12 Rekomendasi Film Bertema Guru, Cocok untuk Hari Guru Nasional

12 Rekomendasi Film Bertema Guru, Cocok untuk Hari Guru Nasional

Anindyadevi Aurellia - detikJabar
Sabtu, 25 Nov 2023 06:00 WIB
Sang Pencerah
Potongan film Sang Pencerah (Foto: dok. istimewa)
Bandung -

Selamat Hari Guru Nasional! Perjuangan seorang guru tak akan pernah habis untuk memberi ilmu pada muridnya. Guru memiliki peran penting dalam kehidupan setiap manusia. Sebagai bentuk apresiasi kepada setiap guru yang ada di seluruh Indonesia, ditetapkanlah satu hari khusus yang didedikasikan untuk guru.

12 Rekomendasi Film Bertema Guru

Nah menyambut hari guru ini, tak ada salahnya menjajal beberapa judul film yang menceritakan kisah kehebatan seorang guru. Berikut 12 rekomendasi dan sinopsis film tentang guru yang wajib ditonton.

1. Coach Carter

Ken Carter tinggal di Richmond, California. Dia menjadi pelatih tim bola basket di SMA Richmond, tim Richmond Oilers. Ia bermain untuk tim tersebut selama tiga puluh tahun. Awalnya, tim tersebut dikenal serampangan, kasar, dan tidak sopan. Carter memberikan kontrak kepada tim untuk ditandatangani dan dipatuhi, yang mengharuskan mereka duduk di barisan depan kelas dan mempertahankan nilai rata-rata C.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Carter meminta staf sekolah untuk melaporkan kemajuan nilai dan kehadiran para pemain. Sebagian besar pemain menandatangani kontrak, meskipun beberapa anggota tim keluar karena perselisihan, termasuk Timo Cruz, pemain berbakat yang juga mengedarkan narkoba untuk sepupunya, Renny.

Carter memulai program pelatihan disiplin yang ketat untuk tim. Putra Carter, Damian, bergabung dengan tim, beralih dari sekolah swasta St Francis demi bermain untuk ayahnya. Cruz menyaksikan tim memenangkan pertandingan, setelah itu meminta Carter untuk mengizinkannya bergabung kembali dengan tim.

ADVERTISEMENT

Carter setuju, tetapi hanya jika Cruz menyelesaikan sejumlah latihan yang mustahil dicapai sebelum hari Jumat itu. Cruz berkomitmen untuk melakukan hal ini dan melawan segala rintangan. Ketika dia gagal pada hari Jumat itu meskipun dia sudah berusaha sebaik mungkin, anggota tim lainnya ikut serta berlatih hingga dia bisa bergabung kembali.

Kenyon Stone, kapten tim, berjuang untuk menerima kenyataan bahwa pacarnya Kyra sedang hamil. Pasangan ini berselisih karena ketidakmampuan Kenyon untuk berkomitmen menjadi seorang ayah. Pemain lain, Junior Battle, membolos kelas, menyebabkan Carter menskorsnya dari tim. Komitmen para anggota tim diuji di sini, dan kesabaran Coach Carter pun masih harus terus diuji. Padahal, pertandingan tinggal menghitung hari.

Film ini berdasar kisah nyata pelatih bola basket Sekolah Menengah Richmond, Ken Carter, yang menjadi berita utama pada tahun 1999 karena menangguhkan tim bola basket yang cukup hebat, karena hasil akademik yang buruk.

Pemeran: Samuel L Jackson, Rob Brown, Channing Tatum, Debbi Morgan, Robert Ri'chard, dan Ashanti.
Sutradara: Thomas Carter
Genre: Biographical sports, drama
Tahun Rilis: 2005

2. School of Rock

School of RockSchool of Rock Foto: (dok. ist)

Band rock, No Vacancy, tampil di klub malam tepat tiga minggu sebelum mengikuti audisi Battle of the Bands. Sang Gitaris Dewey Finn, tiba-tiba diberitahu oleh teman sekamarnya Ned Schneebly dan pacar Ned, Patty Di Marco, bahwa dia harus membayar bagian sewa yang telah jatuh tempo atau pindah.

Pada sesi latihan, Dewey diberitahu bahwa dia telah dipecat dari No Vacancy dan digantikan oleh gitaris lain, Spider. Semua serba tiba-tiba. Saat mencoba menjual beberapa peralatannya, Dewey menjawab panggilan telepon dari Rosalie Mullins, kepala sekolah Horace Green, menanyakan Ned tentang posisi jangka pendek sebagai guru pengganti.

Putus asa akan uang, Dewey menyamar sebagai Ned dan dipekerjakan. Pada hari pertamanya di sekolah, Dewey, yang tidak tahu cara mengeja "Schneebly", mengadopsi nama "Mr. S". Perilakunya yang tidak menentu membuat siswa bingung. Setelah mengamati bakat siswa di kelas musik, Dewey menyusun rencana untuk membentuk band baru untuk mengikuti audisi Battle of the Bands.

Dia memilih Zack Mooneyham sebagai gitaris utama, Freddy Jones sebagai drummer, pemain cello Katie pada bass, pianis Lawrence pada keyboard, dan dirinya sendiri sebagai vokalis utama dan gitaris ritme. Dia menugaskan seluruh kelas untuk berbagai peran sebagai penyanyi utama dan cadangan, groupies dan roadies, dengan Summer Hathaway yang berprestasi sebagai manajer band.

Tugas ini membantu para siswa merangkul bakat mereka dan mengatasi rasa tidak percaya diri. Mereka pun sadar bahwa rock and roll dapat membantu mereka menemukan jati diri. Dewey harus meyakinkan Lawrence, yang khawatir tidak akan cukup keren untuk bandnya, Zack, yang ayahnya tidak menyetujui musik rock, dan Tomika, seorang gadis kelebihan berat badan yang terlalu minder untuk mengikuti audisi sebagai co-lead dan penyanyi cadangan meskipun memiliki kekuatan yang besar pada suara.

Pemeran: Jack Black, Joan Cusack, Mike White, dan Sarah Silverman.
Sutradara: Richard Linklater
Genre: Komedi
Tahun Rilis: 2003

3. Sang Pencerah

Film Sang PencerahFilm Sang Pencerah Foto: Dok. Ist

Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah sesat, Syirik dan Bid'ah. Namanya Ahmad Dahlan. Ia memang masih muda, namun cukup kritis dengan ilmu yang ditimbanya selama lima tahun di Kota Mekah.

Dengan sebuah kompas, Ahmad Dahlan menunjukkan arah kiblat di Masjid Besar Kauman yang selama ini diyakini ke barat ternyata bukan menghadap ke Ka'bah di Mekah, melainkan ke Afrika. Usul itu kontan membuat para kiai, termasuk penghulu Masjid Agung Kauman, Kyai Penghulu Cholil Kamaludiningrat, meradang.

Ahmad Dahlan dianggap membangkang aturan yang sudah berjalan selama berabad-abad lampau. Bahkan, bukan sekali ini saja Ahmad Dahlan membuat para kyai naik darah.

Walaupun usul perubahan arah kiblat ini ditolak, melalui suraunya, Ahmad Dahlan mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah. Meskipun saat itu ia malah dianggap mengajarkan aliran sesat, menghasut dan merusak kewibawaan Keraton dan Masjid Besar.

Langgar kidul di samping rumahnya, tempat dia solat berjamaah dan mengajar mengaji, sempat hancur diamuk massa lantaran dianggap menyebarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kafir karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperti sekolah modern Belanda, serta mengajar agama Islam di Kweekschool atau sekolah para bangsawan di Jetis, Yogyakarta.

Ahmad Dahlan dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut.

Dengan ditemani sang istri tercinta, Siti Walidah dan lima murid murid setianya yakni Sudja, Sangidu, Fahrudin, Hisyam, dan Dirjo, Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.

Pemeran: Lukman Sardi, Muhammad Ihsan Tarore, dan Zaskia Adya Mecca.
Sutradara: Hanung Bramantyo
Genre: Komedi
Tahun Rilis: 2010

4. Sokola Rimba

Cuplikan adegan di film Sokola Rimba (2013).Cuplikan adegan di film Sokola Rimba (2013). Foto: Dok. Miles Pictures

Setelah hampir tiga tahun bekerja di sebuah lembaga konservasi di wilayah Jambi, Butet Manurung telah menemukan hidup yang diinginkannya. Ia ingin mengajarkan baca tulis dan menghitung kepada anak-anak masyarakat suku anak dalam, yang dikenal sebagai Orang Rimba. Mereka tinggal di hulu sungai Makekal di hutan Bukit Duabelas.

Suatu hari, Butet terserang demam malaria di tengah hutan, lalu seorang anak tak dikenal datang menyelamatkannya. Nyungsang Bungo nama anak itu. Ia berasal dari Hilir sungai Makekal, yang jaraknya sekitar 7 jam perjalanan untuk bisa mencapai hulu sungai, tempat Butet mengajar.

Diam-diam Bungo telah lama memperhatikan Ibu guru Butet mengajar membaca. Ia membawa segulung kertas perjanjian yang telah di'cap jempol' oleh kepala adatnya, sebuah surat persetujuan orang desa mengeksploitasi tanah adat mereka. Bungo ingin belajar membaca dengan Butet agar dapat membaca surat perjanjian itu.

Pertemuan dengan Bungo menyadarkan Butet untuk memperluas wilayah kerjanya ke arah hilir sungai Makekal. Namun keinginannya itu tidak mendapatkan restu baik dari tempatnya bekerja, maupun dari kelompok rombong Bungo yang masih percaya bahwa belajar baca tulis bisa membawa malapetaka bagi mereka.

Namun melihat keteguhan hati Bungo dan kecerdasannya, membuat Butet mencari segala cara agar ia bisa tetap mengajarkan Bungo. Namun malapetaka yang ditakuti oleh Kelompok Bungo betul-betul terjadi. Butet pun terpisahkan dari masyarakat Rimba yang dicintainya.

Pemeran: Prisia Nasution, Rukman Rosadi, Nadhira Ulya, Nyungsang Bungo.
Sutradara: Riri Riza
Genre: Biografi drama
Tahun Rilis: 2013

5. Guru-Guru Gokil

Guru Guru GokilGuru Guru Gokil Foto: (dok.IG/GuruGuruGokil)

Bagaimana ceritanya, jika Gading Marten yang berambisi punya uang banyak, malah mendadak jadi guru di sebuah sekolah yang sederhana? Bercerita tentang Taat Pribadi, pria yang berambisi untuk sukses, tapi lebih sering menemui kegagalan dalam karier. Selama mengejar kesuksesan, ia selalu berorientasi memiliki uang banyak.

Hingga suatu saat, keadaan mengharuskan Taat untuk bekerja menjadi guru di sebuah sekolah. Di saat bersamaan, terjadi insiden yang menimpa para guru. Tapi, kejadian tersebut malah mengubah pandangan Taat terhadap uang, kesuksesan, dan dedikasi para guru.

Pemeran: Gading Marten, Dian Sastrowardoyo, Faradina Mufti, Boris Bokir, dan Kevin Ardilova.
Sutradara: Sammaria Simanjuntak
Genre: Drama, komedi
Tahun Rilis: 2013

6. Denias, Senandung di Atas Awan

Denias adalah anak seorang petani suku di pedalaman tengah Papua, Irian Jaya. Semangat dan keinginannya bersekolah selalu bergejolak di batin dan pikirannya. Kalimat-kalimat dari orang-orang yang ia sayangi dan hormati terus terngiang dan membakar semangatnya.

Dunia Denias adalah dunia sederhana, yakni bermain dan bersekolah selain membantu Bapak di ladang. Hidup Denias berikutnya dibayangi kesedihan beruntun karena orang-orang yang ia cintai dan hormati, satu demi satu meninggalkannya. Ibunya tersayang meninggal dalam suatu tragedi kebakaran honai keluarga mereka.

Maleo pernah bilang, ada sekolah fasilitas di balik gunung. Berhari-hari ia menempuh perjalanan ke sana, melewati hutan, sungai, dan gunung. Sesampainya di sana, ia tidak bisa masuk karena suku. Perkenalannya dengan Enos, dapat membantunya mencapai cita-citanya itu. Kegigihan dan semangat Denias mengetuk hati Bu Sam, salah seorang pengajar.

Denias tergolong seorang anak dari keluarga miskin. Meskipun demikian, ia memiliki cita-cita dan impian yang tinggi, yaitu bersekolah. Ia merupakan seorang anak yang pandai, cekatan, berbakti kepada orang tua, serta berobsesi tinggi. Bu Sam pun berusaha keras untuk bisa memasukkan Denias ke sekolah tersebut. Meski demikian, rintangan terus datang dari sana-sini, membuatnya hampir putus asa.

Pemeran: Albert Thom Joshua Fakdawer, Ryan Stevano William Manoby, Ari Sihasale, Nia Zulkarnaen, dan Marcella Zalianty.
Sutradara: John de Rantau
Genre: Biografi drama
Tahun Rilis: 2006

7. Aisyah, Biarkan Kami Bersaudara

Aisyah: Biarkan Kami BersaudaraAisyah: Biarkan Kami Bersaudara Foto: Aisyah: Biarkan Kami Bersaudara/Twitter

Aisyah baru lulus sarjana. Ia tinggal di sebuah kampung dekat perkebunan teh yang sejuk dan religius di Ciwidey, Jawa Barat bersama ibu dan adik laki-lakinya. Ayahnya sudah meninggal beberapa tahun yang lalu. Ia ingin menjadi guru.

Suatu hari, Aisyah mendapatkan telpon dari yayasan tempat ia mendaftarkan diri: ia mendapatkan tempat mengajar di lokasi yang tidak pernah ia ketahui, Dusun Derok, Kabupaten Timor Tengah Utara.

Dari awal ia sudah merasa "asing". Masyarakat salah menganggapnya sebagai Suster Maria, hanya karena sama-sama memakai kerudung. Masyarakat memang mengharapkan kedatangan Suster Maria sebagai guru di kampung tersebut. Kampung terpencil, tanpa listrik dan sinyal seluler. Musim kemarau yang panjang air susah didapat.

Lingkungan yang baru, tradisi yang serba asing dan ruang lingkup religius yang berbeda membuat Asyah gamang. Ada tokoh Pedro yang membuat persoalan keseharian Aisyah sedikit teratasi. Ia harus menghadapi kebencian salah satu muridnya, Lordis Defam. Lewat kepala dusun, Aisyah mengerti bahwa kedatangannya sebagai guru muslim dianggap musuh oleh Lordis Defan yang beragama Katolik.

Pemeran: Laudya Cynthia Bella, Lidya Kandau, Arie Kriting, dan Ge Pamungkas.
Sutradara: Herwin Novianto
Genre: Biografi drama
Tahun Rilis: 2016

8. Sister Act 2: Back in the Habit

Deloris Van Cartier, namanya terkenal di Las Vegas sejak dia menyamar sebagai biarawati untuk bersembunyi dari massa. Dia bertemu kembali dengan teman-temannya, Suster Mary Patrick, Mary Robert, dan Mary Lazarus. Para suster datang ke Las Vegas untuk meminta bantuannya.

Deloris bertemu dengan teman lama lainnya, yang menjelaskan bahwa para biarawati sekarang mengajar di Akademi St. Francis di San Francisco. Secara kebetulan, Deloris bersekolah di sekolah ini di masa kecilnya. Sekolah tersebut terancam ditutup kecuali reputasinya dapat ditingkatkan.

Para biarawati memintanya untuk mengulangi kepribadiannya sebagai Suster Mary Clarence dan menjadi guru musik baru. Mulanya, dia enggan setuju. Di sekolah tersebut, Mary Clarence bertemu dengan staf biarawan sekolah, yang dipimpin oleh Pastor Maurice yang rendah hati namun tidak kompeten, dan administrator keuskupan, Tuan Crisp, yang ingin sekolah tersebut ditutup, sehingga dia dapat menerima pensiun dini.

Dia pun akhirnya menghadiri kelas musik pertamanya. Ia langsung bertemu dengan sekelompok remaja gaduh, yang berharap menerima nilai "A" dengan mudah. Mary Clarence berselisih paham dengan salah satu pentolan di kelas, Rita Louise Watson. Rita keluar ketika Mary Clarence memberi tahu para siswa bahwa mereka harus mendapatkan nilai mereka.

Siswa lain tetap tinggal karena menghindari kegagalan pelajaran. Ketika mereka bernyanyi secara spontan, Mary Clarence terinspirasi untuk mengubah mereka menjadi paduan suara. Awalnya, para siswa kecewa dan menolak usulannya.

Mary Robert pun mendengar nyanyian berbakat Rita. Dia merekomendasikan agar Mary Clarence meyakinkan Rita untuk kembali ke kelas. Siswa, biarawati, dan biarawan bekerja sama untuk memulihkan ruang musik sekolah yang bobrok dan kelas pun mulai berlatih secara ekstensif.

Mereka membawakan "Oh, Happy Day" di hadapan seluruh sekolah, dipimpin oleh Ahmal, seorang vokalis berbakat. Sekolah tersebut sebetulnya pernah memenangkan Kejuaraan Paduan Suara Seluruh Negara beberapa kali, hingga akhirnya kini memutuskan untuk mengikutinya sekali lagi.

Pemeran: Whoopi Goldberg, Maggie Smith, Kathy Najimy, Wendy Makkena, dan Mary Wickes.
Sutradara: Bill Duke
Genre: Drama musikal, komedi
Tahun Rilis: 1993

9. The Great Debaters

Berdasarkan kisah nyata, alur ceritanya berkisar pada upaya pelatih debat Melvin B Tolson di Wiley College, sebuah perguruan tinggi kulit hitam yang secara historis punya keterkaitan dengan Gereja Episkopal Metodis (sekarang The United Methodist Church).

Tolson harus menempatkan tim debat asuhannya pada posisi yang setara dengan orang kulit putih di Amerika Selatan pada tahun 1930-an. Saat itu, berurusan dengan orang kulit putih masih menjadi ketakutan bagi orang Amerika keturunan Afrika.

Tim Wiley akhirnya berhasil sampai pada titik mereka mampu memenangkan perdebatan melawan Universitas Harvard. Film ini mengeksplorasi konstruksi sosial di Texas. Banyak penghinaan yang dialami orang Afrika-Amerika hingga hukuman mati tanpa pengadilan.

Turut digambarkan dalam cerita, sosok James Farmer yang pada usia 14 tahun menjadi anggota tim debat Wiley setelah menyelesaikan sekolah menengahnya. Ada pula karakter lain dalam tim, Samantha Booke, yang didasarkan pada kisah nyata Henrietta Bell Wells, penyair terkenal dan satu-satunya anggota perempuan dari tim Wiley tahun 1930 yang berpartisipasi dalam debat antar-ras perguruan tinggi pertama di AS.

Film ini diambil dari kisah nyata pada tahun 1935, tim debat Wiley College mengalahkan juara debat nasional University of Southern California, yang digambarkan sebagai Universitas Harvard dalam film The Great Debaters.

Pemeran: Denzel Washington, Forest Whitaker, Denzel Whitaker, Kimberly Elise, Nate Parker, Gina Ravera.
Sutradara: Denzel Washington
Genre: Drama musikal, komedi
Tahun Rilis: 2007

10. Dead Poets Society

Pada tahun 1959, Todd Anderson memulai tahun pertama sekolah menengahnya di Akademi Welton, sebuah sekolah asrama khusus laki-laki di Vermont. Dia sekamar dengan Neil Perry, dan bertemu teman-teman Neil yakni Knox Overstreet, Richard Cameron, Steven Meeks, Gerard Pitts, dan Charlie Dalton.

Pada hari pertama kelas, anak-anak dikejutkan dengan metode pengajaran yang tidak lazim dari guru bahasa Inggris baru, John Keating. Sebagai alumnus Welton, Keating mendorong murid-muridnya untuk "membuat hidup Anda luar biasa", sebuah sentimen yang ia rangkum dengan ungkapan Latin 'carpe diem' (merebut hari ini).

Pelajaran selanjutnya, Keating meminta para siswa bergiliran berdiri di mejanya untuk mendemonstrasikan cara memandang kehidupan secara berbeda, menyuruh mereka merobek pendahuluan buku puisi mereka.

Metode Keating menarik perhatian kepala sekolah yang tegas, Gale Nolan. Rupanya Nolan mengetahui bahwa Keating adalah anggota dari Dead Poets Society yang tidak berizin saat berada di Welton. Sementara itu, Neil memulai kembali klub tersebut dan dia serta teman-temannya menyelinap keluar kampus ke sebuah gua tempat mereka membaca puisi.

