Melacak Jejak Harimau Jawa di Balik Hutan Sukabumi

Melacak Jejak Harimau Jawa di Balik Hutan Sukabumi

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Jumat, 22 Mar 2024 11:00 WIB
Lokasi jalan yang dilintasi warga yang melihat penampakan diduga harimau jawa di Surade
Lokasi jalan yang dilintasi warga yang melihat penampakan diduga harimau jawa di Surade. (Foto: istimewa)
Sukabumi -

Jagat media sosial sempat digegerkan dengan sebuah unggahan pada 17 Januari 2022 silam, kala itu akun resmi Dinas Kehutanan Jabar mengungkap dugaan kemunculan harimau Jawa di Sukabumi.

Seperti diketahui, puluhan tahun lamanya, Harimau Jawa atau yang bernama latin Panthera tigris sondaica telah dinyatakan punah. Namun, jejak sang raja rimba itu kerap dikabarkan muncul di berbagai tempat meskipun kabar itu belum benar-benar terverifikasi oleh para ahli.

Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Barat melaksanakan rapat internal terkait adanya laporan dari masyarakat yang menyaksikan dugaan adanya penampakan harimau Jawa berlokasi di Kabupaten Sukabumi yang dipimpin langsung oleh Kepala Dinas @epi_kustiawan di ruang rapat Kepala Dinas Jalan Soekarno Hatta No. 751 Kota Bandung.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penampakan dugaan adanya harimau Jawa itu terlihat tanggal 18 Agustus 2019 berdasarkan kesaksian Riri Yanuar Fajar (20) yang merupakan warga Kampung Cikaramat, RT. 16 RW. 6, Kemandoran Cimandala, Desa Cipeundeuy, Kecamatan Surade Kabupaten Sukabumi. Kesaksian dugaan penampakan harimau Jawa itu juga diperkuat oleh 4 saksi lainnya yang semuanya berdomisili sama dengan saksi pertama.

Ditambahkan saksi Riri, setelah kejadian itu pada tanggal 27 September 2019, mencoba menelusuri ke tempat kejadian, dan menemukan satu helai yang "diduga" merupakan rambut harimau tersangkut di ranting pagar saat melompat ke jalan, hasil penemuan rambut tersebut diserahkan ke BKSDA Jabar. Lalu kedua jejak cengkeraman kuku pada batu yang ditunjukkan saksi di lokasi kejadian. Ada dua jejak kuku, pada batu pertama ada tiga goresan kuku, dan batu kedua ada 3 goresan kecil kuku.

ADVERTISEMENT

Hal serupa juga dijelaskan oleh Kalih Raksasewu yang mengkonfirmasi Harimau itu dengan saksi utama. Kalih merupakan warga Bogor yang mempunyai garapan kebun di kawasan Sukabumi Kidul (Geopark).

Menurut Kadishut Jabar @epi_kustiawan, informasi dan pengaduan masyarakat harus segera ditindaklanjuti sebagai bentuk respons cepat Pemerintah Daerah.

Ditambahkan Epi, ini merupakan hal positif yang harus ditindaklanjuti sesuai dengan kewenangan masing-masing pemangku kepentingan dan sebagai langkah tindak lanjut untuk mengkonfirmasi apakah hal itu hoaks atau bukan, selanjutnya Dinas Kehutanan akan berkoordinasi lebih intens dengan stake holder yang lain serta akan meninjau lokasi pada tanggal 28 Januari 2022," tulis akun tersebut pada 17 Januari 2022, seperti dikutip detikJabar, Sabtu (4/6/2022).

Dikonfirmasi terpisah, Kasubag Data Evaluasi Pelaporan dan Kehumasan BKSD Jawa Barat, Halu Uleo membenarkan kabar tersebut. Pihaknya juga telah memasang camera trap di beberapa titik di lokasi yang diduga menjadi tempat munculnya harimau.

"Informasi terkait harimau, dari pemantauan teman-teman di lapangan dengan camera trap, yang didapat hanya macan tutul bukan harimau," kata Halu melalui sambungan telepon kepada detikJabar, Sabtu (4/6/2022).

Terkait sampel yang ditemukan di lapangan, Halu mengatakan sampel tersebut masih dalam penelitian pihak Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).

"Kita sudah mengirim sample bulu di lapangan untuk mengecek apakah dari harimau itu atau bukan. Masih di Lab Brin badan riset. Masih tahap penelitian bulunya, sampai sejauh ini belum ada perkembangan. Menunggu hasil BRIN, masih mencari pembanding untuk samplenya," pungkas Halu.

Pertemuan Tak Terduga

Kala itu, detikJabar melakukan penelusuran dan mengkonfirmasi hal itu ke Riri Yanuar Fajar (24), pria yang tertulis di akun media sosial Dishut Jabar. Ia kemudian menceritakan kisah pertemuan tak terduga dengan si Raja Rimba tersebut.

Pria yang akrab disapa Riri itu menceritakan, ia tengah melajukan motornya melintasi jalan desa, Minggu 18 Agustus 2019. Situasi malam itu cukup gelap, waktu menunjukkan sekitar pukul 23.00 WIB, ia baru saja pulang dari pusat kota Kecamatan Surade.

Tepat di belakang motornya ada empat orang temannya menggunakan mobil. Melaju santai mereka melintasi hamparan Hutan Surade, sampai tiba-tiba sesosok bayangan melompat dari kegelapan dan berdiri di depan motor Riri.

"Kejadiannya malam, pulang main dari Surade, meong itu melompat sosoknya terlihat kurang jelas jadi memang tidak tersorot lampu motor langsung, jadi hewan itu berada di area gelap. Warnanya masih samar," kata Riri kepada detikJabar, Selasa (7/6/2022).

Meskipun gelap, kilatan cahaya motor dan mobil sempat menangkap warna dari hewan tersebut. Riri meyakini hewan itu adalah harimau dengan corak warna yang mengkilap terkena kilatan lampu.

"Posisinya melompat dari leuweung (hutan) ke jalan, sekitar 1 menit dia berdiri dia diam di jalan sebentar setelah itu melompat lagi ke hutan. Warnanya sempat kelihatan kuning garis hitam," ucapnya.

Riri dan ke empat temannya sempat terkesima, Riri bergerak perlahan melepas motornya dan mendekati teman-temannya yang berada di mobil.

"Begitu melihat harimau itu saya memberhentikan motor, motor saya tinggalkan lalu saya naik ke mobil, motor saya tinggalkan karena saat itu agak takut juga," imbuhnya.

Riri juga mengklarifikasi kabar ia yang menemukan bulu diduga dari hewan tersebut. Menurutnya yang menemukan bulu tersebut adalah warga bernama Pak Kaldi.

"Yang menemukan bulu bukan saya tapi Pak Kaldi, kalau ada tapak (bekas) cakar memang saya melihat. Jadi Pak Kaldi itu menemukan bulu juga bukan bulu pasti bulu macan jenis harimau jawa jadi belum tentu itu bulu dari hewan tersebut," pungkasnya.

Camat Membenarkan Kisah Riri

Kabar kemunculan Harimau Jawa di Sukabumi tertulis di beranda media sosial Facebook Dinas Kehutanan Jabar. Hewan dengan nama latin Panthera tigris sondaica itu disebut terlihat warga di kedusunan Cimandala, Desa Cipendeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi.

Camat Surade yang saat itu dijabat Chairul Ichwan membenarkan unggahan tersebut. Ia menyebut penampakan pertama Harimau Jawa dilihat pada 18 Agustus 2019 oleh warga bernama Riri Yanuar Fajar. Kali kedua pada 27 September tahun yang sama, Riri dan empat temannya menemukan helai bulu dan bekas cakaran si raja hutan tersebut.

"Saya konfirmasi benar adanya, tanggal 18 Agustus kesaksian saudara Riri warga kedusunan Cimandala , Desa Cipendeuy, Kcamatan Surade menyaksikan penampakan harimau diduga harimau jawa," kata Chairul, Sabtu (4/6/2022).

"Pada 27 September 2019, karena penasaran saudara Riri kembali melakukan penelusuran dan menemukan sehelai buku dan cengkeraman kuku di batu. Namun setelah penampakan dan temuan itu, tidak lagi ada kabar atau laporan lagi dari warga,"' sambungnya.

Pihak pemerintah menurut Chairul cukup senang dengan kabar tersebut meskipun belum dipastikan apakah harimau itu jenis harimau Jawa atau bukan.

"Kami khususnya pemerintah kecamatan dan desa, dengan adanya dugaan ini cukup bahagia. Kalaupun ini benar, bisa saja harimau Jawa itu masih ada, sementara hari ini kan sudah dinyatakan punah ya," ucapnya.

Menyikapi hal itu, Ichwan meminta masyarakat lebih arif dengan lingkungan sekitarnya. Mulai dari cara dan pola menanam hingga mengetahui pola konservasi di area perkebunan mereka.

"Ketika melihat jejak atau penampakan itu agar melapor ke pemerintah desa dan aparatur pemerintah lainnya. Nanti akan kita sikapi segera berkoordinasi bisa dengan BKSDA atau Dinas Kehutanan Provinsi. Bukti-bukti yang ada atau ditemukan warga tersebut saat ini dalam penelitian BRIN dan kami belum mendapat kabar hasilnya seperti apa," pungkas dia.

Kabar terbaru tidak kalah mengejutkan muncul di beranda jurnal penelitian yang diterbitkan di Platform Cambridge University Press, Cambrige Core mengungkap temuan mengejutkan tentang eksistensi Harimau Jawa di Sukabumi.

Dilihat detikJabar dari jurnal tersebut, diketahui mereka yang melakukan penelitian adalah tim dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Wirdateti dan Yulianto, Bambang Adriyanto dairi BKSDA dan Kalih Raksasewu.

"Is the Javan tiger Panthera tigris sondaica extant? DNA analysis of a recent hair sample (Apakah Harimau Jawa Panthera tigris sondaica masih ada? Analisis DNA dari sampel rambut terbaru)" demikian bunyi judul penelitian tersebut, laporan itu dipublikasikan pada 21 Maret 2024 jurnal Oryx, terbitan Cambridge University Press.

Dari halaman tersebut ditulis, tim melakukan penilaian potensi pengamatan pada tahun 2019 terhadap seekor harimau jawa di perkebunan masyarakat dekat desa Cipendeuy di hutan Sukabumi Selatan, Jawa Barat, dan sehelai rambut yang ditemukan di pagar di dekatnya.

(sya/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads