Ilmu Fiqih Itu Disebar dari Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Sumedang

Ilmu Fiqih Itu Disebar dari Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Sumedang

Nur Azis - detikJabar
Jumat, 15 Mar 2024 09:30 WIB
Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Kabupaten Sumedang.
Para santri ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Kabupaten Sumedang. (Foto: Nur Azis/detikJabar)
Sumedang -

Pondok pesantren (ponpes) merupakan lembaga pendidikan yang berkontribusi dalam mengajarkan serta menyebarkan ajaran Islam. Keberadaannya menjadi penjaga dan pelestari akan risalah Nabi Muhammad SAW.

Seperti Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Kabupaten Sumedang. Pesantren yang berlokasi di Jalan Bunter, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung ini diapresiasi sebagai salah satu pesantren yang terkenal di Jawa Barat lantaran konsen dalam memperdalam ilmu fiqih.

Ilmu fiqih menjadi salah satu pelajaran wajib yang diperdalam oleh para santri di ponpes ini. Para santri secara berjenjang mempelajari beragam kitab-kitabnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengasuh sekaligus keluarga dari Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Agus Saripudin memaparkan, Ponpes Miftahunnaja adalah Ponpes Salafiyah yang di dalamnya mempelajari Al-Qur'an dan Hadits serta kitab-kitab warisan dari para ulama.

"Para santri di sini dalam belajar ilmu agama disesuaikan dengan kemampuannya, bagi yang masih belajar membaca Al-Qur'an maka kami fokuskan dalam membaca Al-Qur'an, kalau sudah bisa maka kita tingkatkan untuk belajar kitab kuning," ungkap Agus saat berbincang dengan detikJabar belum lama ini.

ADVERTISEMENT
Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Kabupaten Sumedang.Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Kabupaten Sumedang. (Foto: Nur Azis/detikJabar)

Para santri di pesantren ini secara berjenjang mempelajari berbagai kitab fiqih. Dimulai dari para santri yang belum bisa membaca Al-Qur'an serta membaca dan menulis bahasa Arab. Di tingkatan ini, para santri disediakan sebuah modul khusus.

"Jadi bagi mereka yang belum bisa membaca Al-Qur'an, kami siapkan modul khusus yang telah kami rangkum sebagai bimbingan praktis untuk beribadah," terangnya.

Kemudian masuk ke jenjang Ibtidaiyah. Di tingkatan ini para santri mulai mempelajari kitab fiqih bernama Safinatun Najah atau kitab yang menyajikan sebuah fondasi ilmu fikih dengan merujuk kepada mazhab Syafi'i.

Kemudian masuk ke jenjang Tsanawiyah. Di sini para santri mulai mempelajari ilmu fiqih dari kitabnya yang bernama Fathul Qorib. Setelah itu kemudian masuk ke jenjang Aliyah, di sini para santri akan mempelajari ilmu fiqih dari kitabnya yang bernama Fathul Mu'in.

Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Kabupaten Sumedang.Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Kabupaten Sumedang. (Foto: Nur Azis/detikJabar)

"Dan setelah Fathul Mu'in, ada kitab Fathul Wahab, jadi itu secara klasifikasi atau bertahap yang dipelajari di Ponpes ini, selain ada juga pelajaran lain seperti Bahtsul Masail atau pembahasan atau pertanyaan tentang kehidupan sehari-hari yang tentu konteksnya berbeda-beda," ucap Agus.

Selain bidang ilmu fiqih, di pesantren ini juga dipelajari ilmu-ilmu lainnya dalam kitab kuning seperti ilmu alat untuk memahami kaidah tata bahasa arab. Seperti nahwu, shorof, balaghoh bayan, ma'ani, bade, mantik atau filsafatnya dan ilmu lainnya.

"Jadi penganugerahan di bidang fiqih bagi pesantren ini itu, satu dari banyak sekali yang dipelajari di pondok pesantren ini, ya mungkin rizkinya kebagian di bidang fiqih," ungkap Agus.

Ponpes yang berdiri pada tahun 1997 ini, kini telah memiliki 150 santri dan 160 santriwati. Para santri dan santriwati tersebut rata-rata berusia setingkat SMP, SMA dan Kuliah.

Selain belajar ilmu agama, Ponpes ini pun menghadirkan sekolah formal setingkat SMP dan SMA yang menginduk kepada Dinas Pendidikan baik Pemkab maupun Pemprov.

"Jadi untuk ilmu umumnya kita menginduk ke Dinas Pendidikan sementara untuk ilmu agamanya dari pondok pesantren ini, jadi lebih komprehensif," terangnya.

"Kadang suka ada orang tua yang hanya ingin mondokin anaknya saja, nah untuk ini kami ada program kesetaraan melalui program pendidikan paket B atau paket C, karena kita tidak ingin para santri di sini sama sekali tidak mengenyam pendidikan formal," papar Agus.

Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Kabupaten Sumedang.Santri Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 Kabupaten Sumedang. (Foto: Nur Azis/detikJabar)

Agus berharap dengan keberadaan Ponpes Miftahunnaja Al Musri 1 dapat turut berkontribusi dalam mencedaskan bangsa serta dapat mempertahankan khazanah keislaman khususnya di Kabupaten Sumedang.

"Semoga dapat mempertahankan basic Islam yang sangat fundamental, gerbangnya itu pasti di pondok pesantren, terutama di tengah gempuran pengaruh globalisasi terhadap masyarakat," ungkapnya.

(orb/orb)


Hide Ads