Seiring berjalannya tahun ajaran, pelajaran Keating dan keterlibatan mereka dengan klub mendorong mereka untuk menjalani hidup dengan cara mereka sendiri. Neil menemukan kecintaannya pada akting dan mendapat peran sebagai Puck dalam produksi lokal A Midsummer Night's Dream. Meskipun, ia tahu tbahwa ayahnya ingin dia kuliah di Harvard untuk belajar kedokteran.

Sementara itu, Keating membantu Todd keluar dari cangkangnya dan menyadari potensinya ketika dia membawanya melalui latihan ekspresi diri. Dia mampu menulis puisi secara spontan di depan kelas, membuat semua orang bertepuk tangan untuknya.

Di lain sisi, Neil menjadi terpukul setelah ayahnya mengetahui keterlibatannya dalam drama tersebut dan meminta dia berhenti pada malam pertunjukan pembukaan. Dia menemui Keating, yang menasihatinya untuk tetap teguh dan membuktikan kepada ayahnya bahwa kecintaannya pada akting adalah sesuatu yang dia anggap serius.

Ayah Neil tiba-tiba muncul di pertunjukan tersebut. Dia dengan marah membawa pulang Neil dan menariknya dari Welton dan mendaftarkan Neil di akademi militer. Neil yang putus asa akhirnya melakukan bunuh diri. Nolan pun menyelidiki kematian Neil atas permintaan orang tua Neil.

Cameron menyalahkan kematian Neil pada Keating untuk menghindari hukuman atas partisipasinya sendiri dalam Dead Poets Society, dan menyebutkan nama anggota lainnya. Cameron mendesak mereka semua untuk membiarkan Keating menanggung akibatnya. Tekanan Keating sebagai seorang guru sekaligus penanggung jawab klub puisi itu pun jadi semakin nyata. Mampukah ia menghadapinya?

Pemeran: Robin Williams
Sutradara: Peter Weir
Genre: Drama
Tahun Rilis: 1989

11. Front of the Class

Brad Cohen yang berusia dua belas tahun tinggal di Missouri bersama ibunya yang sudah bercerai, Ellen, dan adik laki-lakinya Jeff. Dia terus-menerus mendapat masalah dengan ayahnya, Norman, dan gurunya di sekolah.

Brad punya kecenderungan tics, atau gerakan yang tidak disengaja selama berulang kali. Hal ini mengganggu siswa di kelasnya, hingga suatu hari gurunya memanggilnya ke depan untuk membuatnya meminta maaf kepada kelasnya karena mengganggu seisi kelas dan berjanji tidak akan melakukannya lagi. Bertekad untuk mencari tahu apa yang salah dengan putranya, Ellen mencari bantuan medis.

Seorang psikiater percaya bahwa tics yang dialami Brad adalah akibat perceraian orang tuanya. Ellen melakukan pencariannya ke perpustakaan dan menemukan sindrom Tourette dalam sebuah buku medis. Dia menunjukkan hal ini kepada psikiater, yang setuju dengan diagnosisnya, dan mengatakan bahwa tidak ada obatnya.

Brad dan ibunya segera menghadiri kelompok pendukung. Sejak saat itu, Brad bercita-cita untuk menjadi sukses. Pada awal sekolah menengah, Brad dikirim ke kantor kepala sekolah karena dianggap mengganggu.

Kepala sekolah mengundangnya ke konser sekolah sore harinya. Di akhir konser, Brad diminta ke atas panggung untuk berbicara tentang kondisinya. Saat Brad berjalan kembali ke tempat duduknya, sekolah bertepuk tangan untuknya. Sejak saat itu, Brad bercita-cita menjadi seorang guru, sama seperti kepala sekolah.

Setelah dewasa dan lulus sekolah, Brad tinggal bersama temannya, Ron di Georgia. Brad mencari pekerjaan sebagai guru sekolah dasar. Dia ditolak setelah 24 wawancara karena sindrom Tourette-nya. Tapi akhirnya ia mendapat pekerjaan itu.

Pada hari pertamanya, Brad menjelaskan sindrom tersebut kepada murid-muridnya. Dia membantu seorang anak penderita ADHD, Thomas, dengan membaca dan membuat kesan positif pada Heather, seorang gadis penderita kanker stadium akhir.

Ayah siswa lain menariknya keluar dari kelas Brad karena dia takut Brad akan mengalihkan perhatiannya. Ketika gadis kecil itu mencoba menyelinap ke kelas Brad lagi, dia mengungkapkan rasa terima kasihnya, tetapi tidak menentang keinginan ayah gadis itu. Brad mengingatkannya bahwa ayahnya melakukan apa yang menurutnya terbaik untuknya.

Seorang pengamat di sekolah menilai pengajaran Brad dan kepala sekolah mengumumkan bahwa Brad telah terpilih untuk menerima penghargaan Guru Terbaik Tahun Ini.

Front of the Class adalah sebuah film dokudrama Amerika tahun 2008 yang disutradarai oleh dan didasarkan pada buku tahun 2005 Front of the Class: How Tourette Syndrome Made Me the Teacher I Never Had oleh Brad Cohen dan ditulis bersama oleh Lisa Wysocky, yang menceritakan tentang Kehidupan Cohen dengan sindrom Tourette dan bagaimana hal itu menginspirasinya untuk mengajar siswa lain. Buku tersebut dijadikan film TV Hallmark Hall of Fame yang dibintangi oleh pendatang baru sebagai orang tua Cohen; film tersebut ditayangkan di CBS pada tanggal 7 Desember 2008.

Pemeran: James Wolk dan Patricia Heaton
Sutradara: Peter Werner
Genre: Dokumenter drama
Tahun Rilis: 2008

12. Freedom Writers

Pada tahun 1994 di Long Beach, California, Erin Gruwell telah diterima untuk mengajar bahasa Inggris untuk siswa berisiko di Woodrow Wilson High School. Sekolah ini dulunya sangat terkenal, namun kini peminatnya menurun karena ketegangan rasial meningkat sejak kerusuhan Los Angeles dua tahun sebelumnya.

Erin berjuang untuk menjalin hubungan dengan murid-muridnya dan mengamati banyak perkelahian di antara beberapa dari mereka, karena berada dalam geng saingan. Dia selalu diabaikan anak-anak ini.

Erin memperhatikan saat istirahat makan siangnya bahwa sekolah dibagi menjadi beberapa kelompok ras. Beberapa hari setelah menjadi guru di Wilson, hampir seluruh sekolah terlibat dalam perkelahian besar-besaran. Bel alarm berbunyi dan jeritan terdengar.

Beberapa siswa menyerang dan berkelahi di halaman sekolah. Erin pulang ke rumah dengan perasaan kesal dan putus asa ketika dia menyaksikan siswa Amerika Latin lainnya membawa senjata ke sekolah.

Suatu malam, seorang murid bernama Eva masuk ke toko serba ada sementara kekasihnya, Paco, dan dua temannya lainnya tetap di dalam mobil. Teman sekelas dan saingannya Sindy, yang merupakan pengungsi Kamboja dan kedua temannya juga memasuki toko tersebut.

Pelajar Afrika-Amerika, Grant Rice, yang frustrasi karena kalah dalam permainan arcade, meminta pengembalian dana dari pemilik toko. Pemilik toko menjadi marah pada Grant dan memerintahkan dia untuk meninggalkan toko.

Saat Grant keluar, Paco (sebagai pembalasan karena kalah dalam pertarungan melawannya selama perkelahian sekolah sebelumnya) mencoba membunuhnya, tapi meleset dan secara tidak sengaja membunuh salah satu temannya, Sindy. Sementara Grant melarikan diri dari tempat kejadian dan kemudian ditangkap karena pembunuhan itu.

Sebagai saksi, Eva harus memberikan kesaksian di pengadilan. Erin pun semakin dibuat frustasi karena masalah yang menimpa murid-muridnya. Mau tak mau, ia harus membenarkan garis permusuhan karena rasisme itu.

Pemeran: Hilary Swank, Scott Glenn, Mario, Patrick Dempsey, Imelda Staunton
Sutradara: Richard LaGravenese
Genre: Drama
Tahun Rilis: 2007

Nah detikers, itulah tadi 12 rekomendasi film di hari guru. Luangkan waktumu untuk menonton bersama dengan guru-gurumu, ya!

(aau/iqk)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads