP dan SMA. Sekitar 10 persen dari santri itu sudah hafidz atau hafal Al Qur'an 30 juz.
"Hafal mutqin Al Qur'an 10 juz itu sudah bisa menjadi modal untuk bekal mendapatkan beasiswa melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi, jadi kami targetkan 10 juz. Tapi pada realisasinya kami tetap menyesuaikan dengan kemampuan personal santri, kami tak mau mereka terbebani," kata Maman.
Said Saleh salah seorang santri kelas 9, mengaku di hari 14 Ramadan ini dia sudah khatam Al Qur'an 3 kali. Khatam pertama dia selesaikan dalam waktu 2 hari.
Baca juga: Mengenal 4 Pondok Pesantren Tertua di Ciamis |
"Sudah 3 kali khatam, ini yang keempat. Saya manfaatkan waktu istirahat untuk tilawah," kata Said.
Padahal pada tahun lalu selama Ramadan dia hanya mampu khatam 1 kali. "Tahun lalu cuma sekali, karena bacaan saya masih belum lancar," kata Said.
Dia mengatakan semua muslim bisa menamatkan bacaan Al Qur'an di bulan Ramadan. "Tantangannya malas, jadi harus dilawan," kata santri yang sudah hafal 9 juz Al Quran itu.
(sud/sud)