Seorang bayi laki-laki lahir di dalam tempat cukur warga Jalan Gunung Batu, RT 3/10, Kelurahan Pasirkaliki, Kecamatan Cimahi Utara, Kota Cimahi. Perempuan muda berinisial FS, tak disangka melahirkan putranya pada Sabtu (16/3/2024), sekitar pukul 14.30 WIB.
Kala itu, FS sebetulnya sedang dalam perjalanan menuju ke bidan untuk memeriksakan kandungannya bersama sang suami. Namun di tengah jalan, motor yang mereka pakai mendadak mogok karena kehabisan bensin.
FS mendadak merasakan kontraksi hebat, sehingga ia mengatakan pada warga bahwa sudah tak kuat menunggu bidan untuk melahirkan. Akhirnya, tempat cukur yang sedang tutup menjadi tempat FS melahirkan putranya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Eka (49), penjual kue kering dekat lokasi kejadian, mengaku mendengar suara tangisan bayi tak lama setelah FS masuk tempat pangkas rambut itu.
"Jadi bidan sedang dijemput sama linmas di sini, dia sudah melahirkan. Soalnya saya dengar ada suara bayi menangis. Akhirnya warga yang sudah berkerumun di sini, banyak yang masih kain untuk alas dan selimut bayi. Jadi dia ini melahirkan sendiri, cuma ditemani suaminya," kata Eka.
Syukur, bayi laki-laki itu lahir dengan kondisi yang sehat. Namun entah mengapa, sehari setelah proses lahiran yang menyedot perhatian warga itu tepatnya pada Minggu (17/3/2024) pagi, suami istri itu disebut enggan membawa sang buah hati pulang bersama mereka.
Hal itu disebutkan Ranta, Ketua RW 10 yang saat kejadian melahirkan itu turut ada di lokasi. Sebagai pengurus kewilayahan, ia memberikan bantuan sebisa mungkin untuk FS.
"Jadi kita bantu dengan menyiapkan ambulans kelurahan. Nah sehari setelah lahiran, saya dapat kabar dari pekerja sosial (peksos) kelurahan kalau ibu bapaknya itu enggak mau membawa anaknya," kata Ranta.
Berdasarkan keterangan suami istri itu pada peksos, mereka beralasan tidak mau membawa anak yang baru dilahirkan itu karena mereka sibuk bekerja sehingga tak ada yang bisa merawat.
"Alasannya katanya mereka bekerja, jadi tidak ada yang merawat anaknya. Jadi sampai hari ini, mereka tidak ada muncul mau membawa anaknya. Tapi kalau masalah administrasi ke bidan, katanya sudah diselesaikan," kata Ranta.
Sejak lahir, itu sempat dirawat oleh warga dan bidan di lokasi kejadian. Sebab sang ibu, FS, dan suaminya langsung pergi meninggalkan darah daging mereka di tangan orang lain.
Hingga akhirnya, drama kelahiran bayi di tempat pangkas rambut itu berakhir. Beberapa hari kemudian, bayi itu kembali ke pangkuan orangtuanya.
"Betul sekarang bayinya sudah dibawa oleh orangtuanya, alhamdulillah akhirnya mau merawat anak mereka," kata Lurah Pasirkaliki, Andri Nurwantoro saat ditemui, Selasa (19/3/2024).
Proses pengambilan bayi oleh orangtuanya itu diawali dengan mediasi antara pihak Kelurahan Pasirkaliki, Dinas Sosial Kota Cimahi, hingga Babinsa dan Bhabinkamtibmas dengan pihak yang bersangkutan.
"Iya jadi awalnya kami undang dulu ke kelurahan untuk mediasi, memang cukup alot juga prosesnya. Mereka beralasan kan sibuk bekerja makanya anaknya diterlantarkan seperti itu," kata Andri.
Saat itu pasangan suami-istri itu sempat bersikukuh tak mau membawa pulang darah daging mereka. Namun akhirnya keduanya luluh dan bersedia membawa pulang bayi tersebut.
"Alhamdulillah akhirnya tercerahkan, mereka mau bawa pulang anaknya. Mungkin salah satu faktornya karena sudah ramai dan viral juga. Mereka berjanji mengurus anaknya," kata Andri.
Sejak dilahirkan sampai akhirnya dibawa pulang orangtuanya, kondisi bayi tersebut sangat baik. Meskipun proses lahiran yang berlangsung secara tiba-tiba dan tanpa bantuan petugas medis.
"Kondisinya alhamdulillah baik. Mudah-mudahan selalu sehat juga kedepannya," kata Andri.
(aau/orb)