Cerita Asep Ekspor Kerajinan Batok Kelapa Pangandaran ke Eropa

Cerita Asep Ekspor Kerajinan Batok Kelapa Pangandaran ke Eropa

Aldi Nur Fadilah - detikJabar
Selasa, 19 Mar 2024 13:00 WIB
Asep Ali Imron saat melakukan produksi kerajinan di Galeri Saung Kalapa Pangandaran
Asep Ali Imron saat melakukan produksi kerajinan di Galeri Saung Kalapa Pangandaran (Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar)
Pangandaran -

Kerajinan batok atau tempurung kelapa asal Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat, berhasil dipasarkan di Eropa. Salah satu perajin batok kelapa itu bernama Asep Ali Imron (50) warga Karangbenda, Kecamatan Parigi.

Asep berhasil meraup cuan dari batok kelapa yang dipasarkan ke Swiss, Jerman hingga Jepang pada tahun 2021-2022. Dia berhasil menyulap batok kelapa menjadi berbagai kerajinan yang bernilai Rupiah.

Pemilik dari Saung Kalapa Pangandaran itu mengungkapkan tak sengaja menekuni kerajinan dari batok kelapa. Kala itu dia mencoba menawarkan produk yang dibuatnya kepada temannya di Swiss.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Temannya itu kemudian memesan sampel berupa wadah lilin dan lampu. Gayung bersambut ternyata kerajinan batok kelapa yang dibuatnya diminati warga Eropa.

"Alhamdulillah dari iseng buat kerajinan batok kelapa ternyata banyak yang minat. Tetapi mayoritas peminatnya dari luar daerah bahkan luar negeri," kata Asep, saat ditemui detikJabar pada Minggu (17/3/2024).

ADVERTISEMENT
Asep Ali Imron saat melakukan produksi kerajinan di Galeri Saung Kalapa PangandaranAsep Ali Imron saat melakukan produksi kerajinan di Galeri Saung Kalapa Pangandaran Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar

Ali menceritakan awal mula menekuni kerajinan dari batok kelapa yang membuatnya menjadi rezeki saat ini. "Saya kan hobi melukis, berkarya seni rupa terutama mengukir. Karena dari hobi itu saya mencoba membuat karya yang bernilai. Alhamdulillah jalannya membuat kerajinan batok," kata dia.

Awal Merintis Kerajinan Batok

Perjalanan membangun bisnis kerajinan batok kelapa dimulai Asep pada tahun 2010 atau sekitar 10 tahun yang lalu. Menurut Asep, semuanya berawal dari keresahan melihat limbah batok kelapa.

"Tahun 2010 waktu itu melihat banyak kelapa tua dan batok kelapa itu dibuang begitu saja. Kemudian saya coba bersihkan dan buat kerajinan mangkuk," ucap Asep saat berbincang dengan detikJabar.

Ia mengatakan idenya dari memanfaatkan bahan baku yang ramah lingkungan dan mudah dicari. "Kalau batok kelapa ini lumayan banyak bahan baku yang tidak dimanfaatkan," kata dia.

Awal-awal Asep hanya membikin dua kerajinan yang pada waktu itu banyak diminati yaitu, bikin gelas dan mangkuk batok.

"Pertama bikin gelas dan mangkok. Awalnya gak banyak yang suka karena terkesan aneh. Tapi pelan-pelan saya tawarkan ke tetangga dan keluarga. Setelah itu banyak yang suka dan menanyakan alhamdulillah," ucap dia.

Untuk bahan baku batok Asep mengambil dari para petani kelapa yang tidak memanfaatkan batok kelapanya. "Saya cari dari petani kelapa, banyak yang suka membuang batoknya kemudian saya beli aja," kata Asep.

Kendati demikian, kata Asep, untuk kerajinan mangkuk dan gelas mengharuskan menggunakan batok kelapa utuh. "Sehingga saya harus beli kelapanya butiran," ucap dia.

Asep mengingat ketika produk yang ia buat berjalan secara perlahan, meskipun waktunya lama tetap bertahan. "Setahun pertama pesanan tidak ada setiap hari, paling mingguan adanya," kata dia.

Untuk menambah penghasilan, Asep seringkali dipanggil menjadi tukang taman atau penghias taman halaman rumah ataupun lainnya. "Kalau awal-awal masih kuli sering ada panggilan bikin taman rumah gitu," katanya.

Sementara itu, produk batok kelapa Asep baru laku dan intens untuk pesanan pada tahun 2017. "Saat itu Pangandaran kan baru saja jadi DOB, saya didata sebagai pelaku UMKM Pangandaran sering mengikuti pameran, dari situ mulai berani memajangkan dan bikin beragam kerajinan," ucapnya.

Ia mengatakan kerajinan batoknya mulai laku pada tahun 2017 mulai banyak dikenal di kalangan perajin dan pemda. "Sejak tahun itu sering ikut pameran makin banyak juga yang pesan," katanya.

Melihat peluang tersebut, Asep mulai kepikiran membuat galeri dengan nama Saung Kalapa Pangandaran tahun 2017. "Kerajinan dari batok kelapa itu prospek, dari situ mulai dikembangkan ada 40 jenis kerajinan batok yang dihasilkan," katanya.

Asep mengatakan Saung Kalapa Pangandaran saat ini memproduksi beragam kerajinan dari mulai jam dinding, piring kayu, wadah tempat kebutuhan dapur, asbak dan tempat sambal."Kalau itu produk terbaru yang variasi dengan batok," katanya.

Selain pesanan kerajinan batok, Asep juga sering menerima pesanan souvenir gantungan kunci dan talenan. "Tahun ini dapat pesanan 10 ribu souvenir batok kelapa dari salah satu partai politik di Pangandaran," katanya.

Di tahun yang sama, Asep mendapatkan penghargaan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun sebagai produk kerajinan terbaik Pekan kerajinan Jabar tahun 2017. "Alhamdulillah dapat penghargaan juga tahun 2017 produk kerajinan terbaik se Jabar," ucapnya.

Permintaan Ekspor ke Eropa Tahun 2022

Asep mengatakan pertama kali ekspor ke Eropa berlangsung pada tahun 2022 saat salah satu temanya menawarkan untuk dijual ke Swiss.

"Waktu itu punya teman di Swiss, menawarkan untuk jualan di sana. Kemudian saya coba kirim sampel, ternyata banyak yang suka," ucap dia.

Menurutnya, produk yang paling laku dikirim ke Swiss saat itu cup lilin atau wadah lilin, tahun 2021 intens setiap bulan rutin. "Sekali kirim 300 pcs berjala sampai tahun 2022. Tahun 2023 belum ada permintaan lagi. Kabarnya imbas perang Ukraina dengan Rusia," katanya.

Asep Ali Imron saat melakukan produksi kerajinan di Galeri Saung Kalapa PangandaranAsep Ali Imron saat melakukan produksi kerajinan di Galeri Saung Kalapa Pangandaran Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar

Selain ke Swiss, secara intens di tahun yang sama Asep kirim ke Jepang dan Jerman. "Tapi lagi-lagi hanya bertahan selama 1 tahun," ucapnya.

"Berhenti ekspor itu saat tahun 2022 masa perangnya Ukraina dengan Rusia. Pembelinya darisana mengabarkan kondisi ekonomi sedang tidak stabil dan akhirnya berhenti kirim lagi kesana. Katanya mister itu menyampaikan," ungkapnya.

Omzet Penjualan Batok Kelapa

Setahun saat penjualan masih ekspor ke Eropa, Asep mengaku mendapatkan keuntungan Rp 50 juta setiap bulannya. Namun, hal tersebut tidak lagi dirasakan saat ini.

"Saat ramai omzet sebulan dapat Rp 50 juta dulu saat ramai ekspor. Namun sekarang ketika tidak ekspor lagi dapat Rp 5 juta per bulan saja sudah untung," katanya.

Ia mengaku saat ini dengan pendapat segitu cukup bersyukur apalagi tetap masih ada yang pesan. "Masih alhamdulillah kalau masih ada yang beli ke galeri," ucap dia.

Menurut Asep, karena modal kerajinan batok kelapa ini modal dengkul, tentu baginya omzet saat ini yang sedikit menurut tidak apa-apa. "Gak apa-apa lah tetap ikhtiar aja," katanya.

Cara Membuat Kerajinan Batok Kelapa

Untuk membuat kerajinan batok kelapa yang bagus harus menggunakan kelapa yang berukuran besar.

"Proses pembuatan kerajinan kelapa membutuhkan waktu dua hari. Hari pertama

kelapa dipotong isi kelapanya diambil kemudian proses penjemuran selama seharian," katanya.

Untuk hari kedua proses pengampelasan dengan tiga tahap, menghilangkan bulu, bagian tekstur kasar dan ampelas penghalusan tekstur kelapa.

"Terakhir memakai natural oil supaya tekstur mengkilap dan alami," ucapnya.

Kemudian ada proses pengukiran. Dalam satu kali bikin sehari bisa menghasilkan 3 sampai 10 kerajinan. "Jumlahnya bisa lebih banyak jika motif yang dipesan tidak terlalu rumit," katanya.

Ia mengatakan sekali pengiriman ke Eropa hanya sebanyak 200 sampai 500 pcs. "Jumlah itu tergantung pesanan, meskipun sedikit pesanan selalu ada tiap hari," ucapnya.

Untuk penjualan kerajinan batok kelapa melalui marketplace. Selain keluar negeri, peminat kerajinan batok kelapa diminati luar Jawa, seperti Sumatera, Medan, Kalimantan, Bangka Belitung, dan daerah luar Jawa lainnya.

Asep Ali Imron saat melakukan produksi kerajinan di Galeri Saung Kalapa PangandaranAsep Ali Imron saat melakukan produksi kerajinan di Galeri Saung Kalapa Pangandaran Foto: Aldi Nur Fadilah/detikJabar

Kerajinan batok kelapa lainnya yang dijual di antaranya cangkir, sumpit, asbak dan sendok. Untuk harga sendok Rp 10 ribu, sumpit Rp 100 ribu, teko Rp 100 ribu, cangkir Rp 20 ribu, mangkok Rp 20 ribu dan hiasan lampu Rp 100 ribu.

Manfaatkan QRIS BRI untuk Transaksi di Galeri Saung Kalapa Pangandaran

Asep mengatakan untuk menghindari uang kembalian dan mempermudah transaksi di galeri. Saat ini, Asep memanfaatkan Electronic Data Capture (EDC) Merchant BRI melalui QRIS.

"Kalau festival dan pameran pasti bawa QRIS karena tidak ribet dan tidak perlu kembalian," ucapnya.

Ia mengatakan di galeri saung kalapa pun pasti menggunakan pakai QRIS BRI tidak usah cash hanya pakai uang digital aja. "Alhamdulillah banyak customer yang justru saat ini pakai QRIS," ucapnya.

Menerima Kemudahan Bertransaksi

Salah satu pelanggan batok kelapa, Deni Nurdiansyah (32) mengatakan setiap kali datang ke galeri saung kalapa pasti memanfaatkan QRIS untuk pembayaran.
"Pasti kalau pesannya via WA pasti melalui transfer. Kalau ke galeri pakai QRIS BRI," katanya.

QRIS BRI Mempermudah Transaksi bagi UMKM di Jabar

Regional CEO BRI Bandung Sadmiadi mengatakan tujuan Qris adalah mempermudah sistem pembayaran digital. Selain itu, pihak BRI sangat mendukung dari adanya QRIS karena proses transaksi lebih cepat, mudah dan aman.

"BRI menyambut baik dengan adanya qris sebagai salah satu opsi alat pembayaran, QRIS juga membantu merchant BRI menyediakan pilihan pembayaran yang mudah karena merchant cukup menyediakan satu kode QR yang bisa digunakan untuk berbagai sumber dana baik melalui mobile banking maupun uang elektronik (e-wallet)," kata Sadmiadi saat dihubungi detikJabar.

Menurutnya, nilai perputaran transaksi melalui QRIS BRI naik sekitar 7 juta transaksi dari 1.9 juta di tahun 2022. "Tahun 2023 ini menjadi 8.9 juta transaksi yang dilakukan melalui QRIS," ucapnya.

Manfaat menggunakan Qris BRI

a. Mudah dalam mendapatkannya, yaitu bisa daftar mandiri melalui Aplikasi BRIMo, input pada website jadi merchant BRI atau datang ke unit kerja BRI terdekat

b. Cepat dalam melakukan transaksi pembayaran, yaitu tinggal scan Barcode QRIS BRI, baik QRIS statis yang di print/ tempel, maupun QRIS dari EDC BRI menggunakan Handphone pelanggan

c. Aman karena merchant dapat terhindar dari uang palsu dan mudah dalam melakukan monitoring transaksi karena setiap QRIS BRI dilengkapi dengan aplikasi BRI Merchant

Sadmiadi mengatakan QRIS sudah pasti telah memberikan kemudahan transaksi. "Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya transaksi melalui QRIS yang dilakukan masyarakat," katanya.

(yum/yum)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads