Menyelami Keheningan di Pasar 'Harta Karun' Cikapundung

Menyelami Keheningan di Pasar 'Harta Karun' Cikapundung

Elia Amaliana - detikJabar
Rabu, 20 Mar 2024 10:00 WIB
Kondisi Pasar Cikapundung Bandung
Kondisi Pasar Cikapundung Bandung (Foto: Elia Amaliana/detikJabar)
Bandung -

Bandung menjadi pilihan yang pas bagi mereka yang ingin mencari harta karun. Salah satunya Pasar Cikapundung Bandung yang banyak menyimpan harta karun, hingga selalu menjadi tujuan utama para pecinta barang bekas dan barang antik. Lalu bagaimana eksistensi Pasar Cikapundung saat ini?

Pasar ini berlokasi di Jalan ABC, Braga, Sumur Bandung, Kota Bandung. Khusus untuk barang antik terletak di lantai 3 gedung Cikapundung Electonic Center (CEC). Letak gedung sangat strategis karena berada di jantung kota Bandung, tidak jauh dari Museum Asia-afrika dan jalan Braga.

Pantauan detikJabar di lokasi pada Selasa (19/3/2024), untuk lorong lantai satu di gedung tersebut terlihat ramai orang-orang yang sedang bertransaksi barang eletroknik. Namun setelah naik ke lantai tiga suasana menjadi begitu sepi dan hening, hanya ada lagu jadul yang diputar melalui radio lama dari salah satu toko barang antik.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Akan tetapi, segala bentuk barang vintage baik dari dalam negeri maupun luar negeri dapat dengan mudah ditemukan di sana.

Mulai dari uang koin jadul, mainan jadul, piringan hitam, perabotan rumah jadul, jam dinding, radio, kamera analog, dan masih banyak lagi. Harga yang dijajakan pun bermacam-macam mulai dari harga Rp 10 ribu rupiah sampai jutaan rupiah.

ADVERTISEMENT

Meskipun begitu, terlihat hanya ada beberapa pengunjung yang sedang mencari atau sekedar melihat-lihat barang antik. Bahkan ada beberapa toko yang dibuka begitu saja tanpa ada yang menjaga toko tersebut.

Salah seorang penjual barang jadul, Herman Hermawan atau biasa dipanggil Heri Arnas mengatakan jika sebelum covid pengunjung selalu membludak sehingga angka pendapatannya bisa tinggi. Namun, setelah covid melanda empat tahun lalu kini pengunjung yang datang bisa dihitung jari.

"Kalau sebelum covid, waduh perputarannya tinggi banget. Saya pernah dalam satu hari ada yang beli sampai Rp 40 juta. Kalau sekarang rasanya sepi banget sampai ada yang tutup," ujar Herman kepada detikJabar.

Untuk mensiasatinya selain menjual barang Herman juga menyewa barang-barang miliknya. Seperti radio, telepon, dan lainnya dengan tarif yang dihitung per-hari.

"Biasanya orang-orang dari film nyewa buat dekorasi, buat tarifnya dihitung per hari misalkan sewa 3 hari total Rp 150 ribu, tapi tergantung barang yang disewa," katanya.

Kondisi Pasar Cikapundung BandungKondisi Pasar Cikapundung Bandung Foto: Elia Amaliana/detikJabar

Herman mengatakan jika mungkin saja ini bisa terjadi karena daya beli masyarakat yang menurun setelah covid. Di sisi lain, karena Herman adalah seorang penikmat hal-hal yang berbau seni, ia memilih untuk tetap berjualan di sana.

"Mungkin karena makanan jadi kebutuhan pertama orang-orang, apalagi beras baru naik kan, kalau ini mah mungkin jadi pilihan ke sepuluh. Tapi karena saya penikmat, ada yang beli syukur gak ada yang beli juga gak apa-apa, tetap aja saya mah begitu," katanya.




(dir/dir)


Hide Ads