Cerita Eks HRD di Bandung Jualan Kebab Unik yang Pikat Pasar Asia

Cerita Eks HRD di Bandung Jualan Kebab Unik yang Pikat Pasar Asia

Wisma Putra - detikJabar
Senin, 25 Mar 2024 04:00 WIB
Kebab Factory asal Bandung rambah Pasar Asia
Widya Ratna Puspita, mantan HRD perbankan yang kini sukses menjadi pelaku UMKM Kebab Factory (Foto: Wisma Putra/detikJabar)
Bandung -

Berat rasanya bagi Widya Ratna Puspita untuk resign sebagai HRD di salah satu perbankan milik pemerintah yang ada di Kota Bandung. Apalagi, gaji dengan posisi tersebut cukup menggiurkan. 10 tahun mengabdi untuk perusahaan, Widya tetap memutuskan resign.

Keputusan resign diambil Widya pada tahun 2019. Hal tersebut dilakukannya karena Widya ingin fokus mengurus kedua anaknya dan fokus untuk masa depannya.

Selain itu, keputusan berat diambil wanita berumur 38 tahun itu demi mengapai mimpinya menjadi pengusaha, karena berjualan merupakan bakat terpendam Widya sejak kecil.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Widya mengisahakan, setelah resign dan fokus mengurus anak dia merasa ada yang beda pada dirinya, karena aktivitas sebagai pekerja yang ditinggalkannya tidak lagi dilakukan. Sejak saat itu, Widya pun ingin memiliki usaha sampingan sebagai ibu rumah tangga.

Seperti kebiasannya semasa kecil, berjualan poster, kartu boy band hingga lanjut saat menjadi mahasiswa berjualan pakaian, Widya pun memilih usaha sampingan dengan berbisnis pakaian. Tak lama dijalani, usahanya pun gagal.

ADVERTISEMENT

Tidak berhenti di sana, dengan modal kegigihannya Widya mencoba peruntungan lain dengan terjun ke usaha kuliner dengan berjualan kebab dan dinamainya Kebab Factory.

"Sebelum kuliner saya coba fesyen ternyata belum ada keberuntungan di sana, jadi fokus kuliner, setelah ke kuliner alhamdullilah dapat sambutan baik dari kerabat dan keluarga," kata Widya dijumpai detikJabar di kedai kebabnya yang ada di Jalan Kihiur, Kota Bandung, Rabu 20 Maret 2024.

Menurut Widya, dia memilih berjualan kebab karena terinspirasi dari anaknya yang suka dengan kuliner asal Turki ini. Namun, di tangan Widya, kuliner satu ini diinovasikan dengan dibuat beragam rasa.

"Anak-anak saya suka kebab, sepertinya pasar cenderung sama rasanya beef atau chicken, saya coba tawarkan dengan varian kebab manis, ada choco kebab, beng-beng kebab atau tematik kebab seperti kebab peuyeum keju seperti saat HUT Bandung, ada kebab baso aci, keban black pink untuk couple valentine hingga kebab rendang dan ada kebab curry," ungkapnya.

Selain membuat kebab dengan banyak varian rasa, dia juga membuat kebab dengan beragam ukuran dan kemasan. Ada kebab satuan hingga sharing yang bisa dimakan bersama dengan kemasan wadah plastik berisikan 12 pcs mini kebab.

Plus Minus Jadi Pengusaha

Kebab Factory asal Bandung rambah Pasar AsiaKebab Factory asal Bandung rambah Pasar Asia Foto: Wisma Putra/detikJabar

Kepada detikJabar, Widya juga memberi pengalaman kelebihan dan kekurangan menjadi pengusaha, dibandingkan dengan semasa dirinya menjadi karyawan di perusahaan perbankan.

"Memang ada satu titik, itu jadi suatu titik balik bahwa rezeki tidak bentuk uang saja, saya lihat anak-anak saya sehat dan baik-baik saja, penghasilan cukup, bisa bayar gaji karyawan alhamdullilah," jelas Widya.

Widya menyebut, penghasilannya dulu dengan posisi sebagai HRD bisa mendapatkan gaji lebih dari UMR. Tapi menurutnya jadi pengusaha, penghasilan bisa lebih, tapi harus siap juga jika kita harus alami rugi.

"Kita siap nerima gaji besar, tapi belum tentu siap kalau enggak terima gaji atau enggak tidak punya penghasilan," ujarnya.

Di kala usaha orang lain gulung tikar karena pandemi COVID-19, usaha kebabnya malah naik dan di situ menurut Widya dia merasakan seperti apa senangnya menjadi pengusaha jika mendapatkan banyak keuntungan.

"Di situ saya coba sabar, kebab track record nya bagus di 2020-2021 di pandemi luar bisa bisa berkali-kali lipat dari gaji saya, tapi saat ini masih belum sehebat dulu tapi saya yakin ke depannya bisa naik lagi," tuturnya.

Rambah Pasar Asia

Kebab Factory asal Bandung rambah Pasar AsiaKebab Factory asal Bandung rambah Pasar Asia Foto: Wisma Putra/detikJabar

Menurut Widya, pencapaian luar biasa sebagai pengusaha bisa mengirim produk makanannya ke luar negeri dan hal itu sudah dilakukannya dan berjalan hingga saat ini.

"Dikirim ke Malaysia dan Singapura," kata Widya.

Menurut Widya, produk kebabnya bisa disukai warga Malaysia dan Singapura itu karena peran media sosial (medsos) atau yang dia sebut the power of medsos.

"Hebatnya media sosial sampai ke Malaysia. Awlaanya kerabat jauh DM, dikonsumsi untuk pribadi dan ternyata disukai temen-teman kantornya," tuturnya.

Widya mengatakan, pengiriman keluar negeri masih dilakukannya namun jumlahnya tidak begitu besar. "Masih tapi enggak besar," tambahnya.

Jadikan Rumah BUMN Sebagai Rumah Kedua

Kebab Factory asal Bandung rambah Pasar AsiaWidya Ratna Puspita, mantan HRD perbankan yang kini sukses menjadi pelaku UMKM Kebab Factory. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Widya menyebut, usahanya tidak akan berhasil jika tidak ada kehadiran Bank BRI. Untuk membesarkan usahanya, Widya mengaku jika dia banyak belajar di Rumah BUMN.

Sebelum bergabung sebagai pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bermitra dengan Bank BRI, Widya sudah memasukan produk kebabnya ke toko ritel hingga kafe.

"Saya coba masuk ke beberapa tempat seperti kafe dan sebagaianya, di situ saya belum kenal BRI sehingga saya tersendat, saya tidak tahu label halal, tidak tahu PIRT dan yang saya tahu hanya jualan saja, di situ saya dikasih tahu teman saya dikasih tahu Rumah BUMN BRI, banyak ilmunya dan banyak ketemu orang," tuturnya.

"Setelah masuk saya baru sadar kalau pelaku usaha itu enggak cuman hanya bisa berjualan dapat profit, setelah itu sudah saja, ternyata ada yang harus kita capai selain perizinan ternyata ada program pelatihan atau skill up dan lain-lain dan saya baru tahu dari Rumah BUMN BRI," terang Widya.

Selain itu, Widya juga pernah meraih penghargaan juara 2 UMKM Award dari Disdagin Kota Bandung tahun 2023. Widya merasa jika Rumah BUMN adalah rumah keduanya.

"Menurut saya Rumah BUMN ini sekolah wajib bagi para pelaku UMKM," ucapnya.

Berkat Rumah BUMN ini juga, Widya bisa bekerjasama dengan instansi lain yakni Telkom University dan membuka salah satu cabang di kampus tersebut.

Berkat Rumah BUMN juga, Widya mengaku dia dapat membuat kemasan kebab yang dijual menjadi lebih bagus dan tidak sesederhana seperti yang dijual di toko kemasan makanan.

"Awalnya pakai kertas bisa banget, saya juga belajar kemasan di Rumah BUMN ternyata kertas yang saya pakai itu nempel sehingga warnanya nempel ke kebab, saya belajar dan kemasan saat ini memiliki lapisan yang seperti ini," ucap Widya.

Untung Pakai Merchant BRI

Kebab Factory asal Bandung rambah Pasar AsiaTransaksi di Kebab Factory dilengkapi merchant BRI. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Selama menjadi mitra UMKM BRI, Widya bayak mendapatkan pelatihan dan ikut banyak acara yang diselenggarakan BRI seperti diikutsertakan dalam bazar dan pameran.

Selain itu, Widya juga jika sejak menggunakan merchant BRI seperti Electric Data Capture (EDC) dan QRIS transaksi jual-beli di tempatnya lancar.

"Saya juga dimudahkan setiap aplikasi, contohnya merchant EDC dan QRIS yang kami pakai," ujarnya.

Transaksi digital dengan merchant BRI juga memudahkan para pembeli yang membeli kebab di tempatnya. "Memudahkan sekali, istilahnya dibukakan mata kita tentang aplikasi perbankan," ujarnya.

Kemudahan transaksi dengan kehadiran merchant BRI di kios kebab milik Widya dirasakan oleh warga, salah satunya Ilham Nuhriansyah (22). "Betul sangat memudahkan sekali," ujar Ilham.

Menurut Ilham saat ini juga, dia suka menggunkan transaksi digital baik saat membeli makanan hingga kegiatan lainnya. Transaki digital ini dilakukan Ilham karena dirasakannya langsung.

"Demi keamanan aja saya mah, bawa uang cash juga paling buat jaga-jaga bayar parkir, enggak pernah bawa banyak uang cash sekarang mah," ujar Ilham.

Ratusan Ribu Pengusaha di Jabar Gunakan Merchant BRI

Merchant BRI.Transaksi di Kebab Factory dilengkapi merchant BRI. Foto: Wisma Putra/detikJabar

Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan, ratusan ribu pengusaha di Jawa Barat sudah menggunakan merchant BRI untuk menunjang transaksi digital.

"Lebih dari 400 ribu pelaku usaha di Jabar gunakan merchant BRI," kata Sadmiadi kepada detikJabar.

Dengan menggunakan merchant BRI, proses transaksi di tempat usahanya akan lebih mudah dibandingkan menggunakan uang cash.

"Pengelolaan keuangan lebih mudah karena semua transaksi tercatat dalam sistem cashless," ucapnya.

Sadmiadi menambahakan, kehadiran merchant BRI juga bisa memudahkan masyarakat tanpa harus menggunkan uang cash lagi saat akan bertransaksi.

"Dengan jumlah pemegang kartu BRI sebanyak 7,4 juta di wilayah Jabar, maka merchant akan lebih efisien jika kartu BRI ditransaksikan pada EDC BRI," terangnya.

(wip/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads