Hari Puisi Sedunia 2024 dan 5 Penyair Terkenal Asal Jabar

Hari Puisi Sedunia 2024 dan 5 Penyair Terkenal Asal Jabar

Naufal Nabilludin - detikJabar
Rabu, 20 Mar 2024 22:15 WIB
Ilustrasi puisi
Ilustrasi Hari Puisi Sedunia (Foto: Getty Images/iStockphoto/mizar_21984)
Bandung -

Hari Puisi Sedunia atau World Poetry Day diperingati setiap 21 Maret. Hari Puisi Sedunia bertujuan untuk merayakan puisi sebagai bentuk ekspresi, identitas budaya, dan bahasa manusia dalam bentuk karya sastra puisi.

Hari Puisi Sedunia juga merupakan salah satu kesempatan untuk mengenang para penulis puisi dari seluruh dunia dan mendorong tradisi puisi yang diantaranya sudah banyak terancam punah.

Sejarah Hari Puisi Sedunia

Dilansir dari situs UNESCO, perayaan Hari Puisi Sedunia bermula dari Konferensi Umum ke-30. Konferensi tersebut diselenggarakan di Paris, Perancis pada tahun 1999. Disahkannya Hari Puisi Sedunia oleh UNESCO karena puisi merupakan karya seni yang dianggap memiliki peran penting dalam sejarah dunia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut UNESCO, Hari Puisi Sedunia adalah kesempatan untuk menghormati penyair, menghidupkan kembali tradisi lisan pembacaan puisi, mempromosikan membaca, menulis dan mengajar puisi, mendorong konvergensi antara puisi dan seni lainnya seperti teater, tari, musik dan lukisan, dan meningkatkan visibilitas puisi.

Berbeda dengan Hari Puisi Nasional

Berbeda dengan Hari Puisi Sedunia, Hari Puisi Nasional diperingati setiap tanggal 28 April. Melansir dari situs Kemdikbud, Hari Puisi Nasional dirayakan bertepatan dengan peringatan wafatnya salah satu legenda penyair terkemuka asal Indonesia, Chairil Anwar.

ADVERTISEMENT

Chairil Anwar adalah seorang penyair yang sudah menciptakan 96 karya, 70 di antaranya adalah puisi. Banyak sekali karya-karya Chairil Anwar yang sangat terkenal, yakni: Aku, Karawang-Bekasi, Diponegoro, Senja di Pelabuhan kecil, Doa dan masih banyak yang lainnya.

Tokoh Penyair Jawa Barat

1. Joko Pinurbo

Joko Pinurbo atau lebih dikenal dengan nama penanya, Jokpin merupakan salah satu penyair legendaris asal Jawa Barat. Lahir di Sukabumi, pada tanggal 11 Mei 1962, Joko Pinurbo sudah gemar mengarang puisi sejak di bangku SMA (Sekolah Menengah Atas). Keseriusannya untuk menggeluti dunia puisi ia lanjutkan dengan mengemban pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di IKIP Yogyakarta.

Beberapa karya puisi Jokpin yang terkenal di antaranya adalah Celana (1999), Pacar Kecilku (2003), Telepon Genggam (2003) dan yang terbaru Epigram 60. Ia memiliki gaya kepenulisan yang mengandung refleksi dan kontemplasi yang dapat menyentuh fenomena kehidupan.

2. Acep Zamzam Noor

Penyair lainnya yang berasal dari Jawa Barat adalah Acep Zamzam Noor. Nama lengkapnya Muhammad Zamzam Noor Ilyas dan akrab dipanggil Acep. Acep lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tanggal 28 Februari 1960. Acep merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain ITB.

Karya sastra Acep Zamzam Noor menggambarkan suasana sajak yang religius dan menggambarkan berbagai persoalan hidup. Karya Acep yang telah dipublikasikan beberapa di antaranya adalah Tamparlah Mukaku! (1982), Aku Kini Doa (1986), dan Dayeuh Matapoe (1993). Selain menulis puisi bahasa Indonesia, Acep juga menulis karya sastra bahasa Sunda.

3. Soni Farid Maulana

Kepulangan Soni Farid Maulana pada tahun 2022 lalu meninggalkan duka mendalam bagi dunia sastra. Pasalnya Soni merupakan salah satu penyair hebat di Indonesia. Soni lahir di Tasikmalaya, Jawa Barat pada tanggal 19 Februari 1962.

Awal ketertarikan Soni pada puisi adalah dari kebiasaan neneknya yang suka membacakan puisi dan menyanyikan tembang Sunda sebelum ia tidur. Jasa neneknya ini sangat berpengaruh dalam karirnya, hingga saat neneknya meninggal ia menciptakan puisi "Di Pemakaman" untuk mengenang jasa beliau.

Beberapa karyanya yang terkenal ialah Bunga kecubung (1989), Angsana (2007), Variasi Paris van Java (2004), dan Kalakay Mega (1992). Dua kumpulan puisi Soni Farid Maulana meraih penghargaan dalam Lima Besar Khatulistiwa Literary Award, yaitu Sehampar Kabut pada tahun 2005 - 2006. Selain menulis puisi, Soni juga gemar menulis cerpen.

4. Bode Riswandi

Bode Riswadi merupakan penyair kelahiran Tasikmalaya, Jawa Barat. Ketertarikannya pada dunia sastra telah ia tunjukkan sejak di bangku SMA dengan bergabung ke Sanggar Sastra Tasik (SST). Ketika kuliah di Universitas Siliwangi, ia menjadi penggerak komunitas sastra di kampusnya tersebut.

Aliran lirik puisi karya Bode Riswandi ini mengalir bak selokan. Liriknya-liriknya pendek, sederhana, dan mudah ditangkap. Beberapa karya sastranya adalah Mendaki Kantung Matamu (2010), Istri Tanpa Clurit (2012), dan yang terbaru adalah Hari Terakhir di Rumah Bordil (2020).

5. Dian Hartati

Penyair yang satu ini merupakan teman akrab dari Bode Riswandi. Dian Hartati juga memulai perjalanan sastranya sejak bangku SMA. Dian Hartati meneruskan sekolahnya ke Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) dengan mengambil jurusan sastra. Ia bergabung dengan komunitas sastra di kampusnya dan sering berdiskusi tentang sastra.

Dalam sebuah tulisan blognya Acep Zamzam Noor menyatakan bahwa gaya penulisan Dian Hartati menunjukkan pergulatan yang keras dengan kata-kata. Namun, ungkapannya ini mampu disajikan dengan kekentalan dan menguraikan persoalan yang abstrak. Karya Dian Hartati yang berkesan di antaranya adalah Tubuhku Dalam Percintaan Platonik, Masangin, Kopula, dan Akolade.

Itulah 5 penyair yang berasal dari Jawa Barat. Kelima penyair tersebut berjasa besar dalam dunia sastra di Indonesia.

(iqk/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads