Gemuruh Ombak-Bau Garam Menyengat Saat Banjir Rob Terjang Pesisir Citepus

Gemuruh Ombak-Bau Garam Menyengat Saat Banjir Rob Terjang Pesisir Citepus

Syahdan Alamsyah - detikJabar
Rabu, 13 Mar 2024 15:09 WIB
Gelombang tinggi hancurkan bangunan di pesisir Pantai Citepus Sukabumi.
Gelombang tinggi hancurkan bangunan di pesisir Pantai Citepus Sukabumi (Foto: Syahdan Alamsyah/detikJabar).
Sukabumi -

Awal Ramadan bencana datang menerjang warga di pesisir Pantai Citepus, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu. Rumah sekaligus warung ambruk dan hancur terbawa ombak. Bahkan hingga Rabu (13/3/2024) sekitar pukul 10.48 WIB, masih terdengar bunyi bangunan runtuh akibat diterjang ombak rob yang datang.

Edie (44), salah seorang warga, terlihat buru-buru melepas jaringan listrik yang menyambung ke salah satu penginapan miliknya yang mengarah ke pantai. Baru saja, bangunan permanen itu hancur diterpa ombak tinggi.

"Baru penglaris kemarin sebelum puasa, ini baru selesai dibangun sekarang hancur. Tinggal bangunan warung yang tersisa juga terancam hancur masih tertahan karena tiang pondasi panjang," kata Edie kepada detikJabar, Rabu (13/3/2024).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Musibah di awal Ramadan membuat Edie hanya bisa mengusap dada. Ia kini tinggal berpikir untuk mengevakuasi barang-barang berharga miliknya sambil melihat situasi ombak di pesisir.

Ia bercerita, awalnya antara bangunan dengan bibir pantai berjauhan. Namun saat bencana datang, sebagian besar bangunan terutama yang berdekatan dengan pantai berubah jadi tempat pecahnya ombak.

ADVERTISEMENT

"Tinggal berbenah dan siap-siap mengungsi, melihat situasi ombak di sini dulu, bisa dibilang ini paling ekstrim ya dari tahun-tahun sebelumnya," tutur pria yang sudah tinggal lebih dari 25 tahun di tempat tersebut.

Hantaman ombak memang menimbulkan getaran, beberapa lantai bangunan terlihat terbelah karena pasir di bagian bawahnya terseret ombak.
Pantauan detikJabar, beberapa warga yang terlihat pasrah, barang-barang elektronik seperti lemari pendingin dan televisi dibiarkan berada di dalam. Warga khawatir ketika masuk untuk evakuasi, bangunan mereka runtuh.

"Kejadiannya dari malam pertama pada Senin (11/3/2024) sekitar pukul 20.30 WIB, air pertama datang hanya mengikis pasirnya saja. Tadinya bangunan yang rata dengan pantai lalu datang ombak dari jam 20.00 WIB sampai jam 00.00 WIB tidak ada kerusakan," ujar Asep Saepulloh, pengelola warung wisata.

Saat peristiwa di malam pertama itu, hampir satu meter setengah pasir habis terseret ombak. Nah paginya di hari Selasa 05.00 WIB ombak kembali membesar dan menghantam bangunan.

"Cuma pasirnya hampir satu meter setengah habis, pas pagi jam 05.00 WIB datang ombak langsung menabrak ke bangunan, tanggul-tanggul yang ada di situ mulai kelihatan hancurnya," tutur Asep.

"Diawali suara gemuruh, lalu bau garam menyengat dari arah laut karena memang pergolakan ombak di tengah ya cukup tinggi. Nah memang awalnya karena masyarakat sudah paham, ada gedag (gelombang besar) laut, karena ada badai," sambungnya.

Asep juga menceritakan ketinggian ombak yang datang menerjang, saat itu ia juga sibuk mengevakuasi sejumlah warga yang awalnya bertahan di dalam rumah dan warung mereka.

"Ketinggian ombak lebih dari 5 meter, saya lagi evakuasi warga. Bantu-bantu warga yang seperti ini kan janda anaknya jauh, lansia dan anak-anak. Memang masyarakat sini, sudah terbiasa saling peduli. Saya sendiri sudah 29 tahun tinggal di ini," pungkasnya.

(sya/mso)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads