Kades Cipendeuy, Kecamatan Surade, Kabupaten Sukabumi, Bakang Assad mengaku sudah mendapat informasi kaitan hasil jurnal penelitian sehelai rambut yang dikeluarkan oleh Platform Cambridge University Press, Cambrige Core tentang Harimau Jawa di Sukabumi.
Dilihat detikJabar dari jurnal tersebut, diketahui mereka yang melakukan penelitian adalah tim dari Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN), Wirdateti dan Yulianto, Bambang Adriyanto dari BKSDA dan Kalih Raksasewu.
"Is the Javan tiger Panthera tigris sondaica extant? DNA analysis of a recent hair sample (Apakah Harimau Jawa Panthera tigris sondaica masih ada? Analisis DNA dari sampel rambut terbaru)" demikian bunyi judul penelitian tersebut, laporan itu dipublikasikan pada 21 Maret 2024 jurnal Oryx, terbitan Cambridge University Press.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dari halaman tersebut ditulis, tim melakukan penilaian potensi pengamatan pada tahun 2019 terhadap seekor harimau jawa di perkebunan masyarakat dekat desa Cipendeuy di hutan Sukabumi Selatan, Jawa Barat, dan sehelai rambut yang ditemukan di pagar di dekatnya.
Bakang mengaku senang sekaligus bangga hewan yang sudah dinyatakan punah oleh dunia puluhan tahun lalu itu terindikasi masih lestari di kawasan hutan rakyat. Menurutnya hal itu juga memantik kekhawatiran.
"Saya merasa bangga temuan di wilayah saya yang nota bener harimau (Jawa) si raja rimba yang sudah dianggap punah sekian lama ternyata ada di wilayah saya. Tapi di sisi lain juga, saya merasa khawatir," tutur Bakang saat dihubungi detikJabar, Jumat (22/3/2024).
Hasil temuan itu membuat kekhawatiran Bakang meningkat, terkait keselamatan warga dan hewan ternak. Meskipun belum ada kejadian semacam itu, ia berharap ada penanganan dan tindak lanjut dari temuan itu.
"Penelitian itu bagian dari sebuah bukti bahwa hewan itu ada di daerah saya. Kekhawatiran meningkat terhadap keselamatan warga dan ternak, harapan saya pihak terkait segera mengambil langkah untuk segera mengantisipasi hal yang tidak diharapkan. Di satu sisi harimau ini juga harus di selamatkan karena ini sesuatu yang langka namun juga masyarakat terselamatkan," ujarnya.
Bakang menyebut, harimau itu menampakkan diri kepada warganya di sekitar kawasan Hutan Rakyat. Di tengah hutan tersebut terdapat jalan desa yang membentang menghubungkan antar kampung.
"Ditemukannya itu kan di kawasan hutan rakyat, di lintasan jalan desa yang kanan kirinya hutan rakyat. Mungkin untuk tahap awal kita lebih dahulu ke sosialisasi ya karena untuk tknis kan ada pihak yang menangani," tuturnya.
"Untuk sementara atas nama pemerintah desa memberikan imbauan ke masyarakat dengan kondisi apalagi sudah dinyatakan ada, hati-hati masuk ke kawasan hutan. Ini hutan rakyat saya belum bisa menegaskan mereka untuk masuk hutan dan menebang, kecuali negara turun langsung, itu lain hal," sambungnya.
Senada, Camat Surade U Suryana menceritakan pihaknya langsung menghubungi Dinas Lingkungan Hidup (DLH) begitu mendapat kabar soal jurnal penelitian tersebut.
"Saya langsung menghubungi DLH, katanya nanti berkoordinasi dengan BKSDA. Untuk kami di Surade tentunya menyambut baik kabar tersebut, hanya tinggal bagaimana kita melakukan tindakan selanjutnya," ungkap Suryana.