Perkenalan di Bengkel Berujung Penelitian Harimau Jawa di Sukabumi

Perkenalan di Bengkel Berujung Penelitian Harimau Jawa di Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Jumat, 22 Mar 2024 13:12 WIB
Rifi Yanuar Fajar (24) menunjukan lokasi ia berhadapan dengan hewan diduga Harimau Jawa di Hutan Sirade.
Rifi Yanuar Fajar (24) menunjukan lokasi ia berhadapan dengan hewan diduga Harimau Jawa di Hutan Sirade (Foto: Istimewa)
Sukabumi -

Nama Kalih Raksasewu, muncul sebagai salah satu peneliti dalam jurnal yang diterbitkan di Platform Cambridge University Press, Cambrige Core. Penelitian yang bersumber dari sehelai rambut itu, mengungkap eksistensi Harimau Jawa.

Sosok Kalih diceritakan oleh Ripi Yanur Fajar alias Riri, pria yang melihat langsung penampakan Harimau Jawa di Desa Cipendeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.

"Saya dulu kerja di bengkel di Bogor, dia konsumen jadi kenal di situ. Lalu katanya ingin ikut ke sini. Enggak bicara soal harimau saat itu hanya membahas biasa aja," kata Riri kepada detikJabar, Jumat (22/3/2024). Ia juga mengungkap Kalih adalah seorang aktivis di salah satu NGO.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pak Kalih ini apa ya sering nulis seperti jurnalis, kalau tidak salah dia aktif di NGO," imbuhnya.

Perkenalan itu beranjut, Kalih kerap berkunjung ke kediaman Riri. Sampai ketika Riri bertemu dengan sosok harimau pada Minggu 18 Agustus 2019. Di hari ke tiga setelah itulah Kalih kemudian kembali mendatangi Riri, namun dengan tujuan meneliti jejak tersebut.

ADVERTISEMENT

"Pak Kalih ini datang langsung mengecek ke lokasi, saat itu yang ditemukan jejak cakar di pohon dan bulu. Saya sendiri enggak tahu itu bulu apa, beliau sendiri yang menemukan," ungkap Riri.

Riri mengaku sudah lama tidak berkomunikasi dengan Kalih kecuali setahun silam, menurutnya nomor Kalih hilang sejak ia berganti telepon. "Nomornya hilang, komunikasi terakhir setahun lalu," tuturnya.

Sebagai saksi yang kontak langsung dengan si raja rimba, Riri mengaku bersykur dengan keluarnya jurnal penelitian soal sampel bulu yang ternyata mengindikasikan eksistensi harimau jawa.

"Alhamdulillah kalau hasilnya seperti itu, berarti belum punah ya. Kalau pendapat saya sendiri alhamdulillah, belum punah, artinya hutan alam kita masih lestari," kata Riri.

Sejak pertemuan itu, Riri tidak pernah lagi melihat atau mendapat kabar tentang hewan itu hingga saat ini. "Sejauh ini belum melihat lagi, saya enggak seperti dulu kalau dulu kan suka jalan malam kalau sekarang enggak. Kalau benar itu harimau jawa, alhamdulillah berarti alam di sini masih terjaga, masih elstari," tutupnya.

Kades Cipendeuy, Bakang Assad juga mengungkap sejak saat itu tidak ada laporan warga yang bersinggungan dengan hewan buas.

"Untuk informasi sampai saat ini belum ada lagi yang melihat langsung atau melihat jejaknya. Waktu dulu itu kan memang kebetulan melintas kebetulan di jalan yang kanan kirinya kawasan Hutan Rakyat. Jadi tidak sesering babi hutan dan hewan hutan lainnya sering lah warga melihatnya," kata Bakang.

Jejak terakhir yang dilihat warga adalah saat ada kunjungan dari pihak BRIN. Datang diantar warga ke dalam hutan, sampai akhirnya ditemukan jejak berupa cakaran.

"Kecuali waktu itu yang diinstruksikan oleh pihak BRIN mencari tahu di lapangan ada cakaran di pohon, itu yang diindikasikan termasuk cakaran hewan itu. Posisinya
di pinggiran sungai Cikalapa, di wilayah Hutan Gunting," pungkas Bakang.




(sya/dir)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads