"Pareuman, Cianjur mana maneh, mana tempo KTP maeneh, (Matikan, cianjur mana kamu. Mana lihat KTP kamu)," teriak seorang pria mengenakan ciput atau penutup kepala berwarna merah saat melihat seorang pria merokok di dalam warung. Adegan itu terlihat dalam sebuah video viral berdurasi 2 menit 8 detik di media sosial.
Pria itu juga menegur perempuan pemilik warung, juga dengan bahasa sunda. "Teh puasa teu, tong sok marab anu teu puasa atuh teh. Da teu sabarha, tong diladenan. Kecuali rek mareuli ceunah arindit tong aya didieu, (Puasa nggak, jangan memberi makan yang tidak puasa. Enggak seberapa, jangan dilayani. Kecuali beli lalu pergi jangan di sini)," tegur pria tersebut.
Pria yang mengamuk tersebut diketahui bernama Yudi Pratama, video itu sendiri diambil pada saat Ramadan tahun 2023 silam, lalu kembali viral di tahun ini. Yudi mengaku saat itu geram karena kawasannya dijadikan tempat godin atau sengaja batal di tengah puasa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi itu kesekian kalinya saya ke sana, satu kali kemudian dua kali dengan cara yang santun dan baik agar mereka menghargai yang berpuasa. Saya bilang karena ini bulan suci Ramadan jangan sengaja menyediakan tempat untuk orang makan di situ," cerita Yudi, Kamis (21/3/2024).
"Saya sampai tanya ke pemilik warung penghasilan berapa, kebutuhan risiko apa saja, saya tanya sampai ada beberapa warung yang saya berikan (ganti) omzet pemasukan dia perhari sekian saya berikan, ada juga yang saya nasihati. Nah ternyata keesokan harinya masih seperti itu, akhirnya saya tegur dengan kalimat agak keras biar mereka itu sadar," sambung Yudi menjelaskan.
Dalam video Yudi disebut sebagai Jawara Jampang, menurut Yudi hal itu dikembalikan kepada mereka yang menilai dan mengunggah serta menonton video itu. Ia menegaskan tidak pernah mengunggah video ke media sosial hanya sebagai konsumsi pribadi dan organisasinya.
"Kalau untuk saya, mau yang menilai positif atau negatif memandang pergerakan saya terserah mereka, yang up video juga mereka, saya tidak pernah mengupload video itu. Yang pasti pergerakan saya Amar makruf nahi munkar menegakkan yang benar dan melarang yang salah. Dan ini sifatnya wajib bagi kami umat muslim," pungkas Yudi.
Yudi Pratama yang juga dikenal dengan panggilan Si Peci Bereum diketahui sebagai warga Pajampangan. Narasi yang tersemat di video bertuliskan "Jawara Jampang Ngamuk gara-gara banyak yang ga puasa di warung. Ia merinci waktu pembuatan video itu.
"Itu video saat Ramadan tahun 2023 kemarin, jadi kami mendapatkan laporan dari warga maraknya warung yang buka di siang hari. Dari pagi sampi sore menyiapkan makanan siap saji dari mulai jalur Cikaso sampai ke Mara Tegabuleud," kata Yudi.
Yudi menegaskan begitu mendapat laporan itu, dia langsung menemui Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) di wilayahnya untuk bergerak menyikapi laporan tersebut.
"Makanya kita turun ke sana dan memberikan masukan kepada Forkopimcam yang ada di Tegalbuleud untuk senantiasa Muspika jajaran bergerak menutup warung tersebut, memberikan arahan dan saran kepada mereka," ungkap Yudi.
Namun meskipun sudah mendapatkan arahan dari Forkopimcam, para pemilik warung ini tetap ngeyel dan melayani makanan siap saji untuk pengunjungnya. Sampai akhirnya Yudi turun tangan dan memberikan saran dan nasihat kepada para pengunjung warung nasi.
"Meskipun sudah diberikan arahan oleh Forkopimcam mereka tetap ngeyel buka, kitapun datang ke sekian kalinya ke sana memberikan arahan nasihat kepada teman-teman yang beroperasi sebagai pedagang di sana," ujar Yudi.
(sya/sud)